Lanjutan dari sempiternal
- Second life of werewolf alpha's. Kelahiran kedua sanggrada di dunia dan lingkungan yang berbeda.
writer : #sanggrada
potrayed : 최산
Sanggrada membuka ponselnya dan mencari yang dimaksud oleh sang kakak.
"Peperangan werewolf terbesar yang membunuh hampir seluruh anggota kerajaan. Ini...sama seperti yang ada di buku."
Sanggrada melirik sang kakak yang berdiri di depannya. Pemuda tinggi itu hanya tersenyum lalu kembali mengangkut barang yang harus ia pindahkan.
"sebenarnya ada kastil di hutan itu, datanglah. Itu tidak jauh dari sini."
Sanggrada menaiki motornya dan menuju kearah hutan yang dimaksud oleh gabriel. Ada sebuah rumah dipinggir hutan. Nampaknya sudah tidak terawat dan ditinggalkan cukup lama.
Kriet..
Saat membuka pintu itu dia menemukan keadaan isi rumah yang sudah hancur berantakan. Namun matanya melirik kearah sebuah dinding dimana sebuah foto terpajang dengan apik disana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sanggrada menyentuh bingkai itu dan mulai mengamati setiap wajah yang ada disana.
"Dia terlihat seperti kakak...pak dosen...teman bem kakak...jiro? Dan...wooyanagra?"
Sanggrada melihat sebuah tulisan kecil di bagian bawah foto.
'Keluarga pack blue moon'
"Jadi mereka anggota kerajaan? Tapi kenapa fotonya ada dirumah kecil seperti ini?"
Sangggrada melirik kearah meja dan menemukan foto seorang gadis dan dua bayi kembar digendongannya.
"Apa mereka anak-anak sanggrada, akh!"
"Sanggrada! Kau baik-baik saja?"
Suara yang familiar memasuki indra pendengarnya. Ini suara gabriel dan dosennya.
"Kak...pusing sekali..."
Gabriel melirik kearah gavriel. Alpha itu akhirnya mengalah membawa tubuh tinggi sanggrada kearah rumah penduduk yang mereka gunakan selama baksos.
"Dia baik-baik saja. Mungkin serangan memori itu yang menyakitinya, seperti wooyanagra kemarin."
"Saat kau hilang, aku mencarimu tapi menemukan wooyanagra berada dikastil bersama leonna dan cucu kembar kita."
Gabriel melirik kearah sanggrada yang masih tertidur di ranjang, matanya memanas bahkan hampir menangis.
