'Ngapain nangis kalo lo cuma khawatir sama gue karena ngerokok? Aneh lo cei.'"Cei, kamu sama Kenzo lagi ada masalah?" tanya Sisil, mamanya Ceila.
Ceila yang baru sadar dari lamunannya hanya diam mendengar pertanyaan mamanya.
"Kadang setelah berantem kalian akan jadi lebih dekat loh."
Karena tidak kunjung bersuara Sisil menyenggol kaki Vira untuk mencari topik yang lebih bagus agar mood Ceila kembali membaik.
Tapi sebelum Vira mulai bicara Ceila sudah berdiri dari tempat duduknya dan pamit pergi ke kamarnya.
"Kamu kelamaan sih."
"Lah kok aku ma?"
Tiba-tiba ponsel Vira berdering dan ternyata panggilan masuk dari Kenzo. Tanpa berlama-lama Vira langsung mengangkatnya.
"Vir, kakak lo lagi di rumah gak?"
"Iya, baru aja masuk ke kamar."
"Bisa tolong kasih ponselnya ke dia gak?"
"Oke, wait."
Vira berjalan cepat menuju kamar kakaknya dan pastinya mengetuk pintu dulu sebelum membuka pintunya. "Kak, ada telpon dari kak ken."
"Matiin aja." jawab Ceila dengan ketus.
"Gakpapa vir ponsel lo letakin aja di lantai kamar cei tapi nyalain spikernya."
"Oke." sesuai dengan apa yang di suruh Kenzo setelah meletakkan ponselnya di lantai kamar kakaknya Vira langsung keluar dari kamar Ceila.
"Hey..."
Suara Kenzo berhasil membuat Ceila membuka selimut yang sedari tadi menutup seluruh badannya, kemudian mengganti posisinya menjadi duduk.
"Ini udah minta maaf ke berapa ya? Tapi gue gak di maafin juga."
"Maafin gue ya."
Hening.
Masih hening.
Tiba-tiba Kenzo menghela nafas berat.
"Ngomong dong cei."
Tanpa sadar Ceila malah tersenyum.
"Pasti lo lagi senyum-senyum gak jelas kan?"
Seketika ekspresi Ceila kembali menjadi datar.
"Ngomong cei, gue kayak penyiar radio nih."
Karena merasa kasihan mendengar Kenzo ngomong sendiri akhirnya Ceila mengambil ponsel Vira dan bicara dengan Kenzo.
"Ngapain nelpon di ponsel adek gue sih?"
"Lah gimana lagi lo gak mau angkat telpon gue."
"Ah iya juga."
"Gue udah di maafin kan?"
"Ya."
"Kalo gitu mau ikut gue gak?"
"Kemana?"
"Turun, gue di depan rumah lo." Setelah itu telponnya dimatikan Kenzo.
Ceila segera berlari ke bawah dan ternyata benar mobil Kenzo sudah terparkir di depan pagar rumah Ceila.
"Tumben bawa mobil." Karena Kenzo jarang banget bawa mobil biasanya motor, katanya biar cepet.
Kenzo maju sedikit untuk merapikan rambut Ceila yang agak berantakan sambil tersenyum tipis. "Jay ikut balapan mobil, gue mau liatin dia lo mau ikut gak?"