Chapter 8

2K 239 33
                                    

Langit hari ini begitu cerah seperti mendukung perasaan Tay yang tinggal beberapa menit lagi akan menjadi suami bagi Thitipoom. Memang ini diluar dugaan Tay akhirnya bisa memiliki New meskipun dia tahu mungkin sulit bagi New menerima jika Tay memiliki perasaan untuknya dan mengerti New yang belum bisa menerima perasaan Tay sepenuhnya.

Ini terbilang begitu singkat tapi memutuskan untuk menikahi New adalah keinginan Tay karena memang dirinya begitu mencintai New. ia juga sudah mengatakan pada kedua orang tuanya yang memang sudah kenal baik dengan New dan akhirnya bisa menerima New dengan sangat baik.

Acara mereka juga tidak terlepas dari bantuan para sahabatnya, Off, Gun, Krist dan Singto mereka mau ikut serta membantu mempersiapkan segalanya mulai dari perijinan pernikahan, gedung, dan catering pernikahan disiapakan dalam waktu kurang dari dua minggu meski pernikahan ini tidak berlangung dengan acara yang mewah hanya beberapa undangan dari pihak keluarga dan kerabat dekat.

New mengelus perutnya pelan ia tidak menyangka hari ini akan terjadi dalam hidupnya. Perasaan New tidak dapat dijalaskan melalui senyumannya saat ini ia menikah bukan dengan orang yang selama ini sudah ia harapkan sungguh diluar dugaan New jika ia akan dinikahi sahabatnya sendiri.

"Brides to be.. New, lo cantik dan tampan di waktu bersamaan." pujinya dengan tertawa kecil. "Sekarang lo tinggal menjemput kebahagian lo."

New tersenyum dengan ucapan Gun.

"Tay bakal jagain lo dan anak ini New gak ada yang perlu lo khawatirkan."

New mengangguk.

"Ya udah pemberkatannya mau mulai. Ayo."

Gun menggandeng lengan New yang sudah ada bucket bunga ditangannya. Setelah jas berwana putih sangat melekat berbentuk di tubuhnya selaras dengan kulit putih porselennya meski perutnya sudah mulai menapakkan baby bump diusia ke dua belas minggu.

New melewati setiap tamu yang menatapnya dengan senyum dan menebarkan pujian untuknya.

Tay yang sudah sampai lebih dulu menuju vihara dan melihat kedatangan New semakin dibuat gugup dari jauh saja ia sudah melihat keindahan seorang New apalagi kini dia akan segera menjadikan New istrinya. 

Sosok indah itu kini sudah berada di depan matanya, Tay tersenyum salah tingkah menutupi rasa gugup dan malunya New juga tersenyum manis pada Tay menambah ketegangannya. Proses perberkatan segera dimulai saat sebuah sumpah ikrar janji di ucapkan, keduanya hanya menjawab dengan jawaban "Saya bersedia"

"Apakah saudara (Tawan Vihokratana) bersedia untuk mengambil saudara (Thitipoom Techaapaikhun) sebagai istri yang sah?" Tawan menatap lurus kedepan menelan sedikit salivanya lalu dengan tegas mengangguk 

"Saya bersedia." Jawab Tay Tawan.

New mendengar jawaban Tay membuat perasaanya tidak karuan, benarkah pernikahan ini terjadi antara dirinya dan Tay?

"Apakah saudara (Thitipoom Techaapaikun) bersedia untuk mengambil saudara (Tawan Vihokratana) sebagai suami yang sah?" New hanya mampu menunduk ia tidak langsung menjawabnya. Tay sedikit cemas menunggu jawaban New di detik ke sepuluh.

"Saya bersedia." Ucapnya membuat seluruh pengunjung ikut tegang.

Tay memahami New tidak mungkin secepat itu New bisa menerima perasaan Tay terhadapnya bagaimanapun juga New membutuhkan waktu untuk bisa menerima ini semua hanya tinggal Tay yang berusaha agar New bisa menerima Tay sepenuhnya untuk hidupnya.

"Sekarang kalian berdua diberkati sebagai pasangan suami dan istri secara sah hukum maupun agama. Sebagai simbolisasi pakaikan sepasang cincin ini di jari kanan masing masing pasangan. Bisa dimulai dari suami lebih dulu pasangkan pada istrinya." Pendeta Romo mengarahkan Tay untuk melakukan proses pemasangan cincin kawin di jari New.

Sweet MadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang