Seharusnya Tay sudah menerima kabar dari New ketika dia sudah sampai di bandara BKK namun masih belum ada kabar juga dari suaminya sedangkan jumpol harus bersiap dengan segala kemungkinan menghadapi kemarahan Tay karena tidak bisa menjalankan amanah dari Tay selama ia pergi bekerja.
"Peng!" Tay berlari menghampiri temannya itu yang sudah datang menjemputnya di bandara.
"Oit bro!" Mereka saling berpelukan dengan singkat namun tetap saja Off merasa bersalah pada Tay. "Lancar flight-nya?"
"Sempet delay Peng untung gak lama." Jawab Tay. "Peng langsung balik ke rumah lu aja gimana, New gak kabarin gua sama sekali dia tau gua balik kan hari ini?"
Sejenak kemudian Off menghela nafas lalu menepuk bahu Tay tanpa menjawab pertanyaan Tawan.
"Masukin dulu koper lu nanti gua ceritain di mobil ya." Pinta Off.
"Bentar. Kenapa, ada apa sama New?" Tawan berontak wajahnya menandakan emosinya mulai bergejolak. "Peng.."
"Gua bakal jelasin nanti."
"Nanti sama sekarang gak ada bedanya, apa yang lu umpetin si Peng, hah—"
"Gak ada yang gua umpetin—"
"Ya terus kenapa setiap gua tanya soal New lu kaya orang bingung gini? Lu tau gak, seharian kemarin gua nunggu kabar dia Peng gak ada jawaban sama sekali bahkan sampai detik ini. Jawab gua dimana New sekarang? Apa dia masih di rumah lu?"
Saat ini dengan sikap Off yanh terkesan menunda jawaban membuat Tay semakin merasa takut jika Mild memang telah menyebarkan foto dirinya bersama wanita itu si Tokyo kemarin."Gua bakal jelasin asal lo masuk dulu. Please Wan!" ucap Off dengan sedikit tegas. Saat ini tidak ada yang lebih baik selain menuruti ucapan Off demi mendapatkan kabar tentang New dan memastikan ke khawatirannnya. Tay menghela nafas dan akhirnya memilih mengalah dan memindahkan kopernya ke bagasi mobil Off lalu mereka meninggalkan bandara.
Tawan hanya mengepalkan tangannya dan pandangannya hanya lurus ke depan ia masih menunggu penjelasan dari Off, saat melihat kekhawatiran Tay akhirnya Off berusaha memberanikan dirinya untuk menjelaskan apa yang terjadi pada New.
"Jadi soal New..."
Sepersekian detik secara bersamaan ponsel Tawan berdering dan ternyata nomor tersebut nomor New yang menghubunginya, dengan cepat Tawan mengangakat telepon New.
"Halo, Halo sayang.." suara Tay terdengar jelas dan begitu antusias.
"Halo Tay." Suara New sedikit kecil dan menahan sesuatu saat Tay mengangkat teleponnya.
"New sayang kamu kemana aja, kok baru kabarin aku sekarang?"
Mendengar Tay menyebutkan nama New dan sadar New meleponnya, Off sempat terpaku dan heran New sudah kembali menghubungi Tay padahal ia baru saja ingin menjelaskan kemana New pergi satu hari ini dan nomor ponselnya yang tidak bisa dihubungi sama sekali.
Dalam kepala Off hanya terisi pertanyaan apa yang dilakukan oleh Kao pada New dan kemana seharian kemarin New dibawa oleh pria itu, ia yakin sesuatu memang menekan New karena ulah Kao.
Sementara itu Off kembali menyetir mobilnya dan membiarkan Tay berbicara dengan New hingga pembicaraan mereka selesai.
"See you soon Hin." Lalu Tay menutup teleponnya setelah mendengar beberapa penjelasan New yang tidak mengabarinya sama sekali kemarin. Off mengalihkan pandangannya kearah kanan sejenak lalu kembali kearah depan untuk kembali fokus ke jalanan.
"Lu mau ngerjain gua kan Peng!" Celetuk Tay yang kini mendadak baik baik saja setelah mendapat kabar dari New. Off nampak semakin bingung dengan keadaan ini ia semakin di buat penasaran kemana satu malam ini New bersama Pluem dengan nomor yang tidak bisa dihubungi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Madness
Fanfiction"HIN JANGAN GILA YA! NGAPAIN SIH LO?" "LEPAS TAY! LU TAU GAK GUA MALU." "YA TAPI GAK DENGAN CARA BEGINI." "SI BRENGSEK ITU UDAH HAMILIN GUA DAN SEKARANG HILANG GITU AJA, INI ANAK DIA. GUE HARUS HIDUP DENGAN KEHAMILAN INI SEMENTARA AYAHNYA GAK MAU NG...