CHAPTER I : Welcome to New York

1.6K 68 4
                                    

Selamat membaca^^

Deretan mobil bewarna kuning yang menjadi transportasi utama di kota ini terus mengiringi sampai di depan sebuah gedung tinggi menjulang dengan plang nama Westmont di depannya. Seorang gadis dengan rambut blonde sebahu dan memakai sweater navy bermotif hati berwarna-warni juga skinny jeans melangkah perlahan keluar dari mobil kuning bernama taksi itu. Ia memandangi gedung tinggi menjulang di depannya sambil membetulkan letak gitarnya yang ia sampirkan di bahu. Setelah supir taksi menurunkan koper dan tasnya, ia mengeluarkan beberapa lembar uang dan membayarkannya. Setelahnya ia segera melangkah masuk ke dalam gedung sebelum udara dingin membuatnya terkena flu di luar.

Baru beberapa langkah, ponsel di tas kecilnya berdering nyaring. Ia merogohnya dan mengeluarkan benda yang berbunyi nyaring itu lalu menjawab teleponnya.

“Ya?...Oh, Mom aku sudah berada di lobi..., baiklah aku langsung naik...”

KLIK.

Sambungan ponsel diputus. Ia memasukan lagi ponselnya ke dalam tasnya.

“Taylor!”

Gadis itu merasa namanya dipanggil dan segera menoleh ke sumber suara. Matanya lalu melebar melihat siapa yang memanggilnya. Sontak ia berjalan dengan riang kearah si pemilik suara yang juga menghampirinya terburu-buru.

“Whoa, maafkan aku,” ujar gadis rambut blonde yang lainnya dengan ombre berwarna merah jambu tidak sengaja menumpahkan sedikit kopinya ke lengan Taylor.

Keduanya melompat kegirangan lalu sejurus kemudian berpelukan erat sambil berteriak histeris. “Astaga, Demi! Aku tidak menyangka akhirnya kita bertemu!” pekik Taylor girang.

Gadis bernama Demi itu pun melepas pelukannya dan berkata, “Andrea bilang kau datang hari ini. Makanya aku mampir kemari.”

“Ah, kau baik sekali.” gumam Taylor. “Aku merindukanmu,” sambungnya.

“Ayo, biar ku bawakan barang-barangmu.” Demi lalu kembali ke dua koper Taylor yang ditinggalkan begitu saja sebelumnya.

“Terima kasih,” ucap Taylor. Ia pun menyeret satu kopernya yang berukuran paling besar.

Keduanya berjalan bersisian menuju lift di ujung lobi. Tidak henti pembicaraan dari keduanya. Dari hanya menanyakan kabar sampai disambung dengan bergosip. Tipikal perempuan.

Tidak heran mengapa Taylor dan Demi tidak kehabisan bahan bicara sepanjang jalan menuju apartemen kediaman Andrea Swift―ibu Taylor. Kedua gadis itu adalah teman lama saat mereka masih di Nashville. Lalu beberapa tahun lalu Demi pindah ke New York untuk tinggal bersama paman dan bibinya setelah kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan. Kemudian kini Taylor yang pindah kemari untuk tinggal bersama ibu dan adiknya juga untuk memulai kuliah. Dia sudah mendaftar dan di terima di Columbia University untuk jurusan psikologi.

Kedua orang tuanya berpisah beberapa tahun lalu saat Taylor di tahun pertama SMA. Ibu dan adiknya pindah ke New York ditempat ibunya berasal. Lalu Taylor harus menyelesaikan sekolahnya terlebih dahulu sebelum akhirnya bisa ikut bergabung. Tinggal bersama ayahnya tidak begitu menyenangkan karena pria itu begitu sibuk dengan pekerjaannya sebagai seorang engineer. Bukan berarti Taylor tega meninggalkannya. Tapi ayahnya sendiri yang mengijinkan asal ia mengunjunginya setidaknya saat liburan.

“Mom, I’m here...” Taylor berbicara lewat interkom.

Sedetik kemudian seorang wanita di usia hampir empat puluhan yang wajahnya begitu mirip dengan Taylor membukakan pintu dan raut wajahnya begitu bahagia melihat Taylor berdiri di hadapannya.

Sontak mereka berdua berpelukan, “Honey, aku sangat merindukanmu. Akhirnya kau disini juga, sayang...” Andrea memeluk erat putri sulungnya.

“Me too, Mom.” sahut Taylor masih menikmati harum ibunya yang memenuhi penciumannya.

Stuck in Circle | haylor ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang