pilih kasih dan kematian

658 47 0
                                    

10 hari kemudian.....

Keadaan keluarga uchiha telah kembali normal dan berjalan seperti biasanya namun ada yg sedikit berbeda yaitu kedatangan sharla ke mension uchiha, gadis kecil itu sudah beradi di mension uchiha dari 7 hari yg lalu sampai sekarang.

1 minggu sharla berada disini membuat hati sarada semakin sakit, tidak sarada tidak membenci kembarannya tetepi ia hanya iri dengan sharla yg selalu mendapatkan kasih sayang dan juga perhatian yg lebih dari papanya.

Sedangkan dirinya? Sangat sulit bagi sarada untuk mendapatkannya
Bisa bermain dengan papaya selama seharian penuh? Rasanya itu hal yg mustahil bagi sarada.

Papanya itu menatapnya saja enggan apalagi menyayanginya, dengan keadaan seperti ini apakah sarada tetap menyayangi papanya?
Apakah ia bisa mencintai orang yg membencinya?
Apakah dirinya bisa untuk tidak membenci orang yg mengharap kematiannya?

Entahlah sarada juga bingung, ia masih tidak mengerti dengan situasi yg sedang ia hadapi, bagaimana pun jiga usianya baru 6 tahun tetapi ia malah harus berfikir sekeras ini.

Sarada memang gadis yg lebih pintar dibandingkan teman seusianya tetapi jika seperti ini terus mungkin otak nya akan meledak.

Sasuke, sakura, naka, sharla dan juga sarada kini berada diruang makan dan hanya suara gelak tawa dari sasuke dan sharla yg terdengar diruangan itu pada malam hari ini.

Sasuke mengelus rambut sharla dengan lembut, ia juga menyuapi putrinya itu dengan sabar, tak jarang pula ia mencubit pipi sharla dan mencium nya dengan gemas.

Sarada menatap pemandangan di depannya itu dengan mata berkaca-kaca bahkan sedari tadi ia belum memakan makanan yg tersedia dimeja makan.

Sarada membayangkan jika papanya juga memperlakukan nya dengan penuh kasih sayang seperti itu mungkin sarada akan menjadi manusia paling bahagia di dunia ini.

Sudah cukup! Sarada sudah tak tahan lagi dengan semua ini
"Aku kenyang".ucap sarada kemudian pergi dari tempat yg menyakitkan itu

Sarada melangkahkan kakinya ke taman yg tak jauh dari rumahnya, ia mendudukan diri di bangku kosong yg berada di taman itu.

Gadis kecil itu memeluk lututnya sendiri dan mulai menangis, ia jiga tidak pernah berniat untuk menghapus air matanya.

Sarada mendongkak dan menatap langit yg berwarna hitam kebiruan, langit itu didepenuhi oleh banyak bintang, cahaya dari bintang itu sesekali terlihat redup kemudian menyala kembali tak lupa juga sinar yg terpancar dari bulan purnama yg menambah keindahan suasana di malam hari.

" apa semesta juga bahagia saat salad menderita? Apakah semesta mengadakan pesta saat salad menangis? Apakah semesta akan menangis saat salad mati? Atau justu semesta akan bersyukur saat salad telat tiada?".lirih sarada saat ia melihat keindahan langit yg sangat berbeda dengan suasa hatinya saat ini.

Perlahan angin malam tertiup dan menerpa helaian rambut pendek milik sarada, ia menutup matanya dan membiarkan tetes demi tetes air mata membasahi pipi, baju dan juga lututnya.

Disaat raga tak kuasa untuk bertindak, disaat mulut tak mampu untuk berucap , hanya air mata yg mampu mewakili perasaan kita, hanya airmata yg bisa mewakili semua rasa sakit yg kita rasakan.

Ingat! Hanya air mata yg menemani kita disaat kita bersedih, hanya air mata yg selalu setia bersama kita disaat orang-orang pura-pura perduli kepada kita dengan mengatakan " ada apa? Kau bisa menceritakan masalahmu padaku".

Namun saat kita selesai menceritakan masalah yg kita alami, orang tersebut hanya akan berkomentar " yang sabar, aku mengerti perasaan mu tetapi aku merasakan yg lebih menyakitkan dari itu".

I Need Love ( Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang