Epilog

633 157 7
                                    

"Dunia digemparkan dengan ditemukannya dua puluh murid kelas 12 Akselerasi SMA X yang menghilang enam bulan lalu di Samudra Atlantik...."

*

"Para korban ditemukan di pinggir pantai San Juan, Puerto Rico, oleh para nelayan yang pulang bekerja ...."

*

"Diketahui tujuh belas murid ditemukan dalam kondisi terluka ringan, satu kritis, dan dua orang dinyatakan telah meninggal ...."

*

"Dua orang tidak dikenal yang ditemukan bersamaan diduga adalah orang yang menyelamatkan anak-anak kelas 12 Akselerasi SMA X ...."

*

"Peristiwa misterius lainnya terjadi di lepas pantai utara San Juan, Puerto Rico. Sebuah pulau kecil misterius tiba-tiba muncul. Diduga kemunculan pulau itu berhubungan dengan selamatnya anak-anak kelas 12 Akselerasi ...."

¤¤¤

Rumah keluarga Rodriguez, Miami, Florida, Amerika Serikat
19 Januari 2031

Aku mematikan ponselku lalu menghela napas. Entah kenapa aku masih suka membaca-baca artikel itu. Hari ini, sudah lima tahun berlalu sejak semua itu terjadi.

Aku turun ke lantai bawah sambil memasang mantel tebalku. Anehnya, aku tidak terlalu merasa kedinginan, padahal sekarang puncaknya musim dingin dan kemarin aku baru saja terkena demam.

"Hugo, kamu mau ke mana? Demammu sudah baikan?" panggil ibuku.

Aku memasang sepatu. "Ke makam teman, terus ke rumah sakit."

"Proyek tugas akhirmu sudah selesai?"

"Sudah. Aku tinggal menyerahkannya pada dosen." Sepatuku sudah sempurna terpasang. Aku pun berdiri dan memperbaiki posisi jaket. "Mama mau titip apa?"

Ibu menghembuskan napas. "Mama titip kamu. Jangan sampai pingsan di luar sana. Hujan salju baru saja reda. Pasti dingin."

"Aku bukan Hugo yang lemah lagi, Ma."

Aku pun menutup pintu dari luar. Aku menaiki motorku, pergi ke toko bunga untuk membeli empat buket bunga. Setelahnya, aku pergi ke komplek pemakaman.

Sepi. Tentu saja. Tidak wajar kalau suasana komplek pemakaman ramai. Aku berjalan ke batu nisan tiga teman sekelasku di SMA.

Setelah kupikir-pikir, apa yang kulakukan sekarang cukup aneh bagi warga Amerika Serikat.

Sesudah berdoa singkat di depan tiga makam temanku, aku berjongkok untuk membersihkan tumpukan salju yang menutupi batu nisannya. Aku jadi bisa melihat nama ketiga temanku yang diukir di batu nisan itu.

Emily Brown,

Devin Stewart,

dan Quilla Spears.

Devin meninggal setelah energi kehidupannya diserap oleh Eve, Emily meninggal karena gagal jantung akibat kehilangan banyak darah, dan Quilla bunuh diri beberapa hari setelah kami semua berhasil pulang ke Bumi.

Quilla, dia depresi serta dihantui rasa bersalah kepada Eve. Karena dialah yang membuat Eve pergi sendirian ke Wilayah Tak Terjamah. Di surat yang dia tinggalkan, dia juga berkata ingin menyusul Devin.

Aku meletakkan tiga buket bunga yang kubeli ke batu nisan Emily, Devin, dan Quilla. Setelahnya, aku kembali ke motorku dan pergi ke rumah sakit.

Sampai di rumah sakit, aku langsung pergi ke kamar 535. Tidak lupa kubawa satu buket bunga yang tersisa.

IsolatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang