Chapter 9 • Baikan Part 2

128 30 151
                                    

Can
Kalo gitu kasih tahu!

Tin
Gue anak mapala.

Shit.

HAAAAARRRGHHHH!!!!

Tin mengklak-klik pesannya tapi nggak bisa dihapus, nggak bisa ditarik. Jempol lucknut.

Gimana nih. Ketahuan. Can tahu dirinya itu sebenarnya vampir. Noooo!!

Rahasia terbesarnya. Identitasnya. Imagenya. Siapa dirinya. Semua dipertaruhkan.

Apa Can cukup bisa dipercaya?

Tin memiliki masalah dengan kepercayaan. Dia nggak mudah percaya sama orang lain sebelum benar-benar mengenal orang itu.

Tapi bukannya Tin udah tracking dia dan memastikan CuteCan bukan akun adik-adik diklat dan teman-teman kuliahnya. Berarti nggak apa-apa kan kalau nggak kenal. Nggak apa-apa kalau orang asing. Tapi gimana kalau ternyata CuteCan adalah orang yang dia kenal di real life??

Damn.

Terlanjur. Semua resiko akan dia tanggung. Jadi Tin melanjutkan...

Tin
Lo tau kan bentukannya kita kayak gimana. Nggak ada bening-beningnya. Buluk semua. Kita anak-anak yang doyannya kelayapan di gunung, hutan, gua, sungai, tebing. Gue nggak lihat mereka dari fisiknya tapi skill. Setiap kita punya keahlian masing-masing. Gue seneng punya teman-teman kayak mereka.

Apa dia harus spill sebanyak ini? Tin deg-degan. Susah payah dia menyembunyikan jati diri, tapi kenapa hanya karena satu akun dia mau bongkar rahasianya, tentang siapa dirinya.

Can
Iya, aku tahu anak mapala modelannya kayak gimana. Aku juga punya kenalan anak mapala.

Wait what!?

Tin berubah tolol sekarang. Tapi semua udah terlambat. Chat di wattpad nggak bisa ditarik.

Tin
Gue nggak pernah ngeliat orang dari visualnya, tapi prestasi. Hal keren apa yang bisa mereka lakukan untuk diri sendiri dan orang lain. Hal amazing apa yang bisa mereka lakukan untuk menginspirasi satu sama lain. Perubahan apa yang mereka ciptakan untuk memperbaiki dunia.

Heleh.

Tin merasa sedikit hiperbolis tapi bodoamat dia lanjut. Udah kecebur mending nyemplung aja sekalian.

Tin
Kami loyal satu sama lain. Nggak pernah sedetik pun gue berpikir kayak apa yang lo bilang.

Can
Aku nggak tahu Tin, maaf...

Tin
Can lo percaya kan ama gue?

Can
Kayaknya kamu sakit hati banget.

Tin
Iyalah.

Can
Eh tapi kamu sweet loh. Aku pikir tadinya kita marahan dan yaudah selesai. Lagian siapa kamu ya kan, cuma stranger. Nggak penting juga. Mau benci RM juga aku ga bisa larang.

Tin
Hah?

Lagi-lagi Tin bingung harus bereaksi apa. Can bilang dia sweet tapi kemudian bilang dia nggak penting.

Can
Ternyata reaksi kamu di luar dugaan.
Aku nggak nyangka kamu akan dm Good. Sampai segitunya...

Tin
Emang Good bilang apa?

Can
Dia tanya, 'akun TinKurosu dm aku katanya kamu marah sama dia' gitu.

Tin
Emang kampret si Good gak bisa dipercaya.

Can
Kamu takut banget ya kehilangan reader?

Tin
Gue takut kehilangan lo. Gue kesal sama diri sendiri karena bikin lo sedih. Gue nggak mau kehilangan lo.

Can
Masa sih?

Tin
Lo penting buat gue Can.

Can
Gombal!

Entah kenapa Tin bisa merasakan senyum Can di seberang sana. Entah di manapun dia berada.

Tin
Jadi kita baikan nih?

Can
Emang dari tadi kita ngapain kalo nggak baikan?

Tin
Gue masih benci sama RM ya.

Can
Iiisshhhh...

Tin tersenyum lebar. Jika bisa memeluknya, Tin ingin sekali memeluk Can saat ini. Mengubur wajahnya di leher Can sambil mengucapkan maaf berkali-kali.

Tapi karena mereka dibatasi gelombang dimensi, Tin hanya menggigit bibirnya menahan seringaian.

Ia melompat ke tempat tidur dan menyerang gulingnya. Ia teriak di bantal kayak orang kerasukan. Nggak cuma berubah jadi tolol, Tin juga mulai gila. Orang jatuh cinta gini amat ya.

.

.

.

TBC









Emang tolol sih.
















Vote yang banyak dong biar semangat. Huhu..





















Selain nulis n gombalin anak orang ternyata gue juga hobi:

Memotret dan menggambar

Memotret dan menggambar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








May 24, 2021

CRUSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang