UNTIL.THEN Part 13 - Malu

75 16 0
                                    

Teriakan Cia membuat papa mamaku menoleh ke belakang, begitupun sebaliknya. Aku melihat wanita muda cantik yang wajahnya hampir sama dengan Cia, separuh rambut keriting cokelatnya dijepit ke atas.

*Disebelahnya ada.. Elliot kok rambutnya abu-abu?!!*
Rupanya benar apa kata Cia, kalau dia mirip dengan maminya dan Elliot itu persis papinya. Cia dan Elliot menyapa papa mamaku.

"Oom.. Tante"
Mereka berdua kompak memanggil kedua orang tuaku. Sedangkan aku hanya bisa menganggukan perlahan kepala berulang memberi salam pada papi dan mami Elliot. Bukanya aku tidak sopan, tapi mulutku penuh hingga pipiku menggembung, aku menyesal melahap bakpao utuh bulat-bulat tadi.

"HAHAHA!!"
Elliot tertawa. Cia mencubit lengan Elliot, tapi Elliot tidak berhenti.

"Chris manners!"
Maminya mulai terlibat. Nada suaranya terasa mengancam.

"Sorry mam.."
Elliot mengepalkan tangan menutup mulutnya, berusaha menahan tawa, matanya sudah hilang entah kemana.

"Mih.. Pih.. Itu temen sekolah Elli, namanya Mina!"
Mami dan papi Elliot tersenyum padaku.

"Pa, ma itu temen Mina, Cia sama Elliot.."
Aku mengenalkan mereka sambil mengunyah isi mulutku.

"Ppfft"
Seisi meja Elliot menatapnya tajam, ia kemudian memalingkan wajahnya ke bawah.

•••••••

Akhirnya aku berhasil menelan bakpao itu! Hilang sudah laparku.

*Mendingan tadi gue di rumah makan nasi sama kerupuk aja! Malu banget gila!"

Kamipun selesai makan, mama pergi ke toilet dan papa sedang bayar di kasir. Aku yang ditinggal duduk sendiri pura-pura sibuk dengan hand phone-ku.

Drrt.. Drrrt..
1 new message from Elliot.

"Sorry."

Aku melihat ke arah Elliot, kedua tanganya mengatup kikuk, hand phone-nya terjepit diantara telapak tangan, matanya terpejam sebelah.

•••••••

"Mina!"
Papa memanggilku ke kasir.

"Kenapa pa?"

"Ini kamu tungguin struknya ya, kertasnya tadi habis jadi orangnya lagi ganti yang baru, papa uda bayar kok, papa ambil mobil dulu takut keburu rame."

"Oke"
Mamaku memang mengumpulkan struk untuk pencatatan pembukuan bulanan.

"Meja 9 ya mas!"
Elliot berdiri tepat di sebelahku.

"Eh ada Elliot!"
Aku mengusap kepala patung kucing sipit pemanggil di atas meja kasir.

"Uda mirip belom?"Elliot mendekatkan wajahnya berdampingan dengan pajangan itu sambil menutup kedua matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Uda mirip belom?"
Elliot mendekatkan wajahnya berdampingan dengan pajangan itu sambil menutup kedua matanya.

"Hahaha!"

"Ini dek struk-nya!"
Suara mas kasir menghentikan tawaku.

"Mina udah? Yuk papa uda di depan tuh!"
Mama lalu melambai ke arah keluarga Elliot dari pintu keluar. Aku pun pamit pulang pada Cia dan papi mami Elliot.

"Ketemu besok di kantin ya Mina!!"
Kulihat dari dalam mobil Cia melambaikan tangan.

•••••••

Sepanjang perjalanan mama tidak bosan-bosanya membicarakan kejadian tadi.

"Maminya masih muda banget, lebih cocok jadi kakaknya."
Mama memuji kecantikan Mami Elliot.

"Iya loh papa juga kaget!"

"Itu gantengg banget yang cowo! Siapa tadi namanya El? Ell apa??"
Mama mengigit kukunya.

"Elliot?"

"Nah iya pah! Namanya aja keren!"

"Percaya ga Elliot sama Cia kembar loh ma!"

"Masa iya? Yang satu belo terus yang satunya sipit gitu, kembaran gimana?"
Tanya mama bingung. Aku tertawa geli mendengar respon mama.

*Kenapa semua orang mengatakan hal yang sama yah?*

•••••••

👇 Vote here ⭐ Thank you! 🌟

UNTIL.THEN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang