|Hello! RAIN kembali update.|
Hana dan Reina kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran. Disepanjang lorong kelas Reina dan Hana saling melempar candaan konyol.
"Rein, apa sebutan buat orang yang otaknya nge-fly?"
"Kupu-kupu?" Reina mengerutkan dahi seperti orang yang berpikir keras.
"Salah! Yang bener burung." Hana tertawa puas bisa membodohi Reina tapi yang dibodohi malah berdecak kesal dengan kelakuan konyol Hana.
"Nggak nyambung Hanaaa!"
sepasang mata terpaku saat berpapasan dengan Hoshi. Reina langsung menoleh ke belakang melihat Hoshi yang acuh saat para cewek menyapanya, Reina sewot melihat kelakuan Hoshi yang acuh. Tapi ada yang aneh dengannya, Reina semakin diselimuti penasaran.
"Perasaan jalan ke kelas arahnya bukan ke sana deh." Gumam Reina mengerutkan dahi heran.
Pasalnya, jika Hoshi tidak mengikuti jam pelajaran sepertinya tidak mungkin. Sebab Hoshi adalah murid yang rajin walaupun pakaian dan gayanya yang agak nakal. Semakin dilanda penasaran Reina langsung berbalik membuntuti Hoshi, Hana berulang kali memanggil Reina untuk kembali ke kelas.
"Sssttt!" Menempelkan jari telunjuk di bibir,"Lu masuk kelas duluan, gue ada urusan." Pinta Reina, langkahnya cepat untuk mengejar yang dibuntuti. Sementara Hana meng-iya kan permintaan Reina.
Lorong demi lorong dilalui tapi Hoshi tak berhenti di suatu tempat. Sesekali Hoshi merasa ada yang membuntutinya, Reina langsung sembunyi di sebalik pohon. Naasnya Reina malah menginjak botol plastik. Hoshi langsung memutar kepalanya berlawanan untuk mengoreksi orang yang dia rasa membuntuti dia, dan hasilnya tidak ada seorang pun yang mengikuti. Karena merasa aneh Hoshi semakin mempercepat langkahnya.
Sampai pada tempat tujuan Hoshi berhenti di taman belakang sekolah yang jarang dilalui orang, dia berjalan ke kardus yang tepat berada di bawah pohon dekat semak-semak, Hoshi mengeluarkan potongan ikan. Reina merasa bingung dibuatnya, untuk apa dia membawa ikan ke taman? Toh tidak mungkin jika dimakan mentah-mentah.
Setelah memperhatikan, Reina tertegun menyaksikan perbuatan Hoshi, siapa sangka ternyata dia memberi makan kucing- kucing liar yang ada di taman. Tanpa sadar kaki Reina melangkah, pandangannya fokus menyidik Hoshi. Karena tidak melihat jalan, Reina tersandung ranting besar yang menghadang di depannya.
"Aduh!" mendesah kesakitan.
Hoshi terkejut mendengar suara dan langsung mencari sumber suara itu. sontak kaget,"ngapain lu kesini?"mengernyitkan dahi untuk memastikan.
"Eng--itu, tadi- gue buntutin lu."Reina menggigit bibir bawah, karena merasa pasrah melihat ekspresi Hoshi yang sepertinya mulai marah membuat Reina tidak bisa beralasan.
"Dari tadi--" Hoshi memotong ucapannya kemudian melanjutkannya, "Gue udah ngerasa ada yang ngebuntutin--" Hoshi memotong ucapannya lagi sampai membuat Reina gusar."Ternyata bener."menghela nafas.
Melihat kaki Reina terluka Hoshi merasa iba dan mengulurkan tangannya, Reina keheranan,"Maksudnya apa?" Tanya Reina, matanya menatap Hoshi penuh tanya.
"Gue tolongin." Hoshi merasa kaku diselimuti rasa gengsi.
Kemudian menggapai tangan Hoshi. Walaupun kesakitan, Reina berusaha berdiri menyeimbangkan badannya.
"Sakit?" Tanyanya datar.
"Gak kok." Jawab Reina meringis menahan sakit.
"Masih bisa bohong." Mengambil hansaplast di saku celana.
"Sini kaki lu!" Ia jongkok dan langsung mengangkat kaki Reina lalu di letakkan di atas paha Hoshi.Reina langsung duduk,"Ehhh mau ngapain?!"
"mau di obatin nggak?" Tawar Hoshi datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Teen Fiction[FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA] "Kamu terlalu mengagumi hujan, hingga tak sadar jika perasaanmu telah banjir oleh rindu." "Orang bilang, jika ingin pelangi, maka harus menerima hujan." Kentara kalimat yang memiliki makna kian membuah menjadi teka- t...