Two Faced Princess (Novel Terjemahan)

CHAPTER 23

"Iya. Di paviliun kecil yang menempel di taman bunga, terkadang kami menemukan barang-barang milik wanita atau pakaian dalam. Mereka pasti akan segera muncul dalam kisah petualangan liar Gareth... "

Merinding merayap di tubuh Adrian saat Apollonia berbicara.

"Gareth suka membanggakan keahliannya dalam merayu. Dia akan segera memanggilmu ke istana, dengan dalih kamu mengawalnya. Kemudian dia akan membawamu ke Taman Serbia. "

"Apa maksud Anda dia berencana merayu saya... dengan taman?" Tanya Adrian bingung.

"Yah, dia menyebutnya 'rayuan', tapi tidak mungkin dia bisa memenangkan hati semua wanita," kata Apollonia datar. "Namun dia menyombongkan diri bahwa dia tidak pernah gagal mendapatkan tubuh wanita di Taman Serbia."

"Itu... itu artinya..." Wajah Adrian hampir pucat karena ketakutan. Apollonia menjawabnya dengan terus terang.

"Karena dia tidak bisa memperkosa wanita di Istana Kekaisaran, karena berisik sekali, jadi dia menanam bunga azellia di taman."

Adrian tampak tercengang. Bunga azellia adalah afrodisiak.

"Azellia adalah afrodisiak yang kuat, tapi penawarnya tidak sulit ditemukan. Jika Anda meminumnya sebelumnya, Anda akan dapat mencegah dia memperkosa Anda. "

Gareth mungkin idiot, tapi dia tidak sebodoh itu dengan paksa memperkosa seorang wanita di dalam istana tanpa tindakan pencegahan. Jika korbannya berteriak, dia akan ketahuan.

Apollonia berbalik ke jalan setapak, meninggalkan Adrian, dalam keadaan linglung, di belakangnya. Atas isyarat Apollonia, Sid bergabung dengannya.

"Apakah Anda baru saja menanam mata-mata?" Sid bertanya bercanda.

"Apa maksudmu, mata-mata? Dia ingin bunuh diri. Jika dia lebih baik mati daripada bersama Gareth, bukankah menurutmu aku harus membantunya? "

"Gadis itu yang ditawarkan Duchess kepada Duke muda. Bahkan jika dia berhasil melarikan diri sekali, itu tidak akan berakhir di sana. "

"Apa kamu yakin akan hal itu? Gareth kehilangan minat dengan cepat. Tidakkah menurutmu dia akan aman begitu dia berhasil menjauh darinya? "

"Jadi karena dia akan aman, kamu tidak akan membantunya lagi?" Dia menanyakan ini seolah-olah ingin mengujinya, tetapi ekspresinya mengatakan dia sudah tahu jawabannya.

"Harap tetap awasi Gareth, terutama saat dia memasuki istana nanti."

Sid mengangguk dengan bangga. Setelah kematian mendiang kaisar, dia menjadi guru Apollonia, dan mereka tumbuh begitu dekat sehingga dia praktis menjadi ayahnya. Tentu saja, dia masih melayani dan menghormati Apollonia sebagai tuannya. Dia mengagumi kehalusan dan kerendahan hatinya. Namun yang paling dia hargai dari semua sifat penebusannya adalah kepribadiannya yang lembut.

Dia adalah seseorang yang mencoba membantu orang lain sebanyak mungkin, tetapi dia tidak sampai membahayakan dirinya sendiri dalam prosesnya. Dia membantu semua jenis orang: dari para pelayan yang diusir oleh kaisar, hingga para pelayan yang dipukuli secara brutal oleh Paris yang berdarah panas, hingga orang-orang yang dilanda kemiskinan yang berkemah di luar istana. Dia bahkan merawat keluarga Sid, yang menerima permusuhan kaisar tanpa alasan selain bahwa Sid adalah pelayan Apollonia.

Kadang-kadang dia akan menggunakan nama palsu, dan di lain waktu dia akan memanfaatkan reputasinya sebagai putri yang baik hati dan lembut untuk memberi mereka uang, atau membantu yang terbaik yang dia bisa. Warisan yang diam-diam dia terima dari mendiang kaisar dengan cepat menyusut, tetapi dia tidak berhenti.

Sid juga tidak menganggap usahanya sia-sia. Sifat seorang kaisar yang hebat adalah menjaga rakyatnya. Ini juga merupakan bonus, karena banyak orang yang dia bantu menjadi informannya untuk membalas budi.

Dia tidak tahu apakah dia melihat senyum hangat yang dia berikan padanya, tapi itu tidak masalah. Apollonia terus berjalan maju dengan mantap, seperti biasanya.

*****

Uriel bosan.

Enam hari telah berlalu sejak dia gagal dalam misinya dan dikurung di sebuah ruangan di Istana Bintang. Satu-satunya orang yang pernah dia lihat adalah Maya, yang datang tiga kali sehari untuk mengantarkan makanannya. Ksatria berambut abu-abu telah mengunci pintu dan memasang penghalang di sekitar Uriel, jadi dia bebas berkeliaran di sekitar ruangan, tapi dia tidak bisa mendekati pintu.

Tentu saja, dia tidak punya rencana untuk melarikan diri. Tidak peduli apakah dia kembali ke Safiro atau tidak, satu-satunya hal yang menunggunya adalah kematian yang menyiksa. Tuan putri mengatakan dia akan membesarkannya, tetapi dia merasa sulit untuk percaya bahwa pangeran Leifer akan membiarkan hal itu terjadi.

TBC