Hari ini adalah sabtu malam a.k.a malam minggu. Geng yang diberi nama Error Squad itu kini tengah berkumpul di rumah salah seorang anggotanya. Iya, mereka kini tengah berada di rumah Via.
"Aduhh! Bener-bener ya si Ana, rumahnya paling deket tapi paling ngaret, herman gue" seru Bunga.
"Bukan dia yang ngaret, elu yang kelewat rajin!" Kini tawa Via meledak menggema di seluruh ruangan.
"Ngeri banget gue sama ketawa lo anjir"
Drrtt
Suara telpon itu tiba-tiba menginterupsi sesi saling menghina mereka.
"Eh si Fatim sama Widya udah didepan. Gue jemput dulu ya" pamit Via.
Tak lama di susul oleh Echa juga Tri. Dan yang mereka tunggu sekarang adalah Ana.
"Bener kan kata gue, Ana tuh paling ngaret" ujar Bunga.
"Alaah palingan caper dulu!" Seru Fatim.
"Lo kenapa sih kayak nggak suka gitu sama Ana?" Tanya Echa.
"Gue nggak suka sama manusia kebanyakan cafer!" Sini Fatim membuat yang lain terheran-heran dengan sikapnya ini.
Drrtt
Suara telpon lagi menginterupsi mereka. Kali ini mereka semua yang pergi membukakan pintu untuk Ana.
"Oh sama abang Zidan, pantes lama. Jalan dulu ya" ejek Widya membuat yang lain tergelak kecuali Fatim yang menampakkan wajah tak suka nya.
"Nggak ada yang nganterin soalnya jadi gue nungguin dia dulu" jelas Ana padahal tidak ada yang meminta penjelasan nya. Biar nggak salah paham kali ya.
"Cepet dong!" Sindir Fatim.
"Lagian kan lo bisa minta jemput kita-kita. Rumah lo deket juga! Emang banyak alesan lo mau modus!" Entah kenapa Fatim malah kepancing emosinya sendiri.
"Kenapa lo yang baper?" Sekarang giliran zidan yang angkat bicara.
Entah kenapa ia mulai tidak suka dengan Fatin semenjak kejadian di grup itu.
Karena Ana mulai membaca situasi yang mungkin sedikit lagi akan terpecah, Ana mulai menengahi mereka.
"Eh udah dong, masuk aja yuk!" Ajak Ana menarik tangan Visa sebagai kode.
"Kamu juga balik aja ya, Dan!" Suruh Ana yang mulai tidak enak hati.
⭐⭐⭐⭐
Sekarang mereka tengah berkumpul dikamar milik Via. Berbagai cerita mereka ceritakan sampai mereka tertawa terbahak-bahak. Sampai Fatim menanyakan sesuatu yang memancing emosinya sendiri.
"Na! Lo beneran nggak ada hubungan sama Fahri?" Tanya Fatim yang mungkin masih penasaran.
"Enggak. Gue aja bingung kenapa dia gitu" jawab Ana sesuai dengan apa yang dia rasakan.
"Yahya pernah cerita ke gue yang mana Fahri suka sama gue. But, masa sih? Gue deket aja ngga sama dia" jelas Ana lagi agar Fatim tak berpikir terlalu jauh lagi tentang dia.
"Zidan?" Tanya Fatim lagi.
"Sama. Nggak ada hubungan apa-apa kita emang temenan dari kelas tujuh sampe sekarang alhamdulillah"
"Lo nggak ada perasaan gitu sama dia?" Tanya nya. Lagi.
"Soal itu gue nggak tau" karena sampai detik ini dia pun bingung dengan perasaannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE(?)
Teen FictionIni sebuah kisah persahabatan yang di bumbui dengan perasaan yang jauh melambung. Harus ada yang rela berkorban dan dikorbankan. "Banyak yang bilang bahwa tidak ada persahabatan yang antara cowok dan cewek. Apakah itu benar?" - FRIENDZONE