Pemberian.
Kau membuka kunci pintu penthouse milik Gojo Satoru dan memasuki kediamannya yang super mewah dan canggih itu. Sepi. Itu yang kau pikirkan, tidak ada tanda-tanda keberadaan Gojo disini.
Kau menghela napas, kau duduk disalah satu sofa ruang tamu. Menyandarkan punggung mu di sana. Setelah dirasa punggung mu sudah menjadi rileks, kau membawa barang belanjaan mu ke dapur. Kau mengeluarkannya satu-persatu, memilah sembari berpikir kau akan membuat makanan apa malam ini.
Kau menyisihkan satu pack bacon dan sayur-sayuran, sisanya kau masukkan kedalam lemari pendingin. Kau mengerti betul jika Gojo terlalu malas untuk melakukan itu.
Kau memakai celemek hitam milik Gojo dan mulai memasak makan malam. Sebelum itu, kau mengikat rambut panjang mu dengan asal. Biarkan saja jika Gojo pulang lebih malam, itu pikirmu. Kau mengerti jika situasi pekerjaannya sangat menyita waktu, walaupun kau juga sering melihatnya berkeliaran diarea sekolah.
Saat kau sudah selesai memotong sayur-sayuran dan merebusnya, suara pintu terbuka membuat antensi mu teralihkan. Kau merasakan energi terkutuk yang besar, kau tahu siapa pemiliknya. Sosok pria itu berjalan menuju arah dapur. Dia berdiri di belakang mu dan terdiam.
"Sesuatu terjadi?" Tanyamu tanpa membalikkan tubuh. Kau masih fokus memanggang irisan daging bacon mu diatas teflon. Pria itu mendekati mu, berdiri disamping mu sambil mengambil sebilah pisau, lalu ikut memotong sayuran yang masih belum terpotong oleh mu.
"Ya, aku bertemu dengan kutukan tingkat tinggi yang tidak terdaftar saat diperjalanan tadi."
Kau mengambil ahli pisau itu dari tangan Gojo, kau menyuruhnya untuk tetap diam dan tidak melakukan apapun. "Lalu, kau bertarung dengannya?" Gojo mengangguk mengiyakan pertanyaan mu. Dia menghela napas dan menyenderkan punggungnya pada meja makan.
"Aku hampir menghabisinya, tapi kawannya yang lain datang lalu membawanya pergi."
Kau mengerutkan kening mu heran, "Lalu bagaimana dengan roh terkutuk itu? Apa ada sesuatu yang menarik?"
"Hm, ada. Dia membuatku sedikit terkejut karena bisa berkomunikasi dengan jelas. Serangan itu pasti disengaja." Gojo melipat kedua tangannya di dada. Kau mulai menata hidangan di meja dan melepas celemek mu.
"Kita lanjutkan pembicaraan ini nanti, sekarang pergilah mandi." Gojo tidak mendengarkan perintah mu, ia malah mendekati mu yang sedang mencuci tangan. Pria itu memeluk mu dari belakang dan menghirup aroma lavender mu.
"Satoru, kau tidak mendengarkan ku?" Gojo hanya bergumam tidak jelas, ia semakin mengeratkan pelukannya padamu. Dirimu menghela napas dan berbalik.
"Makanannya bisa dingin nanti. Baiklah, aku akan menginap jadi cepat mandi." Gojo tersenyum puas dan pergi dari sana. Kau hanya menggelengkan kepala mu, merasa sedikit geli dengan tingkah unik Gojo Satoru.
Kau menunggu Gojo dengan sabar di ruang makan sembari memainkan ponselmu. Lalu kau melihat Gojo berjalan dari kamarnya dengan memakai pakaian yang santai. Kaos berlengan panjang dan training olahraga kesukaannya.
"Maafkan aku yang hanya bisa memasak hidangan seperti ini, aku menjadi bingung setelah berbelanja tadi." Gojo menarik tempat duduk disamping mu dan mendudukinya.
Gojo tersenyum simpul, dia menggeleng sembari berkata, "Tidak masalah, selama masih kau yang memasak, aku tidak menjadi orang yang pemilih."
Kau tersenyum senang setelah mendengar perkataan Gojo, kau dan dengannya memulai memakan hidangan makan malam sembari sedikit bergurau. Gojo menceritakan perkembangan Itadori kepadamu dengan sangat antusias, kau pun juga ikut senang mendengarnya. Kalian tertawa bersama dan saling mengambil kesempatan untuk melakukan kontak fisik. Entah itu Gojo yang menyentuh pipimu ataupun kau yang menyentuh pundak lebarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Eyes [Gojo x Reader] ✓
FanficFINISHED [Full Name] adalah penyihir wanita terkuat dari klan Zenin yang memutuskan untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Suatu hari, ia mengikuti rapat petinggi penyihir Jujutsu dan bertemu dengan pemilik sepasang mata biru langit yang membuat ia m...