BL || Chapter 09

341 106 59
                                    

HAPPY READING

Menjadilah wanita berkarier, jika suatu saat kamu menikah dan suami mu melakukan kesalahan  lalu mencarikan mu kamu tidak akan mengemis cintanya maupun menahannya. Karena kamu mempunyai penghasilan sendiri dan kamu bisa membolak-balik kan nasib mantan suamimu.”

****

Vanya mengambil salah satu laptop yang sudah lama tidak dipakai. Ia merentas data informasi seseorang dan sialnya akun terblokir. Vanya terus berusaha tetap saja tidak bisa.

Vanya menyenderkan kepalanya didinding kamar. Dia harus segera menyelesaikan masalah yang ada. Vanya mencoba memejamkan mata sejenak.

Vanya mendengar suara ketukan dari jendela balkon. Dia mengecek balkon kamar. Dia membawa sapu lalu memukul si pelaku saat jendela kamar terbuka. 

"Aww!" Pekiknya.

"Lo siapa anjir!" teriak Vanya.

Orang tersebut memakai baju serba hitam membekap mulut Vanya.

Vanya dengan spontan mengigit telapak tangan sang pelaku.

"Gila Lo! Bisa-bisa gue kena rabies," ujar sang pelaku.

Vanya melototi sang pelaku. "Eh anjing yang gila itu Lo! Bukan gue. Sorry ya bray mulut gue bersih tidak bau nafas apalagi bikin rabies. Emang lo kira gue anjing?"

Cowok itu berjalan menuju kasur vanya langsung merebahkan tubuhnya di kasur.

Vanya menggoyahkan tubuh cowok itu agar bangun dari tidurnya.

"Woi patung tai berjalan! Bangun Lo! Enak banget tidur di kasur gue!"

Altair memejamkan matanya tidak merespon ucapan Vanya. Vanya yang dilanda kekesalan. Dia menendang Altair hingga terjatuh.

"Bisa lembut gak? Badan gue sakit semua anjir."

"Ceritanya curhat ya mbaknya." Vanya membantu Altair berdiri. "Lo sendiri ngapain di rumah gue kayak maling."

"Emang gue maling," jawab Altair. Altair mengibaskan rambutnya yang masih basah.

"Tampang ganteng berlagak kaya eh ternyata maling," sindir Vanya. Dia kembali duduk ditempat semula.

"Sorry ya mbaknya, gue itu maling profesional beda dari orang lain."

"Bedanya apa? Maling mah semuanya sama aja. Enggak ada bedanya."

"Maling hatinya Eneng," balas Altair.

"Cih gembel ya Lo. Eh bentar."

"Kenapa?" tanya Altair.

"Seorang Altair bisa ngegombal? Wow ini berita sangat buruk," ujar Vanya.

Altair melengo. Bukan berarti baik ya? Altair dikenal sebagai raja es krim pelet. Kenapa raja es krim pelet? Tidak ada yang bagus dikit gitu. Ya karena Altair bersikap dingin layaknya es, seperti raja yang ditakuti oleh rakyat maksudnya itu murid, dia juga manis seperti krim, ketampanan Altair bagaikan pelet dapat memikat hati wanita bencong aja terpikat sama dia.

"Kok buruk?" tanya Altair. Dia tidak pernah mengombali seorang wanita dan ini pertama kali dia mengombali dikatain buruk.

"Ya karena berita buruk. Nanti kalau orang-orang pada tau Lo bisa ngegombal yang cewek-cewek ngejar-ngejar Lo kayak kesetanan. Dan satu lagi, gue enggak bisa ngatain Lo patung tai berjalan dong," balas Vanya.

"Lo kenapa dari tadi ngotak-ngatik laptop?" Altair duduk dimeja belajar Vanya.

"Kayak laptop gue disadap orang lain deh," kata Vanya menaruh wajahnya dimeja belajar. Vanya memperhatikan wajah Altair. "Wajah Lo kenapa? Lo kasih bulsh on? Kelebihan tau, jadi kelihatan menor."

BAD LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang