I Need Love ( Hiatus )

Keluarga Yang Over Protektif

Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Langit yang hitam itu kian menghitam bahkan suara dari para burung nokturnal mulai terdengar jelas pada Indra pendengar dari dia insan yang masih saja terduduk di tempat nya.

Terlihat sang gadis bersurai raven  dengan mata onyx sehitam jelaga tengah menyuapi satu persatu makanan yang berada di atas meja untuk kekasihnya yang tidak ada lelahnya membuka mulut untuk melahap semua makanan itu.

Sedangkan sang pemuda tampan bersurai kuning dengan mata shapire sebiru langit di siang hari itu sedang asyik mengunyah makanan yang sedari tadi masuk kedalam mulutnya. Padahal ia mengajak Sarada kesini untuk makan malam bersama tapi sudah 30 menit hanya ia lah yang memakan hampir semua makanan di atas meja.

Perut boruto mulai tertekan. Terisi penuh dengan makanan hingga tak sanggup lagi untuk menampung makanan dan jika terus dipaksakan maka perutnya bisa meledak begitu saja. Seperti sebuah balon yang ditusuk oleh benda tajam terkutuk contohnya seperti jarum yang sering digunakan untuk menjahit pakaian.

"Sarada sudah cukup. Kau bisa membuat perut ku meledak karena terlalu banyak makan".setelah sekian lama terdiam dan pasrah denan keadaan yang terus saja memaksanya menelan makanan akhirnya boruto bersuara dan ia juga berharap bahwa Sarada tidak akan menjelma kembali menjadi seekor singa betina yang terlepas dari kandangnya.

"Ayolah boruto. Masih ada sekitar 10 piring lagi yang belum kau habiskan!".seru Sarada dengan girang sembari memperlihatkan beberapa makanan yang sudah disiapkan oleh boruto beberapa waktu yang lalu sedangkan boruto sudah menelan ludahnya dengan susah payah karena setelah ini mungkin ia akan menjadi obesitas.

"10 piring? Kau pikir aku ini apa sayang? Aku tidak mungkin memakan piring! Aku hanya akan memakan makanan normal layaknya manusia bukan layaknya jin Tomang tau!".tolak boruto dengan cara berteriak stres karena kekasihnya itu berencana mengubahnya menjadi laki-laki penuh lemak seperti sapi sedangkan sarada langsung cemberut dan memalingkan wajahnya kearah lain.

"Yasudah kalau kau tidak mau makan lebih baik aku menyuapi kedua teman mu itu saja".mata boruto melotot sempurna saat mendengar ucapan dari kekasihnya itu dan langsung saja ia menyerahkan sebuah sendok beserta garpu agar kekasih itu mau untuk menyuapi nya lagi meskipun ia harus mengorbankan perutnya yang sangat panas dan ingin sekali meledak.

Sarada hanya menoleh kearah boruto. Tatapan nya sangat sinis seperti orang yang akan mencincang tubuh dari makhluk tak kasat mata. Tapi berbeda halnya dengan boruto yang sudah tersenyum manis kearah gadis kesayangan nya itu.

Dengan kedua pipi mengembung sempurna dan tatapan mata yang begitu sinis Sarada merebut garpu dan juga sendok dari tangan boruto membuat pemuda tampan bersurai kuning itu tersenyum penuh kemenangan lalu meraih sebuah piring berisikkan steik dan meletakkan di dihadapan Sarada.

Masih dengan wajah datar serta tatapan sinis nya Sarada meraih piring bersihkan steik itu. Bukan nya menyuapi boruto justru ia melambaikan tangan nya kerah shikadai dan juga inojin hingga mereka berdua berlari kearahnya.

"Ada apa Sarada?".tanya shikadai dan juga inojin bersamaan saat mereka sudah berdiri didepan gadis bersurai raven itu sedangkan boruto mengangkat satu alisnya bingung karena tidak mengerti dengan apa yang akan dilakukan oleh kekasihnya itu.

"Siapa nama kalian?".tanya Sarada sembari tersenyum manis kearah keduanya membuat kepala boruto mengeluarkan banyak asap karena rasa iri dan juga cemburu mulai menyelimutinya

"Namaku Inojin Yamanaka. Hehehe kota sudah berkenalan di sekolah bukan?".inojin memperkenalkan dirinya sembari bergaya dan juga berpose tidak jelas dengan merapihkan rambutnya kebelakang sedangkan boruto sudah mengeluarkan tatapan tajam nya kepada sahabat pucat nya itu.