Remember

9 4 1
                                    

Flashback kelas VIII

Siang itu sangat ramai karena istirahat kedua sedang berlangsung. Tak berbeda jauh dengan keadaan di salah satu kelas, yaitu kelas VII-B.

"Ana lo bawa bekal?" Tanya Putri teman sebangku Ana.

"Yadong! Mau ko?" Tawar Ana sambil mengangkat kotak bekal nya.

"Enggak gue juga bawa. Nih!" Seru Putri juga ikut memamerkan kotak bekalnya.

Mereka berdua pun makan dengan khitmat sampai tiba-tiba....

"OMG Zidan!" Teriak salah seorang siswa yang berada di depan pintu kelas. Seketika suasana yang tadinya ramai terkendali, menjadi ricuh dan ribut satu sekolahan.

Benar-benar rame!

"Ada apa ya?" Karena kekepoan Putri, ia pun beranjak dari tempat nya menuju TKP. Tapi nihil dia tidak menemukan apapun hanya ada beberapa siswa yang berkumpul dan menjerit histeris.

Dengan dasar kekepoan yang kuat, akhirnya Putri kembali menghampiri Ana yang semua orang tau dia adalah sahabat terdekat Zidan.

"Ana lo tau nggak itu kenapa?" Tanya Putri.

"Zidan? Dia berantem mungkin sama Regina!" Celetuknya masih acuh. Gadis itu masih asik menyantap makanan nya. Sampai gerombolan orang-orang kepo datang menghampiri nya. Dan menyemburnya dengan ribuan tanya yang sama.

"Stop! Oke gue jelasin! Tapi ini persfektif gue jangan pada komen!" Karena kegerahan,m Ana menyuruh mereka duduk melantai mengelilingi nya yang juga ikut melantai.

"Jadi gini, gue nggak tau perkara mereka apa. Tapi i think, Zidan mau udahan dan si ceweknya kagak mau. Yaudah berantem dah tuh! Lo semua tau gimana sukanya orang-orang ke Zidan. Pasti nggak maulah tuh cewek ditinggalin Zidan! So, akhirnya entah beneran atau nggak Regina pingsan. Dan seperti apa yang kalian liat ataupun denger barusan, Zidan gendong dia sampe UKS. TAMAT" Jelas Ana. Para kepo-pers itupun mengangguk paham. Penjelasan Ana lebih masuk akal dibanding gosip yang beredar. Tidak sia-sia mereka menjulukinya 'mata tembus pandang'

Padahal ia hanya mengandalkan pendengarannya. Pada saat kejadian tadi, ia sedikit mendengat jejeritan di luar. Ia mendengar 'Regina pingsan!" Dan ia juga mendengar 'Tuhan Zidan gentle banget!'

Dan ya! Dari suara-suara itu ia sudah bisa menarik kesimpulan. Tapi jujur saja hatinya sedikit berdenyut.

Keesokan harinya

"Na!" Sapa Putri yang sudah siap ditempat duduknya.

"Apa?" Jawab Ana. Karena jujur saja kalau pagi hari itu, Ana selalu bad mood. Karena nyawanya masih kemana-mana.

"Semangat dong! Lesu amat" seru Putri bersemangat.

"Gue udah siap dengerin cerita lo tentang Zidan lagi" panjang umur! Baru saja Putri menyebutnya Cowok itu sudah muncul di depan pintu.

"Itu orang nya tanya aja langsung" tunjuk Ana membuat Putri malu-malu. Ana hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Ana ditungguin Zidan noh!" Baru saja Ana akan menyandarkan kepalanya.

Zidan membawanya di depan kelas. Tempat dimana kejadian kemarin berlangsung.

"Kemarin pulang sama siapa?" Tanya Zidan to the point.

"Tri, Echa. Sama anak VIII-A siaa tuh namanya? Ah iya Bunga sama Via" seru nya membuat Zidan tersenyum.

"Kamu nggak kabur kan?" Tanya Zidan lagi.

"Emangnya kamu yang suka kabur dari kenyataan?" Canda Ana membuat Zidan sekali lagi tersenyum hangat. Hanya gadis ini yang mampu mengendalikannya.

"Oh iya, lain kali jangan bikin kehebohan ya. Aku capek mesti nanganin fans sama kepo-pers kamu. Kemarin aku diserbu habis-habisan tau!" Curhat yang terbiasa bercerita banyak pada Zidan.

Sambil melihat kebawah, Ana bercerita banyak pada Zidan. Lebih banyak keluh-kesahnya sebagai sahabat dekatnya Zidan. Tanpa sengaja, gadis itu menangkap kumpulan kakel di bawah sana yang tengah menatapnya dengan tatapan tidak suka.

"Pasti bakal ngelabrak lagi nih!" Seru nya dalam hati.

"Hei!"

"Aku balik kelas ya. Kamu juga balik kelas sana! Jangan bolos di jam mapel, nggak ada aku yang bakal nyelamatin kamu!" Sekali lagi Zidan dibuat tersenyum melihat gadis itu.

Aku menyayanginya Tuhan.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Happy reading!!!

FRIENDZONE(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang