Chapter 29 • Pohon Beringin Tengah Kolam

82 21 164
                                    

Can
Udah berapa orang, Tin?

Tin
Berapa orang apanya?

Tiga menit. Sepuluh menit. Nggak ada balasan. Apa Can tidur? Jarang-jarang Can molor duluan sebelum pamit. Biasanya Tin yang suka tiba-tiba ketiduran dengan hape di tangan.

Tin
Sayaaang...

Can
Berapa orang yang udah kamu ajak tidur?

Hmm ini pertanyaan jebakan. Tin sering ditanyain begini. Tapi tetep aja selalu deg-degan mikir jawabannya.

Tin
Bentar sayang ni gue lagi bangun candi sama anak-anak.

Can
Hah?

Tin
Kita lagi ngangkut pohon beringin.

Tin
Mau ditaroh taman depan sekret. Tapi ini tamannya udah penuh. Jadi pohonnya ditaroh di tengah kolam.

Circle pertemanan Tin dipenuhi anak-anak ajaib yang berasal dari sperma bibit unggul paling kuat dan tahan lama. Jadi jangan heran jika ide, pola pikir dan kelakuan mereka juga ajaib.

Setiap kali minum bersama, biasanya mereka cuma duduk sambil main gitar dan nyanyi dengan suara mengerikan. Tapi nggak jarang mereka keluyuran keliling kampus. Dari gedung ke gedung, fakultas ke fakultas, parkiran ke parkiran untuk menggerupil apa saja yang bisa dipindah tempatkan.

Nggak, mereka nggak nyolong aset kampus. Nyolong itu kalau dipakai untuk kepentingan pribadi. Ini kan masih di kampus. Cuma pindah tempat. Bisa aja ngelesnya persis angkot kejar setoran.

Misalnya lampu dari fakultas Mipa dipindah ke taman depan sekret mapala. Rambu-rambu tanda stop dari parkiran Fakultas Ilmu Olahraga digotong ke depan sekretariat mapala. Pot tanaman dari gedung rektorat diangkut ke sebelah kolam sekretariat mapala. Standing board dari Hima dibawa ke teras aula sebelah sekret mapala. Kursi satpam di depan pos satpam gerbang timur diseret ke dalam sekretariat mapala. Pipa paralon dari proyek pembangunan gedung baru dipakai untuk menanam kangkung dan selada hidroponik di depan taman aula. Ingat kan, taman aula sudah disabotase anak-anak mapala dijadikan kolam lele dan kebun sayur.

Sekarang, anak-anak titisan jin itu mengincar pohon beringin yang baru saja ditanam di taman Pasca Sarjana. Pohonnya nggak terlalu besar dan dahannya sudah dipotong. Pasti gampang untuk digotong.

Mereka lupa, taman depan sekret sudah kayak hutan, taman aula sudah jadi rumah kaca, sedangkan taman barat sudah ada pohon besar lainnya.

Jadi saat mereka nggak nemu tempat untuk meletakkan pohon beringin yang sudah mereka gotong berjamaah itu, bukannya dikembalikan, malah ditaroh di tengah kolam. Sungguh jenius.

Mereka ketawa-tawa melihat pohonnya berenang. Separuh akarnya masuk ke air, batangnya tenggelam sebagian, daun dan rantingnya bagai kanopi yang menaungi keseluruhan kolam.

Setelah itu mereka kembali duduk dan memutar gelas sloki. Api belum padam. Malam belum berganti pagi.

Tin membuka hape dan membaca balasan Can.

Can
Oii pertanyaan di atas nggak dijawab?

Tin
Berapa orang yang udah gue ajak tidur? Hmmm... Ada kok.

Kla menyodorkan sloki ke depan mukanya. Tin menerima dan langsung meneguknya habis. Rasa terbakar yang hangat menuruni kerongkongannya saat ia mengetik balasan.

Tin
Beberapa... Nggak kayak yang lo pikirin. Ntar gue cerita kalo lo nggak ketiduran.

Can
Enak nggak?

Tin
Hah enak apanya? Tidur bareng? Enaklah kan bisa usel.

Tin cekikikan.

Can
Jangan bilang tidur bareng yang kamu maksud itu tidur bareng yang tidur seranjang doang. Beneran tidur. Ahahahhah..

Kenapa Can naif sekali. Tapi kayaknya dia anak yang gampang penasaran. Jadi Tin mulai memancing.

Tin
Menurut lo tidur barengnya yang kayak gimana sih?

Can
Kamu tidur barengnya sampe make love nggak?

Nah kan.

Can
Atau tidur bareng beneran tidur?

Tin hampir ngakak membacanya.

Tin
Make love dong.

Can
Ini kalo aku dah gak bales berarti aku udah berlayar ke dunia mimpi yaa...

Selalu gitu. Kalau lagi malu atau salah tingkah, Can akan mengalihkan pembicaraan.

Tin
Lo lagi gak ada pacar kan?

Can
Emang kenapa kalo ada pacar?

Tin
Gue juga. Nggak tertarik pacaran sekarang. Capek drama.

Can
Masa kamu gak ada pacar sih? Harusnya punya biar ada penyemangat gitu.

Sedikit mabuk dan lengah, Tin menceritakan semuanya....








.

.

.








TBC























Tetep reproduksi meski dunia lagi pandemi...
Gue kapaan??? 🐞🐞🐞😞

Gue kapaan??? 🐞🐞🐞😞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















Juni 24, 2021

CRUSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang