"papa gak bisa seenaknya kayak gitu dong! Sarada gak suka ya kalo papa ngatur kehidupan Sarada Kayak gini!"bentak Sarada dengan nada tinggi, tidak ada keraguan sedikitpun didalamnya. Selama papa nya tidak mau berubah dan selalu bertindak sesuka hati maka Sarada tidak akan mundur dalam menegakkan hak nya sebagai seorang anak.
Sakura dan juga naka yang melihat kejadian itu langsung panik, apalagi saat melihat gadis bersurai raven itu sudah berdiri dan menunjuk-nunjuk tajam kearah lawan bicaranya yang memiliki bentuk sama persis dengan nya.
Sasuke yang masih tersulut oleh emosi juga ikut berdiri. Bukan tanpa alasan Sasuke bersikap over protektif seperti ini, akan tetapi Sasuke hanya ingin memperbaikinya kesalahan nya dimasa lalu yang sempat mengabaikan keluarga kecilnya.
"Sarada jaga nada bicara mu! Papa tidak pernah mengajarkan mu berbicara dengan nada setinggi ini!" Sakura bertambah stres, mengacak surai merah mudanya sendiri saat melihat perdebatan antara anak dan juga ayah yang sama-sama memiliki kepala batu.
"Memangnya kapan papa ngajarin Sarada tentang tata Krama? Sarada tanya sekali lagi, kapan papa ngajarin Sarada tentang tata Krama! Laki-laki kayak papa tau apa tentang tata Krama hah?"tanya Sarada dengan nada meremehkan, melipat kedua tangannya didepan dada. Sasuke melihat itu sedikit tidak suka dengan tingkah laku putrinya yang sama sekali tidak sopan dalam berbicara.
"Sarada bukan maksud papa seperti itu, papa hanya tidak ingin jika....." Ucapan Sasuke mendadak terpotong, secara tiba-tiba Sarada menyenggol meja di depannya hingga meja itu sedikit bergetar. Sarada menatap Sasuke dengan sinis sebelum akhirnya berlari kearah kamarnya yang terletak di atas.
"Sarada! Dengarkan penjelasan papa dulu!"teriak Sasuke dengan lantang, tapi nampaknya teriakan bak toa masjid itu hanya dianggap angin lewat oleh Sarada. Gadis bersurai raven itu justru mempercepat larinya dan membanting pintu dengan kencang membuat suara yang ditimbulkannya menggema di seluruh ruangan.
Sasuke menghela nafasnya dengan panjang, menduduki diri di atas sofa sembari memijit pelipisnya tanpa henti. Sasuke tidak menyangka jika menghadapi seorang gadis kecil itu sangat merepotkan apalagi yang memiliki sifat yang sama-sama keras kepalanya seperti dirinya, untung tidak buntung iya!
Selama beberapa detik hanya keheningan yang tercipta diantara mereka bertiga, tidak ada satupun diantara mereka yang berani memulai kembali topik pembicaraan. Sasuke yang masih saja mengalami keseteraan yang tergolong, Sakura yang masih ragu untuk berbicara karena takut salah mengucapkan sebuah kalimat yang hanya akan memperburuk suasana.
Sedangkan Naka sedang sibuk mengobrak-abrik sebuah paper bag berwarna hitam yang bersembunyi dibawah meja. Kedua matanya menyipit sempurna, tidak bisa dipungkiri jika Naka sangat penasaran dengan isi paper bag yang sudah terlihat seperti ikan kembung.
Hm.... Kira-kira apa yang ada didalam paper bag tersebut? Tidak mungkin juga bukan jika adik nakalnya itu membawa sebua bom nuklir ke Mension uchiha? Atau jangan-jangan isinya adalah para makhluk berkepala botak yang sedang bersemayam didalam botol? Ah sudahlah daripada otaknya semakin koslet karena memikirkan hal yang tidak masuk akal lebih baik Naka periksa saja sendiri.
Awalnya Naka ragu untuk membukanya, tapi rasa penasaran nya lebih tinggi dari rasa takutnya terhadap benda-benda aneh yang ada didalam paper bag Tersebut. Secara perlahan tapi pasti, Naka mulai membuka sedikit demi sedikit sisi atas paper bag hingga menampakkan beberapa benda berbentuk bulat.
"Kau sedang apa?"
"Eh kuda lapis!" Dengan spontan Naka berteriak saat seseorang menyentuh salah satu pundaknya, Naka membalikan badannya, menatap horor kearah mamanya yang sudah membuat jantungnya melakukan pus up.
Sakura tercengang saat melihat wajah putranya sudah sangat kusut bagaikan pakaian yang belum disetrika, padahal ia hanya menyentuh pundak secara pelan tepi kenapa dampaknya bisa sebesar ini? Herrrr sejenak Sakura merasa ngeri saat membayangkan bahwa putranya itu akan bertransformasi menjadi makhluk tak kasat mata, apalagi ini sudah tengah malam jadi ya bisa saja jiwa setannya meronta-ronta.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need Love ( Hiatus )
Romansaseorang gadis yg merasakan bagaimana rasa sakitnya ketika keluarga kecilnya hancur berantakan, melihat ayahnya bercinta dengan wanita lain, membuat kembarannya mati mengenaskan.orang yg sangat ia hormati tapi ternyata menggores luka dihatinya, Bagi...