Jari jari itu masih sibuk memindahkan beberapa gambar yang ada di kamera miliknya bahkan ia sering terlihat senyum karena melihat gambar-gambar itu.
"Ya elah.. diliat doang kapan mau ngomong benerannya." Off datang dengan semangkuk mie di mangkuknya.
"Apa sih dateng-dateng rusuh." Jawab Tay salting.
"Mau ampe kapan sih sembunyi-sembunyi gitu, mau nunggu ampe ketauan sendiri apa?"
Tay menoreh ke arah Off dan sisanya hanya mengangkat cepat bahunya seolah bilang ia tidak tahu.
"Yah payah, kenapa gak bilang aja terus terang atau pepet dikit-dikit."
"Gimana mau di pepet New aja udah punya pacar." timpa Singto.
"Oh si Kao Kao itu ya? ganteng sih emang, ya tapi gak apa-apalah lagian mereka ldr an bukan bisalah lo gebet diki-dikit Tay."
"Iya juga Tay selagi dia belum dilamar si Kao." ikut ikut Singto.
"Apaan sih lo pada, lagian gue juga cuma kagum doang kok bukan berarti beneran suka."
"Halah.. kagum isi kamera lo foto dia semua, keitung kayanya tuh foto gue sama Singto di album lo."
"You have crush on him. Udahlah Tay ngaku aja pake ngebohong ama gue." ucap Singto.
Tay hanya mampu tersenyum sampai semburat di pipinya merona karena ledekan kedua sahabatnya itu.
"Gun bilang sama gue kalo Kao itu lanjutin S2 nya di Netherlands. Jadi dia ambil jurusan bisnis buat nerusin bisnis besar milik Ayahnya."
"Anak sultan ya Off."
"Gitulah, background keluarganya juga bukan kelas menengah lagi. Ayahnya punya lima saham perbankan di dunia, Ibunya pemilik fashion international brand dan paling sering jadiin artis berkelas buat jadi brand ambassadornya dia. Kalo dibanding kita sih, gak usah gua lanjutin kali ya."
"Beruntung banget dong kalo New bisa nikah sama dia?"
"Harusnya sih."
"Kok harusnya?"
"Gini loh.." Ucap Off meletakkan mangkuk mie nya yang masih tersisa sedikit. "Menurut informasi yang gue dapet, Ayah sama Ibunya Kao belum pernah bisa nerima kalo Kao itu gay suka sama cowok. Karena si Kao ini anak tunggal yang mungkin di harapkan bakal punya keturunan, dan orangtuanya pasti mau Kao punya istri tapi ada yang bilang juga kalau orang tua Kao bakal bener-bener nerima Kao sebagai seorang pria yang menyukai pria dan punya kekasih pria, kalau dia mau melanjutkan sekolahnya dan nerusin bisnin Ayahnya sampai si Kao itu benaran sukses bawa nama perusahaan Ayahnya atau minimal semakin berkembang saham saham orang tuanya. Tapi kalau dia gagal dia gak bakal terima apapun kekayaan dari orang tuanya."
"Gila... ampe bersyarat gitu ya padahal biarin aja anaknya bahagia dengan jalan yang dia mau." jawab Singto.
"Nah bisa jadi dia ngelakuin itu semua buat New."
Saat yang sama mendengarkan sepenggal cerita tentang Kao dari Off, Tay hanya bisa merenungi bahwa semakin yakin dirinya tidak akan bisa memiliki New.
"Nah Tay, lo berdoa aja moga si Kao gagal dan dia gak berhubungan lagi sama New, lo bisa ambil deh tuh si demplon."
Tay melempar bantal yang ia pangku ke wajah Off dan dengan wajah kecut.
"Apa sih masalah lu sama gue Peng, gak berhenti ngejek aja lo." ucap Tay.
"Ahahaha... gak tau juga ya, ngejek lo tuh bahagia banget rasanya Tay."
"Si anjing emang jumpol, sialan." Tay memukul lengan Off dan disusul Singto yang hanya tertawa.
"Eh tapi ya, itu kan yang gue denger doang sih dari orang-orang gak tau bener apa engga, tapi Tay kalo ngeliat cara lo yang ngenes ini suka sama New gue jadi berharap bakal ada cerita lain yang bakal bikin lo sama New bersatu. Nothing impossible bro." Off menepuk pelan bahu Tay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Madness
Fanfic"HIN JANGAN GILA YA! NGAPAIN SIH LO?" "LEPAS TAY! LU TAU GAK GUA MALU." "YA TAPI GAK DENGAN CARA BEGINI." "SI BRENGSEK ITU UDAH HAMILIN GUA DAN SEKARANG HILANG GITU AJA, INI ANAK DIA. GUE HARUS HIDUP DENGAN KEHAMILAN INI SEMENTARA AYAHNYA GAK MAU NG...