. chapter i

674 70 1
                                    


Pletak!

"Aww jangan asal gaplok dong kak..."

Sanggrada mengelus kepalanya yang baru saja dipukul oleh gabriel.

"Lagian bisa-bisanya bahan ospekmu ketinggalan?"

Sanggrada menunjukan cengiran khas nya pada gabriel yang membuat pemuda tinggi itu semakin geram.

"Kesiangan kak hehe~"

Pada akhirnya sanggrada diseret oleh gabriel kelapangan tengah untuk diberi sanksi karna tidak membawa peralatan ospek.

"Capek banget aku punya kating songong."

"Ulang lagi coba?"

"ENGGA KAK ENGGA!"

"kak, kamu kenal sama cowo yang rambutnya item terus ada molenya dibawah mata itu ga?"

Gabriel melihat kearah yang dimaksud sanggrada lalu menepuk pelan kepala adik tingkatnya.

"Dia wooyanagra, adik angkatnya temen bem kakak."

Sanggrada hanya menganggukan kepalanya lalu kembali berjalan berdampingan dengan gabriel.

'Alpha'

Sanggrada berhenti dan menoleh kebelakang. Tidak ada yang memanggilnya.

"Kak aku ngerasa aneh deh, beberapa hari ini aku sering denger seseorang manggil aku alpha tapi waktu aku nengok ga ada orang."

Gabriel hanya tersenyum lalu berjalan mendahului sanggrada.

"Mungkin telinga serigalamu itu terlalu tajam."

"Hey jangan katakan itu!"

Gabriel tertawa lalu memeluk bahu adik tingkatnya itu.

Kilas balik akhir sempiternal

"Jika kita tidak bisa bersama untuk sekarang...ayo lahir kembali alpha..."

Sanggrada tersenyum tipis sebelum mengecup pelan kening istrinya.

"Baiklah...aku akan mengingat suaramu saat memanggilku..."

Wooyanagra menempelkan tangannya di dada sanggrada.

"Dan saat kita bertemu...aku akan mencoba mengingat mu..."

Keduanya memejamkan mata. Memilih pasrah pada kehidupan pertama.

Kericuhan usai dan hanya ada gavriel,leonna, dan kembar yang bertahan, karna gavriel berubah menjadi demon akhirnya dia menahan pertumbuhan si kembar dengan kekuatannya.

"Sebelum orang tuamu kembali bersama...janganlah tumbuh menjadi dewasa...cucuku..."

Kembali ke masa sekarang.

"Kamu yang tadi aku tabrak kan? Em, ada barangmu yang jatuh."

Pemuda yang lebih pendek memberikan sebuah liontin berbentuk bulan pada sanggrada.

"Aku tidak sadar itu jatuh... Terimakasih ini sangat berharga untukku."

Sanggrada menggunakan kalung itu lalu hendak pergi dari sana.

'Alpha...'

Sanggrada menoleh kebelakang, hanya ada wooyanagra yang berdiri disitu.

"Apa kau memanggilku?"

Pemuda manis itu menggeleng.

"Tidak, aku baru saja ingin pergi."

Sanggrada menatap heran wajah wooyanagra.

"Ah baiklah."

Sanggrada melanjutkan langkahnya lalu berpikir. Kenapa wajah wooyanagra sangat familiar? Tidak...bahkan rasanya sudah sangat dekat.

Disisi lain wooyanagra berjalan pelan dengan kepalanya yang terasa begitu pening.

"Akh...kenapa rasanya sakit sekali..."

Wooyanagra menyandarkan tubuhnya pada dinding dan memejamkan matanya. Bayangan kejadian melintas didalam pikirannya.

'Mate...'

Wooyanagra membuka matanya. Dia terengah dan badannya jatuh terduduk.

"Sebenarnya siapa orang bernama sanggrada itu..."

Gabriel tak sengaja melihat wooyanagra yang jatuh terduduk dan ingin membantu namun matanya menatap seseorang yang mendekat kearah wooyanagra.

"Yusangga...jagalah dia sebentar..."

. ethereal - woosan//sanwoo ; endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang