Chapter 9

2.3K 257 31
                                    

Sudah jadi hal yang lumrah sepasang pengantin baru akan menggunakan waktu malam pertama untuk mencurahkan rasa kasih sayang mereka. Tay dan New kini sudah ada di hotel tempat mereka akan menghabiskan malam pertamannya.

Keluarga Tay yang telah menyiapkan tempat untuk mereka berdua dengan dekorasi ruangan yang terbilang mewah.

Lantas bagaimana dengan kedua orang ini?

New masuk lebih dulu setelah Tay membukakan pintu kamar untuk New. Kamar ini begitu luas ada beberapa spot ruang tivi dan dapur kecil terpisah dengan ruang tidur mereka.

"Tay.. kamar ini gak kebesaran buat kita?" Tanya New.

"Hm.. aku juga gak tau kalo Papa kasih kamar yang ini."

New tidak membalas apa-apa lagi ia menelanjangi mata melihat tiap sudut dekor ruangan ini dan pelan pelan jalan menuju kamar sambil mengelus lembut perutnya.

Garis senyum tipis terpancar dari kedua sudut bibirnya ia merasa senang melihat persiapan ini yang dilakukan oleh Tay.

"Gimana Hin, suka?" Tanya Tay saat dirinya mengikuti New dari belakang New berbalik badan perlahan.

New mengangguk tersenyum manis di depan Tay. Kini keduanya berdiri berhadapan dengan rasa canggung masing-masing dan terlebih rasa yang masih tidak percaya akan akhir yang seperti ini bagi keduanya.

"Terima kasih Tay.." ucap New

"Terima kasih untuk apa?"

"Karena lo udah ambil keputusan diluar dugaan semua orang bahkan mungkin diri lo sendiri, nikahin gue tanpa adanya kesalahan yang lo lakuin dalam hidup gue. Bahkan anak yang di perut gue bukan an..."

"Hin.." Tay mendekat lebih kearah New. "Satu hal yang harus banget lo tau, yang harus banget lo pahami adalah.. gue melakukan ini... karena gue cinta sama lo Hin." Ungkapnya membuat New sedikit mengerutkan dahi.

"Apa?"

"Gue tau lo mungkin gak akan percaya dengan apa yang gue bilang ini, tapi soal perasaan itu memang gak pernah main main gue rasain selama ini ke lo."

"Sejak kapan Tay? Gak mungkin kan saat gue depresi kemaren lo langsung jatuh cinta sama gue karena sejak saat itu lo selalu ada!"

Tay menggeleng tersenyum dan mengulum bibirnya sendiri.

"Gue udah ngerasaain perasaan ini ke lo, sebelum lo ketemu Kao. Saat dimana kita masih deket, tiap hari gak pernah lo sama gue kepisah kita miliki hari sama sama dan disitulah perasaan gue semakin muncul tiap harinya buat lo hin. Perasaan peduli, sayang, jadi cinta dan mau ngejagain lo. Gue pikir gue bisa ungkapan semua sama lo sampai lo milih ngebuka hati lo buat orang lain." Jelasnya New menatap parau Tay lalu mendekat pada Tay tanpa jarak.

"Tay..."

Dibalik penjelasan Tay tentang kebenaran perasaannya selama ini pada New membuat New sadar bagaimanapun kini dirinya sudah menjadi milik orang lain sudah menjadi istri dari Tay. Meskipun hatinya sedang bertentangan dengan perasaannya sendiri terhadap Tay ia harus melakukan tugasnya bukan?.

Kedua mata rusa itu saling bertemu seiring desir nafas saling bersautan Tay melihat ada sedikit rasa sakit dalam hati New yang mungkin masih belum bisa menerima kenyataan ini dan yang seharusnya ia lakukan pada dirinya adalah sebatas rasa terima kasih tanpa adanya cinta.

New menutup kedua matanya lalu menghapus jarak diantara mereka, apakah dirinya harus memberikan segalanya pada Tay yang jelas jelas belum dicintainya sama sekali.

Tay justru memilih untuk memeluknya erat mengelusnya belakang kepala New dengan rasa kasih. Ia tidak ingin melakukan ini jika hal ini membuat New merasa terpaksa ia tidak ingin hubungan ini membuat New tidak nyaman menjalaninya.

Sweet MadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang