||𝐕𝐈𝐎𝐋𝐄𝐓𝐓𝐀 𝟒𝟕||

5.5K 393 45
                                    

[Pembuktian]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Pembuktian]

<< V I O L E T T A >>


"Makan dulu!"

"Gak mau!"

"Sesuap aja."

"Gak enak!"

Adit menghela nafasnya lelah. Sedari tadi lelaki itu terus membujuk kekasihnya agar memakan bubur, namun dengan keras kepalanya Letta menolak.

"Makan sayang, sedikit aja ya?"

"Ga enak Put!"

"Yaudah, mau makan apa? Aku beliin," final Adit.

"Bakso."

"Yaudah, tunggu. Aku beli dulu." Letta mengangguk, lalu Adit pun pergi untuk membeli bakso di depan rumah sakit.

Tak lama setelah kepergian Adit, pintu ruangan Letta terbuka menampak 'kan Iqbal dengan senyum manisnya.

"Masuk aja, jangan kaya orang gila. Senyam senyum sendiri," ketus Letta.

Iqbal cemberut, lalu ia pun masuk di ikuti kedua orang tuanya di belakang yang sedang menahan tawanya.

"Ketawa aja ketawa! Dari pada ntar kentut kan jadi bau," kesal Iqbal.

Azila dan Axvel hanya menggelengkan kepalanya, lalu Azila mendekati Letta di brankar. "Udah makan?" tanya nya dan di balas gelengan oleh Letta.

"Kenapa?"

"Ga enak. Putra lagi beli bakso di depan."

"Owhh yaudah nanti makan ya sayang?"

"Yes Mom."

Axvel yang melihat itu tersenyum manis. Lalu lelaki yang sudah tua namun awet muda itu, bergabung Iqbal yang sedang menonton TV sambil memakan kacang.

Letta di tempat 'kan di ruangan VVIP. Karna itu permintaan Axvel, dan juga Letta adalah pemilik rumah sakit ini.

Tak lama, Iqbal datang sambil menenteng kantong plastik berisi bakso.

"Wuihh si jagoan bawa apa tuh? Daddy kebagian ga nih?" sahut Axvel.

"Ada kok, Adit beli 5 bungkus tadi," jawabnya sambil meletak 'kan kantong plastik di meja.

"Kok lo tau kalo kita ke sini?" heran Iqbal.

"Ga sengaja liat di parkiran."

Iqbal mengangguk. Azila memencet sebuah tombol untuk memanggil suster. Tak membutuhkan waktu lama, suster pun datang.

VIOLETTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang