Ia merasa hidupnya kini penuh dengan rasa takut terlebih saat ia bertemu kembali dengan Kao dan pria itu juga mengetahui bahwa Pluem adalah anak kandungnya jelas saja New dirundung rasa khawatir setiap harinya dengan segelintir pertanyaan dalam benaknya bagaimana bisa pria itu kembali datang dan baru mengakui Pluem padahal ia dulu begitu saja meninggalkannya parahnya tidak pernah ingin di bebani oleh kehadiran Pluem karena perbuatannya.
Semenjak kehadiran Mild di kantor dan perlahan mendekati Tay tak sedikit para karyawan yang berasumsi tentang kedekatan keduanya bahkan hampir setiap saat Tay selalu dibutuhkan oleh Mild dengan urusan persoalan kantor atau diluar kantor, tapi Tay tetaplah Tay ia melakukan itu hanya karena sebatas pekerjaan dan lagi menyandang status teman dari seorang Mild namun demikian Mild justru berbanding terbalik dengan apa yang ia pikirkan tentang dirinya dan Tay selama ini.
Mild bisa menarik perhatian juga dari beberapa pekerja mereka menganggap Mild adalah sosok pimpinan pengganti yang baik dan sangat toleran pada setiap karyawan Mild bisa menggunakan caranya agar bisa dinilai baik dalam bekerja sama dengan para karyawannya.
"Mae Godjie hari ini datang ya?"
"Iya kan hari ini pengembalian posisi Godjie."
"Terus kalian pada gak tau Mild bakalan kemana setalah ini?"
"Gak ada yang tau sih, coba tanya Tay aja sana."
"Tay?"
"Lo gak tau emang kalo Mild itu lagi deket sama Tay?"
"Hah! maksudnya gimana?"
"Gue juga gak paham persis sih deketnya tuh hubungannya apa. Tay bilang sih mereka temenan lama dan baru ketemu pas di kantor ini. Cuma banyak dari mereka disini merhatiin kalo Mild tuh ke Tay terus sampe Jane yang biasanya tiap meeting tuh sebagai person in charge di ganti sam Tay dan dia bingung kaya gak punya jobdesk karena selalu kebanyakan Tay. Mana sering banget mereka balik bareng, ya gak bareng secara Tay anter Mild cuma sering banget tuh mereka ke parkiran barengan gitu dan Tay suka anter Mild sampai mobilnya."
"Ih serius? gue gak perhatiin. Lagian kan Tay bukan udah punya istri ya?"
"Ya mana tau itu juga Tay beneran ada apa-apanya sama Mild apa gak. Tapi gitu akhir-akhir ini kalo liat sama Mild tuh."
"Bisa bahaya kalo berita ini sampai ke istrinya Tay."
"Ya moga sih ini cuma gosip angin doang."
"Yee kenapa jadi pada ngumpul begini sih? Bukan kerja nanti Mae Godjie datang kalian masih kaya gini bisa bisa kena omelan loh." Tegur teman semeja kerja Tay.
"Iya tau, lagian kan hari ini juga gak banyak kerjaan."
"Ya bukan berarti kalian ngumpul gini gak enak diliat sama yang masih punya banyak kerjaan."
"Iya iya tau.."
"Lagian gue bingung, perempuan-perempuan tuh kalo ngegosip begini ngomongin apaan?"
"Ya banyak. Tapi kalo sekarang sih kita lagi ngomongin—" putus seseorang karyawan wanita saat Tay datang bersama dengan Mild menuju ruangan Mild.
Mereka bertiga langsung berpencar demi tidak mendapatkan teguran karena di jam bekerja malah berkumpul seperti ini termasuk tim Tay yang duduk di sebelah mejanya yaitu Leo. Tentunya mereka berpura-pura sibuk dengan pekerjaannya masing-masing namun keduanya lewat begitu saja sehingga diawal mereka merasa takut malah berbalik bingung. Begitu Tay dan Mild masuk ke dalam ruangan mereka kembali berkerumun dengan tatapan bingung masing-masing.
"Jangan bilang kalo kalian lagi ngomongin Tay Mild tadi."
"Tapi entar dulu deh, ini mereka tuh kalo bareng gitu ngapain aja sih? Perasaan Tay mulu hampir tiap hari."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Madness
Fanfiction"HIN JANGAN GILA YA! NGAPAIN SIH LO?" "LEPAS TAY! LU TAU GAK GUA MALU." "YA TAPI GAK DENGAN CARA BEGINI." "SI BRENGSEK ITU UDAH HAMILIN GUA DAN SEKARANG HILANG GITU AJA, INI ANAK DIA. GUE HARUS HIDUP DENGAN KEHAMILAN INI SEMENTARA AYAHNYA GAK MAU NG...