UNTIL.THEN Part 22 - Liburan

58 15 0
                                    

Besok paginya kami berangkat menuju Villa dengan menggunakan 2 mobil. Di mobil depan ada papi dan mami Elliot memandu jalan, Elliot mengikuti dari belakang. Elliot di kursi kemudi, Mina duduk di sebelahnya, di belakang ada Cia, Rita, dan Alex.

"Ini radio ga ada yang bener daritadi! Chris, album gue masih di dalem kan?"
Gerutu Cia kesal, Elliot menekan tombol play di samping kirinya.

"That's it! On a monday I'm waiting.
Tuesday I'm fading.."
Cia mulai bernyanyi.

"And by wednesday I can't sleep."
Rita mengikuti Cia disusul Alex Mina lalu Elliot. Lagu demi lagupun berganti.

"Oh this is my favorite part! Mana suaranya semua?"
Cia melemparkan tanganya yang mengepal seolah memegang mic.

"So much for my happy ending!"
Kami semua berteriak sama-sama. Suara karaoke kami yang super heboh sepertinya bisa terdengar dari luar mobil.

"Oke ya! Siap siap! Can you keep up? Baby boy, make me lose my breath!"

"Liat tuh ada Beyoncè!"
Elliot mencibir Alex yang sedang meliuk-liuk seperti ular.

"Hahahaha."
Mina tertawa melihat bercandaan konyol dan tingkah bodoh isi mobil yang tidak ada habisnya.

•••••••

"Tuh tuh villa nya!!"
Cia memanjangkan lengan menunjuk dari belakang Mina.

"Gila gede amat!!!"
Rita menimpali sambil menarik-narik sweater Alex.

"Iya bagus banget! Bayangin kalau pas malem!"
Alex mengangguk setuju.

Elliot menarik tuas parkir, tak lama lelaki paruh baya datang menghampiri.

"Non Elli! Den Chris! Terakhir ketemu yo masih cilik cilik kabeh!"

"Eh Pak Husein! Piye kabare?"

"Baik! Baik!"
Pak Husein menjabat tangan Cia dan Elliot.

"Masuk den, biar nanti saya yang bawaken barang-barange turun."

"Gak usah pak! Kita bisa kok!"
Elliot menepuk-nepuk bahu Pak Husein. Mina tersenyum memperhatikan dalam diam.

*Humble banget si aden yang 1 ini.*
Kamipun mengambil tas kami dari bagasi.

•••••••

"Elli! Sini sini!"
Mami Elliot memanggil Cia dari pintu utama.

Mina menarik nafas menghirup udara segar dari dedaunan pinus. Villa megah yang didominasi warna putih, di depan tampak kolam renang, ada gazebo kecil di sampingnya, di bagian belakang ada sebuah ayunan yang tergantung pada dahan pohon.

"Mau makan apa? Nanti tante pesenin ke Pak Husein."
Aku masih kagum pada mami Elliot, parasnya sungguh menawan, ia mengenakan terusan panjang bewarna krem senada dengan warna cokelat rambut gelombangnya yang indah terurai.

"Nasi goreng kambing ya mih!"
Papi Elliot datang mengecup pipi dari samping lalu meletakan kepalanya manja di pangkuan maminya. Sosok yang tampan dan cantik! Mereka sungguh terlihat seperti di dalam lukisan.

"Papi please lah! Ada temen-temen! Malu sama umur! Uda tua!!"
Cia mengusir papinya menjauh.

*Kasian!*

Tapi papi Elliot yang awalnya duduk cemberut di kursi luar kemudian senyum-senyum sendiri saat maminya mengedipkan sebelah matanya.

•••••••

"Yang bedain si sipit sama bokapnya cuma tingginya! Kalo sampe dia tumbuh setinggi bapaknya sih wah.."
Bola mata Rita berputar ke atas seperti membayangkan sesuatu.

"Si oom tingginya 192cm"
Mami Elliot ikut bergabung dalam percakapan kami.

"Lo berapa bro?"
Alex menyenggol Elliot yang sedang bersandar pada sofa.

"183."

"Bagi gua! 10 senti aja! Gak! 5 aja juga boleh!!"
Alex menarik-narik kaki Elliot.

"Kayanya ada yg lebih butuh daripada kamu deh."
Rita menatapku iba.

"Hahaha Mina? Dia mah masih anak SD!"
Alex tertawa.

Elliot dan Rita menendang Alex bersamaan hingga ia terpental.

"Ampun! Kalian curang ih keroyokan mainnya!"
Maki Alex kesal.

•••••••

👇 Vote here ⭐ Thank you! 🌟

UNTIL.THEN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang