UNTIL.THEN Part 28 - M💜E

68 15 0
                                    

Pagi itu aku datang ke sekolah lebih awal. Hanya aku sendiri di dalam kelas, sudah hampir sebulan berlalu semenjak Elliot menghilang.

"Hosh hosh.. Mina!! Minaa!! Alex nemu rumah Elliot!!"
Rita masuk dengan nafas ngos-ngosan.

Mina berdiri.

"Dimana?"

Rita menarik tanganku kami berdua turun ke bawah, Alex dengan sigap membuka pintu mobil.

"Pak Amir, ke pondok permai ya!"
Alex mengarahkan supirnya. Mina melipat tanganya, ia berdoa dalam hati.

•••••••

"Ni kita udah di pondok permai den, blok apa ya? Nomer rumahnya tau den?"
Tanya supirnya, Alex membuka galery hp nya dimana ia menyimpan alamat rumah Elliot.

"Blok S nomor 7A pak!"

Pak Amir pun memperlambat laju mobil.

"Ini nomor 5A 5B.. Kok ga ada?"
Rita bingung.

"Itu!! Tuh!!!"
Alex menunjuk rumah bergaya eropa di sisi seberang. Kamipun segera turun, Alex menekan tombol bel berkali-kali.

Tak ada jawaban.

Alex mencoba melepon Elliot.

"Nomor yang anda tuju.."

BANG!

"Shit lah!"
Alex menendang pagar putih tinggi di depanya.

"Ehh ehhhh heehh ngapain kalian!!!"
Seseorang berseragam satpam dengan kumis tebal berteriak sambil berjalan mendekat.

"Pak kita temen Elliot"
Rita meluruskan agar pak satpam tidak salah paham.

"Iya saya tanya kalian ngapain? Ini rumahnya tuh udah kosong, keluarga Pratama udah pindah lama, saya dititip buat jagain!"

"Pak tau pindah kemana ga?"
Suara Mina parau.

"Wah kurang tau non!"
Satpam itu mengangkat bahu lalu menggeleng. Air mataku mulai mengalir, sirnah sudah harapanku.

*Elliot lo dimana???*

•••••••

"Iya maaf ya bu, Mina izin hari ini, iya dia lagi sakit bu, iya iya baik bu, makasih ya bu!"
Mama mengakhiri telepon.

Mina membenamkan wajahnya pada bantal yang basah, matanya sembab, semalaman ia menangis. Dia melihat kotak P3K di meja belajar, ingatan pertemuan pertama mereka menyeruak.

"Mau kemana lo?"
Aku merindukan suara rendah menyebalkan itu, tatapan yang dingin meremehkan, senyuman tipis dan tawa lepasnya.

Dadaku terasa sesak.

Dengan sisa tenaga, aku berjalan menuju pagar rumah melepas sticker ungu yang menempel pada gembok.

Mina kembali ke kamar, ia meraih kotak P3K dan menyusun ketiga sticker itu.

Aku meletakan sticker hati dengan inisial M dan E di antara sticker polos yang Elliot tempel pada plesterku saat kami pulang nonton.

M💜E

"Kalo gua menang, kita jalan lagi ya? Minaa?"

Tangisnya pecah kala bayangan tentang Elliot muncul satu per satu. Di jaman ini untuk mencari keberadaan seseorang bukan perkara mudah. Sosial media belum berkembang seperti sekarang membuat data dan informasi personal sangat sulit didapatkan. Mina menekan kombinasi 11 angka yang sudah ia hafal di luar kepala, ini sudah entah ke kesekian kalinya ia berusaha melepon Elliot.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau sedang berada di luar jangkauan, silahkan.."

Nut.
Mina menekan bintang untuk meninggalkan pesan pada kotak suara.

"Gue ada bikin salah lagi ya sampe lo ngilang gini? Please bilang lo dimana!"

"Lo marah ya sama gue? Apapun itu gue minta maaf yah? Gue khawatir banget sama lo"

"Elliot please kasih tau gue musti gimana? Gue harus cari lo kemana lagi?"
Mina menangis putus asa.

•••••••

👇 Vote here ⭐ Thank you! 🌟

UNTIL.THEN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang