Cahaya menembus awan menyinari kehidupan di bumi, burung burung berkicauan rerumputan dan pepohonan mengembun, gerimis mulai turun dengan rintih.
"Kriiing kriiing kriiing" alarm analog bergambar miku berdering. Seorang gadis terbangun dari tidurnya untuk mematikan alarm, perlahan membuka mata memandangi background jam, "nee miku-chan, ohayou!"menyibakkan selimut dan memejamkan mata.
Tiba-tiba suara handphone berdering, dengan malas tangannya meraih, ternyata telfon dari sang papah. Menggeser tombol hijau ke arah kiri, "moshi-moshi, hari ini papah berangkat kerja lebih awal, jangan lupa ya ini hari pertama kamu masuk sekolah. Papah gak bisa antar kamu, nanti pergi ke sekolah naik angkot aja ya, Bye!"layar handphone mati.
Melangkah ke arah jendela kamar, "srekk!"membuka tirai, sinar matahari menembus kaca. dengan langkah gontai mengambil seragam barunya yang sudah tergantung di hanger.
sejenak termenung hari ini adalah hari pertama berkecimbung di negara asing, meskipun ini adalah tempat kelahirannya apakah bisa dirinya beradaptasi dengan teman baru? Bahasa yang baru, lingkungan masyarakat baru, rumah baru bahkan sekolah barunya.
Tepat berdiri di depan kaca full body memandangi tubuhnya yang mengenakan seragam berwarna abu-abu sambil mengibas ngibaskan undernya.
Merasa ada yang kurang lengkap di seragamnya, ternyata dirinya belum memakai dasi. Menurutnya dalam berseragam sekolah jika tanpa kehadiran dasi, membuka lipatan dasi, "dasi cowok?"membolak balikan dasi. Dalam fikirannya merasa aneh mengapa seragamnya berdasi cowok, sedangkan di negaranya dasi cewek berbentuk pita kupu-kupu.
"Tok tok tok!" suara ketukan pintu tadi tidak membuyarkan fikirannya, "cekreekk!"membuka pintu. Sontak terkejut.
"Ayo makan dulu, mamah udah siapin makanan nih."sosok wanita paruh baya memasuki kamarnya.
Dia masih terdiam sembari memutar-mutar ujung dasi yang melingkar di lehernya. Wanita paruh baya yang di panggil mamah itu terkekeh,
"Oh ternyata dari tadi lagi pake dasi, sini mamah pakein."merebut dasi.
Gadis itu melihat ke jam alarmnya, mamahnya ikut melihat ke arah jam.
"Eh ini udah jam 06:45 loh sebentar lagi sekolah ditutup."
dengan gerakan kilat gadis itu memakai tas ransel berwarna maroon dan memakai sepatu hitam bergaris putih di bagian bawahnya.
"Hati-hati ya jangan lupa berdo'a!"pesan mamah.
Gadis itu berdiri menghadang angkutan umum yang melintas, berulang kali melihat arah jarum jam tangannya, dan "wussss!" angkot melintas,
"Bang! Tunggu bang!"
berlari secepat mungkin,
"Bang berhentiiii!" terus berlari, namun usaha gadis itu sia-sia roda mobil angkot berputar terlalu cepat hingga si gadis itu tertinggal jauh. Tidak berhenti di situ saja, ia berusaha mencari angkutan umum lainnya, tapi yang didapatnya hanya...."Nah! Bang anterin saya ke SMU Tunas Harapan Bangsa ya!"....seorang tukang becak. "Bang ayo cepet! Udah mau telat nih!"melihat jarum jam di tangannya.
"Udah sampe neng." menarik rem becak.
"Makasih bang." menyuguhkan uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Teen Fiction[FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA] "Kamu terlalu mengagumi hujan, hingga tak sadar jika perasaanmu telah banjir oleh rindu." "Orang bilang, jika ingin pelangi, maka harus menerima hujan." Kentara kalimat yang memiliki makna kian membuah menjadi teka- t...