Chapter 20 • MILF atau Loli?

99 23 187
                                    

"Tiiinn!!! Hape lo geter-geter mulu kayak vibrator!"

Pond membungkuk menatap layar hape Tin yang herkedip-kedip di atas backpack.

Tin segera menyambarnya.

Can
Hai tukang tidur...

Tin
Hai babe. Udah bangun. Ini lagi ngumpul di sekret. Tadi berhasil bangun siang, horeee...

Can
Ya ampun kamu tiap hari selalu ke sekret ya?

Tin
Anak-anak malah ada yang tinggal di sini. Lumayan nggak ngekos. Duidnya bisa buat you knowlah...

Tin memasukkan hapenya ke backpack dan bergabung dengan teman-temannya. Ia melepas kaos dan melemparkannya ke kursi beton pinggir kolam.

Sore itu, mereka sedang mencuci peralatan panjat tebing.

Tin dan Kla memanjat pohon ketapang di depan sekret untuk memasang webbing. Tempat itu teduh. Mereka harus menggantung rope sepanjang puluhan meter itu untuk memudahkan proses pencucian.

Anak-anak lain merendam tali karmantel dan prusik ke dalam bak berisi air hangat dan shampo. Lalu menggosoknya dengan kain bersih, membilas dengan air hangat dan menggantungnya di tempat teduh.

Mereka juga mencuci webbing, harness dan membersihkan alat logam.

Peralatan panjat nggak boleh dijemur langsung di bawah matahari, nggak boleh kena asap rokok dan knalpot, nggak boleh diinjak, nggak boleh diletakkan di tanah, nggak boleh kotor. Nggak sengaja menginjak hukumannya push up satu set. Setelah dipakai langsung dicuci.

Mereka mengelap autostop, jumar, figure eight, hook, grigri, carabiner, chock and friend, lalu mengeringkan dan mengolesi girnya dengan oli.

Perawatan peralatan panjat dan caving sangat penting. Hidup mati mereka sepenuhnya bergantung pada alat.

Di tengah kegaduhan anak-anak mencuci, Sammy nggerumel. Kayaknya dia lagi datang bulan.

"Gabut-gabut gini enaknya nikung pacar temen."

"Lo daripada bacot mending bantuin gue ceklis alat." sambar Pete.

"Tapi nggak ada pacar temen yang enak buat ditikung." Sammy mengabaikannya.

Kadang-kadang pikiran cewek bisa sangat mengerikan.

"Ngomong-ngomong soal pacar. Ini Tin jones mulu nggak ada yang angetin ranjangnya." Kla nyeletuk.

"Gue nggak butuh pacar buat ngangetin ranjang."

"Widiih... Terus pakai apa? Sexdoll?" Pond mulutnya pasti nggak jauh-jauh dari situ.

Mereka ketawa nista.

"Eh by the way gue lihat Yan kemaren. Udah balik dia."

Tin terdiam.

"Duh panas deh, kulit gue merah-merah." rengek Tekno memecah keheningan.

"Dikasih panas ngeluh dikasih hujan ngeluh. Emang paling bener dikasih duid." sungut Pete.

"Sini Bii gue kasih tytyd." sela Kla.

"Punya pacar lo panggil babi?" Pond takjub.

"Itu panggilan sayang goblok." Kla ngegas.

Tin mengabaikan kerusuhan di sekitarnya. Ia meraih hape dan mengetik.

Tin
Babe gue lagi nyuci alat nih. Cuma pakai celana pendek. Punggung keringetan. Brief gue keliatan nyeplak di bokong.

CRUSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang