|Buat yang mampir, baca sampe akhir ya!|
|Selamat membaca!|
Reina memilih baju yang akan
dipakainya, kaos tebal corak salur warna navy berpadu hitam dan celana training hitam panjang yang tidak membentuk lekuk tubuh dengan gaya rambut di gerai, walaupun Reina keturunan Jepang-Indo tapi dia orang yang sederhana dalam fashion, tidak seperti remaja pada umumnya yang berlomba untuk tampil perfect di hadapan umum.Tiittt!tittt! suara clack sound motor terdengar sampai ke dalam ruangan.
"Eh Hana udah Dateng."melihat dari jendela kamar.
Reina bersiap membawa peralatan yang akan di bawa ke rumah Hana, tidak lupa sedikit mempoles wajah dengan sedikit bedak dan lips care. Beda cerita dengan penampilan wajah, Reina sangat memperhatikan kesehatan dan kecantikan wajahnya. Lagian cewek mana yang nggak mau tampil cantik, kalau sudah berlomba soal kecantikan begitu tidak akan ada produk kecantikan yang gagal pasar, kasian mana skincare mahal.
Mamah Reina memanggil,"Rein tuh ada Hana di depan."
"Iya mah,bentar!"turun dari lantai dua dan menyusuri anak tangga.
"Mah Reina izin nginep di rumah Hana boleh nggak?cuma semalem aja kok, soalnya ortu dia lagi lembur, jadinya Hana di rumah sendirian." memeluk mamah dari belakang.
Mamah Reina memasukkan kue ke dalam kotak makan Container."Iya mama izinin,ini tadi mamah buat kue jangan lupa dibawa buat Hana." mengantar Reina sampai depan rumah.
"Daah mah"melambai tangan.
"HATI- HATI YA!"teriak mamah.
Laju motor perlahan menghilang dari halaman rumah, suara kendaraan nyaris tidak terdengar lagi sampai hanya terdengar suara gerbang yang baru saja di kunci satpam.
*****
Tempat yang terlihat begitu luas dan sejuk sampai tercium aroma pepohonan itu mereka masuki. Tidak heran sebab banyak tumbuhan dan pepohonan hijau di petak rumah itu. Hana memarkirkan motor di depan rumah.
Rumah megah tepat di samping pekarangan yang terlihat sunyi dan sintru seperti tidak berpenghuni itu Reina masuki, mereka melangkah masuk. Walaupun bukan pertama kali masuk rumah Hana tapi Reina selalu merasa takut, entah karena rumah yang terlalu besar atau memang jalannya jarang dilalui orang.
Kosong tidak kosong pun rumah sebesar istana dalam dongeng jika hanya dihuni sedikit orang tetap terasa sepi.
"Han, gue salut sama lu, bisa berani sendirian di rumah segede ini." melihat sekeliling.
"Lah lu nya aja yang penakut, kalo malem biasanya gue berani sendiri si, karena ini malem minggu gue ajakin lu nginep sekalian nonton film horror. Hrrrr--pasti seru."merangkul Reina.
Reina bergidik ngeri, dia sendiri orang yang penakut. Tidur saja tidak mau jika lampu dipadamkan, harus ada cahaya walau sedikit.
"Maksudnya lu mau main uji nyali?"tertawa ngeri.
"Kalo iya gimana?" Jawab Hana semangat.
"Pastinya gue langsung lambai tangan ke kamera." Reina menarik ujung bibir sebelah, baru saja Hana bilang akan main uji nyali tapi bulu kuda eh kuduk Reina sudah hilang kesadaran.
Selain itu mereka berdua menghabiskan waktu bersama dari mulai bercerita, membuat jajanan dan menonton TV. Hana menjalin hubungan baik dengan Reina sebagai teman dekat bahwa mereka sudah seperti saudara.
Memang prosesnya sangat singkat, tidak perlu waktu lama untuk mengklaim akrab, kalau sudah sefrekuensi pasti akan lebih dekat. Keduanya selalu ada cara untuk bersama. Hana juga tipe orang yang tidak bisa berhenti jika sudah membuka obrolan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Teen Fiction[FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA] "Kamu terlalu mengagumi hujan, hingga tak sadar jika perasaanmu telah banjir oleh rindu." "Orang bilang, jika ingin pelangi, maka harus menerima hujan." Kentara kalimat yang memiliki makna kian membuah menjadi teka- t...