Siap memasuki konflik?
["I am back Dylan"]
-Unknown-<< V I O L E T T A >>
Setelah mengantarkan Letta pulang dengan selamat, Dylan langsung tancap gas menuju suatu tempat.
Letta masuk ke dalam dengan wajah datar, perasaan nya campur aduk. Mungkin kebanyakan orang di luar sana, yang baru jadian pasti akan ceria. Berbeda dengan Letta, entahlah dirinya pun tak tahu.
Saat masuk, ia tak menemukan keluarganya. Mereka pasti sudah tidur pikirnya. Tanpa pikir panjang, ia melangkahkan kaki jenjang nya menuju lift. Setelah sampai di lantai 2, ia langsung masuk ke dalam kamar.
Sebelum mencuci wajahnya dan mengganti baju, Letta tiba tiba teringat sesuatu.
Mereka belum gue cek!! Batin nya memekik.
Dengan cepat, ia mengambil sebuah tablet di laci lalu menyalakannya. Tak lupa ia memakai headset kecil yang selalu ia pakai dimana mana.
"So? Dia udah masuk ke perangkap?" tanya orang yang suaranya sangat Letta kenal.
"Udah, tinggal susun rencana." jawab si temannya yang baru saja mendapatkan pacar.
"Good, tinggal tunggu permainan nya aja," ucap temennya.
Ada yang bisa menebak siapa mereka?
"Rencana awal. Suatu hari gue bakalan minta ketemuan sama dia, tapi dia harus datang sendiri. Nanti, gue pastikan dia pulang dengan keadaan tubuh yang terpisah." ucap orang itu di sebrang sana dengan seringaian devil di bibirnya.
"Tapi lo harus hati hati," celetuk temannya
"Why?"
"Lo lupa waktu tawuran? Gerakan yang Letta pakai bukan gerakan biasa. Dia kaya yang udah menguasai semua ilmu bela diri."
"Bener juga," sahut temannya yang satu lagi.
"Of course."
"Btw, Lo kok mau ikutan bunuh si Letta?"
"Ga tau, setiap gue liat muka dia. Bawaanya selalu emosi. Lo sendiri? Kan kalo si ...... udah jelas pengen bales dendam ke keluarganya."
"Gue tadinya pengen deketin si Letta, cuma karna tuh cewe dingin dan so jual mahal. Jadi gue muak liatnya!"
"Emang segitu benci nya lo sama keluarga si Letta?" tanya orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLETTA (END)
Roman pour AdolescentsKisah seorang gadis cantik yang menjabat sebagai The Queen Of Darkness, sifat nya yang kejam dan tak kenal kata ampun, juga belas kasihan. ------ Darah adalah kesukaannya, Senjata adalah kawannya, Teriakkan musuh adalah alunan musik tidur baginya, M...