🛫7 | Mukbang

133 18 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam Pun tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam Pun tiba. Nampaknya dua manusia yang sering menjahili satu sama lain ini kelewat kelaparan. Bagaimana tidak masing-masing memesan 2 burger sekaligus dengan minumnya es thai tea yang lebih banyak es-nya dibandingkan minumannya. Sering terjadi di kota-kota besar. Masuk akal sih sebenarnya mungkin agar tidak terlalu manis. Karena pembuatannya dicampur gula dan susu kental manis juga.

"Masih mau nambah lagi nggak kamu? Mumpung aku lagi baik nih." Ucap Namara, karena ini hari ulang tahunnya pastinya ia ingin mentraktir sepupu sejiwanya untuk makan besar-besaran.

"Sate padang kayanya enak. Barengan aja mau?" Tawar Ray sambil menunjuk gerobak sate padang yang ada disampingnya. Baunya sangat menggoda sekali.

"Boleh, nggak udah pakai lontong tapi nanti kekenyangan kamu pingsan di jalan aku ribet bawanya." 

Ray dengan sigap dan langkah pasti memesan sate padang tersebut. Beda dengan sepupu-sepupunya yang lain Ray memang yang paling mengerti Namara. Jahilnya pun bukan yang menyebalkan. Tidak pernah mengejek atau menggoda Namara. Selalu siap menjadi tameng apapun situasinya.

"Uhuy mantap banget. Awas panas." 

Coba bayangkan. Sambal sate padang hangat  yang pedas mantap ditambah dengan taburan bawang goreng. Ahhh, sedap sekali. Rasanya ingin ngunyah terus. Memang perut karet setelah 2 burger masih muat untuk makan sate padang. 

"Enak ya?" Tanya Ray masih dengan makanan di mulutnya.

"Huum, minggu depan kamu ya yang traktir aku. Bokek kalau aku terus." 

"Kamu yakin pulang tiap minggu? Nggak takut boros? Tiket pesawat mahal kan?" 

"Sekalian refreshing. Aku penat di jakarta. Disana aku nggak neko-neko kok. Tinggal sama Pakde, makan siang di warteg pakai menu standar sama kalau pergi-pergi pakai Transjakarta aja. Aku juga nggak suka belanja-belanja Ray. Masih sibuk jualan juga kok." Ucap Namara lalu meneguk thai tea yang sudah mulai membening.

"Hmm, masih sama ya kamu. Selalu irit." 

"Kalau kata Bapakku as-" 

"Asas finansial." Ucap Ray

[ END ] Till Next Time, NamaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang