Tak terasa matahari sudah naik diatas kepala, Boruto dan juga Sarada tidak sadar jika mereka berdua sudah terlambat selama kurang lebih setengah jam dari waktu yang ditentukan oleh sekolah. Parkiran sendiri sudah terlihat sangat sepi, hanya ada motor dan juga mobil yang saling mengobrol satu sama lain.
"Kita terlambat ya Boruto?"tanya Sarada sembari menyentuh kedua pundak Boruto, dengan pelan ia turun dari motor sport berwarna hitam dengan corak kuning disekitarnya. Boruto menoleh sejenak, melepaskan helm di kepalanya dan meletakan nya di atas Motor.
"Sepertinya Begitu, apa kau takut dihukum?"tanya balik Boruto, melihat Sarada yang sedang gelisah membuatnya yakin jika Sarada tidak biasa dalam menjalankan hukuman-hukuman menyebalkan yang selalu diberikan oleh para guru killer.
Sarada menggelengkan kepalanya denan ribut, bukan itu yang ada di pikiran nya tapi masalahnya nanti siang ia ada jadwal pemotretan dan juga beberapa adegan acting bersama dengan aktor mesum itu. Sarada hanya bingung, bagaimana cara mengatakan nya kepada Boruto? Pasalnya Sarada memiliki firasat buruk mengebai ini jadi Sarada hanya akut jika terjadi sesuatu yang buruk dalam waktu dekat.
"Kau tenang saja, jika kau dihukum maka aku yang akan menjalani hukuman mu jadi kau hanya perlu duduk santai saja apalagi semalam kita pulang sangat larut bukan? Aku yakin jika kau pasti mengantuk." Boruto mendekat beberapa langkah kesah Sarada, menyentuh kedua sisi helm yang dikenakan oleh kekasihnya itu kemudian membukanya dnegan hati-hati dan meletakan nya pada salah satu stir motornya.
"Bukan seperti itu Boruto." Tangan mungil menggenggam tangan nya. tangan ini sedikit bergetar, Sarada sudah seperti orang yang sedang ketakutan. Senyum tipis terlukis sempurna diwajah Boruto, mengelus secara lembut punggung tangan Sarada yang berada di dalam genggaman tangannya.
"Percayalah padaku, kita akan baik-baik saja."mendengar kalimat seperti itu membuat Sarada merasa sedikit tenang, setidaknya didalam kondisi seperti ini ia memliki laki-laki yang selalu perhatian dan mendukungnya dari belakang.
"Arigatou." Hanya kata itu yang pantas Sarada ucapkan, dirinya selalu merasa nyaman saat berada didekat Boruto. Matanya sellau memancarkan ketenangan dengan segela ucapan manisnya yang mampu membuat kedua pipinya ingin meledak.
Boruto hanya mengangguk, mengacak pelan surai raven kekasihnya sebelum akhirnya menarik tangan mungil itu untuk segera masuk kedalam kelas.
Beruntunglah Boruto dan juga Sarada karena hari ini nampaknya sang satpam lupa tidak mengunci gerbang, jadi mereka bisa dengan muda melewati tantangan pertama dan yang harus mereka lakukan adalah memastikan jika didalam kelas itu kosong, tidak ada satupun guru, hanya ada teman-teman mereka yang tengah melakukan ritual-ritual aneh.
Boruto dan juga Sarada jalan mengendap-endap di koridor sekolah, langkah kaki mereka sudah nyaris tidak bersuara saat menginjak satu demi satu kotak lantai yang begitu cemerlang. Kepala mereka sedikit miring, mengintip isi kelas dari arah yang tidak terlalu dekat sebagai antisipasi jika saja guru-guru tiba-tiba datang didepan ataupun dibelakang mereka.
Separuh kepala mereka muncul disela-sela pintu, memberikan kode kepada teman-teman mereka untuk memberitahu informasi, apakah guru ada didalam kelas atau tidak. Seseorang membaca gerakan mereka, memberikan kode bahwa di dalam kelas tidak ada satupun guru yang sedang melangsungkan ceramah.
Boruto dan Sarada bernafas lega saat mengetahuinya, berjalan pelan untuk masuk kedalam kelas tapi langkah mereka seketika terhenti saat seseorang menarik kerah baju bagian belakang. Dengan kikuk mereka membalikan tubuh saat suara berat mengentrupsi Indra pendengar, mereka berdua cengengesan tanpa dosa, Kakashi memgehela nafasnya dengan panjang dan segera menarik telinga mereka untuk menjalani hukuman bermain dengan terik matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need Love ( Hiatus )
Romanceseorang gadis yg merasakan bagaimana rasa sakitnya ketika keluarga kecilnya hancur berantakan, melihat ayahnya bercinta dengan wanita lain, membuat kembarannya mati mengenaskan.orang yg sangat ia hormati tapi ternyata menggores luka dihatinya, Bagi...