Pagi ini terasa biasa saja, sama seperti pagi-pagi sebelumnya. Sepi, sunyi, dan dingin yang dirasakan dalam rumah ini. Seorang perempuan berparas cantik terbangun dari tidurnya.
"Hwooommm....."
Perempuan itu duduk dan menguap sembari meregangkan kedua tangannya ke atas. Setelah beberapa menit semua nyawa dari perempuan itu sudah terkumpul sepenuhnya. Beranjaklah dia dari tempat tidur besar dengan sprai berwarna putih susu dengan motif bulatan hitam berbagai ukuran. Perempuan itu mengambil bantal dan guling, kemudian ditata rapi di atas tempat tidur. Tidak lupa selimut yang senada dengan sprai ditatanya dengan rapi.
Setelah menurutnya rapi, barulah dia berjalan menuju meja rias miliknya. Dia duduk sembari menatap muka bantalnya di depan cermin. Mahluk sempurna ciptaan tuhan ini memantulkan wajahnya yang amat sangat cantik pada cermin. Andai cermin bisa berkata, pasti dia akan akan melontarkan banyak kata pujian kepada perempuan itu.
Yessica Tamara nama perempuan yang sedang duduk di depan cermin dengan muka bantalnya. Dirinya biasa dipanggil Chika oleh seluruh orang dirumahnya dan teman dekatnya. Di rumah yang sangat luas dan megah itu dirinya hanya tinggal dengan papanya saja. Oh tentunya dengan mbok Siti, art nya yang sudah kerja sebelum dirinya lahir dan juga pak Ujang, supir pribadinya.
"Mukaku bengkak banget," rengek Chika di depan cermin sambil memegang kedua pipinya dengan tangannya.
Setelah memperhatikan mukanya dan menepuk-nepuk pelan mukannya, Chika melihat jam dinding hang berapada di sebelah kanan atas meja riasnya.
"Aduhh udah jam segini, bisa telat masuk kelas aku ntar," ucap Chika dan langsung bangkit dari duduknya yang kemudian berjalan menuju kamar mandi dan segera mandi.
Waktu menunjukkan pukul 06.08
"Untung gua bangunnya pagi," ucap Chika sambil membenahi alat make up nya yang telah dia gunakan.
Chika berjalan keluar kamar dan terus berjalan menuju dapur untuk menemui mbok Siti.
"Mbok papa kemana?" tanya Chika kepada mbok Siti.
"Itu non ada di kamarnya," ucap mbok Siti sambil menunjuk kamar papa Chika.
"Oh," jawab Chika tidak begitu peduli dan mulai memakan sarapan yang telah dibuat oleh Mbok Siti.Chika memang sudah tidak begitu peduli dengan papanya. Bukan karena dia memiliki hubungan buruk dengan papanya, tetapi semenjak mama meninggal dunia 5 tahun yang lalu rumah Chika terasa begitu sepi dan tidak bernyawa. Papa Chika hanya fokus kepada kerjaannya saja dan tidak begitu memperhatikannya. Sebenarnya papa Chika sangat memperhatikannya, tetapi memang karena pekerjaanya yang tidak bisa ditinggal, terlebih lagi sekarang ini perusahaan papa Chika sedang naik-naiknya yang membuat papa Chika sibuk kepada pekerjaanya dan kurang memperhatikan Chika.
Chika benar-benar merasa kesepian, tidak ada yang dia aja bicara di dalam rumah ini. Hal ini pun juga dirasakannya diluar rumah. Teman dekat Chika semasa SMA berkuliah diluar kota sehingga terpisah dengan dirinya. Dari situ Chika tidak berani membuka kepada siapa-siapa lagi karena dia takut ditinggal lagi oleh orang terdekatnya.
"Chika sayang," ucap seseorang dengan suara berat dari belakang Chika.
Chika menoleh dan melihat sosok papanya yang sesang berjalan mendekati dirinya.
"Iya pa?" jawab Chika singjat sambil menatap papanya.
"Papa boleh bicara sesuatu sama Chika sebelum Chika berangkat kuliah?" tanya papa Chika kepada anak semata wayangnya itu.
"Boleh pa," jawab Chika sambil memakan sarapannya lagi.Papa Chika duduk di kursi makan tepat di sebelah kiri Chika.
"Sayang, kalo misal Chika punya adek sama bunda gimana?" tanya papa Chika kepada anak kesayangannya itu.
"Uhukkkk.. uhukkkkk.." Chika tersedak makannya mendengar perkataan papanya itu.
"Sayang kamu gapapa? Ini minum dulu," ucap papa Chika sambil memberikan air putih kepada Chika dan mengelus pelan punggung anaknya.Chika meminum air putih yang diberikan papanya.
"Maksud papa tadi gimana?" tanya Chika langsung to the point.
"Papa sudah menjalin hubungan sama orang ini selama satu tahun lebih dan papa berencana untuk menikahi perempuan ini Chika, tapi papa gak akan menikahi dia kalo Chika anak papa yang paling papa sayang ini ngga ngebolehin papa nikah lagi," jelas papa Chika kepada Chika sambil mengelus pucuk rambut indah milik Chika.Chika syok dan hanya terdiam setelah mendengar penjelasan papanya. Dia berpikir sebentar untuk memberikan jawaban kepada papanya.
"Chika sayang mama, tapi Chika juga sayang papa meskipun papa jarang ada waktu buat Chika semenjak mama pergi ninggalin Chika dan papa. Tapi waktu akan terus berjalan, papa berhak dapetin kebahagiaan papa lagi. Apa aku harus menerima calon istri papa dan anak tirinya itu? Pasti papa akan bahagia dengan calon istrinya itu, tapi aku? Apa aku bisa dekat dengan calon adik tiriku? Di usiaku yang 19 tahun ini? Tetapi papa berhak bahagia, mungkin aku juga akan bahagia saat ada anggota baru dikeluarga kami," batin chika.
Selesai berpikir Chika menoleh ke arah papanya dan mulai berbicara.
"Pa, kalo papa janji bakal bahagia dan ngga bakal nyakitin Chika, tante itu dan anaknya, Chika setuju kok pa papa nikah lagi," ucap Chika lembut kepada papanya.
Senyum terukir di wajah papa Chika dan papa Chika memeluk Chika dengan erat.
"Makasih yaa sayang, papa janji bakal bahagiain kalian semua," ucap papa Chika.
"Yaudah pa, Chika berangkat kuliah dulu ya," ucap Chika pamit kepada papanya.*****
Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30 WIB dan Chika baru saja merebahkan tubunya ke tempat tidur. Chika mengambil hp yang ada di saku celananya dan melihat kembali chat dari papanya tadi siang.
Papa
Chika malam ini ada waktu?Chika
ada pa
Papa
Kalo gitu nanti malem jam 8 ikut papa ya? Mau papa kenalin calon bunda sama adek Chika.Chika
iya"Huffttt..." desis Chika sambil memajukan bibirnya kedepan.
"Capek banget hari ini, tapi harus siap-siap lagi buat ketemu orang," ucap Chika malas.Chika menidurkan tubunya sejenak dan tak lupa memasang alarm agar nanti dirinya tidak telat dengan pertemuan yang sudah diatur oleh papanya. Alarm dari hp Chika sudah berbunyi dan Chika yang mendengar pun langsung bangun dan mematikan alarmnya. Chika bangun dan mulai membersihkan diri, serta mempersiapkan diri untuk bertemu calon anggota baru di keluarganya nanti.
Bersambung...
Hai guys,
Ini cerita dari aku tentang chikara, aku lagi bucin bange sama Chika makanya aku buat cerita ini, terus liat interaksi Chika sama ara yang gemesin pake banget ngebuat aku jadi pengen buat cerita ini.Udah segitu aja yaaa
Salam salam dari aku 2ken, seseorang yang bucin banget sama Chika ❤️
![](https://img.wattpad.com/cover/269627369-288-k928923.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Always With You [END]
Teen FictionDapatkah Chika berhubungan baik dengan Ara adik tirinya? Atau malah sebaliknya? Ataukah malah memiliki sebuah rasa?