Hari-hari telah dilalui Chika dan Ara dengan menyembunyikan status mereka sebagai seorang kekasih, kecuali kepada 2 orang Eli dan Vivi. Iya, Ara hanya sekali dua kali menjemput Chika di kampus, karena Chika merasa kalau Ara terus menjemputnya pasti akan tersebar rumor tentang dirinya. Hari itu saja kebetulan Ara bertemu Vivi sehingga Ara merasa bahwa dirinya harus mengatakan statusnya yang sebenarnya. Ah sudahlah lupakan saja, Ara juga sudah setuju untuk melupakan hal ini.
Sudah hampir satu bulan mereka menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Serta sudah satu minggu juga Chika libur kuliah karena memang kuliah semester ini sudah selesai.
Ara baru bangun dari ranjangnya dan memposisikan badannya ke samping untuk melihat tuan putrinya yang sedang tertidur di sebelahnya. Iya memang sekarang mereka tidak perlu berdempetan ketika tidur, ya karena mereka memutuskan untuk menggabungkan ranjang mereka. Ara tersenyum melihat tuan putrinya sedang tidur pulas. Akhirnya tangan Ara sudah tidak tahan untuk mengelus lembut pipi tuan putrinya itu.
Chika yang merasakan sentuhan Ara mulai mengedipkan matanya dan terbangun. Benar saja sosok orang yang sangat dia cintai berada disebelahnya dengan menampakkan senyum menenangkan khasnya. Chika yang memang belum ingin bangun langsung menggeliat dan mendekatkan diri kepada Ara untuk memeluknya dan kembali tidur.
"Eh eh apa nih peluk-peluk," ucap Ara sambil terkekeh pelan.
"Iihh, diem deh Raa," ucap Chika sambil mengeratkan pelukannya.
"Kenapa nih kok manja banget tuan putri aku?" tanya sambil mengelus rambut hitam Chika.
"Papa chat aku kemarin kalo lusa dia bakal balik,"
"HAA? MASA?" ucap Ara terkejut dengan ucapan Chika dan hal itu membuat Chika terlonjak kaget.
"Ih kaget Araa, iyaa masa kamu ngga dikabarin papa?"
"Kemaren kan aku tidur duluan Chik, ya jadi gabuka hp lah,"
"Oh iya juga yaa, aku mau kasih tau kamu kemaren tapi udah tidur makanya aku ikut tidur, lupaa Raa maaf yaa,"
"Udah tua sih makanya pikun,"
"Pliss yee kita cuma beda setaun inget,"
"Tapi kan tuaan kamu,"
"Iyaain aja lah,"Ara tertawa mendengar ucapan tuan putrinya yang masih mendekap dirinya dengan erat.
"Udah mau gini aja seharian?" tanya Ara kepada Chika yang masih saja memeluknya.
"Huum," jawab Chika singkat dengan disertai anggukan.
"Yaudah kalo gitu," ucap Ara dengan membalas pelukan Chika.Akhirnya sepasang kekasih itu kembali melanjutkan tidurnya dalam dekapan masing-masing.
*****
Ara yang sudah segar karena sudah mandi menghampiri kekasihnya yang masih saja tidur di atas ranjang.
"Chik bangun katanya mau mandi," ucap Ara sambil menggoyangkan badan Chika dengan sangat kuat.
Chika yang terkejut langsung bangun dan memasang muka bingungnya. Memang sebenarnya Chika tidak pernah berkata seperti itu tapi ini memang ulah jail Ara kepada Chika.
"Ha?"
Ara yang melihat Chika seperti itu langsung tertawa dengan kerasnya bahkan sampai terjatuh ke lantai.
"M-maaf Chik hahahha, habisnya kamu tidur mulu," ucap Ara yang masih mencoba menenangkan dirinya.
"Dih apaan sih Raa," jawab Chika kesal dan langsung berdiri lalu menuju ke kamar mandi untuk mandi.Selang beberapa menit Chika sudsh keluar dari kamar mandi dengan wajah kesalnya. Chika memang masih kesal dengan kelakuan Ara.
"Chika sayang, masih marah?"
"Y,"
"Lah kok marah ih, maafin aku yaa," ucap Ara dengan nada memelas.
"Iya," ucap Chika sambil duduk di tempat make up nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Always With You [END]
Ficção AdolescenteDapatkah Chika berhubungan baik dengan Ara adik tirinya? Atau malah sebaliknya? Ataukah malah memiliki sebuah rasa?