Sinar mentari masuk dari sela-sela tirai kamar, namun tampaknya pemilik kamar tersebut masih tetap setia dengan selimut dan bantalnya. Tangan seseorang yang asing terulur untuk menyentuh wajah Nanon si pemilik kamar tadi, membuat Nanon sedikit menggeliat.
"Frank kau tahu aku kelasnya nanti siang kan."
Hening tidak ada jawaban. Merasa ada yang janggal, Nanon kemudian perlahan membuka matanya, dan menemukan seseorang tengah berdiri di hadapannya.
"Akhirnya kau bangun juga." Ucap sosok tersebut sambil tersenyum tipis.
"Kau siapa?!"
Dengan refleks Nanon mundur ke belakang sampai membentur tembok.
"Tentu saja aku Chimon." Sosok itu kemudian beralih duduk di kasur.
"Aku masih mimpi ya?"
Plak!
"Auh kenapa kau menamparku?!"
Pria yang mengaku sebagai Chimon ini malah menampar pipi Nanon.
"Aku sempat belajar kalau menampar, memukul, atau mencubit adalah salah satu cara untuk mengetes apakah kita masih bermimpi atau tidak." Ucapnya dengan nada yang polos.
"Tunggu, kalau ini bukan mimpi... Kau benar-benar Chimon?"
"Tentu saja."
"Chimon, dari aplikasi pacar virtual?!"
"Iya, aku Chimon."
Nanon segera mengecek tiap sudut kamar, siapa tahu ada kamera prank yang sudah disiapkan oleh si duo usil Drake dan Frank. Tapi hasilnya nihil.
'Apa semalam kepalaku terbentur ya? Apa aku sebenarnya masih dalam mimpi? Tapi tadi rasa tamparannya sih sakit.' Ucap Nanon dalam hati, masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.
"Mau kutampar lagi?" Ucapnya sambil tersenyum polos.
"Err tidak usah. Kalau kau memang Chimon, coba sebutkan hal yang aku lakukan kemarin lusa."
"Bersih-bersih kamar."
Tanpa perlu berlama-lama, Chimon langsung menjawabnya dengan benar. Nanon kaget mendengar hal itu. Ia pun menanyakan beberapa pertanyaan yang hanya dibicarakan oleh mereka berdua. Hasilnya, Chimon memang bisa menjawab semua pertanyaannya. Sedetik kemudian Nanon memeluknya erat.
"Apa ini benar-benar terjadi?" Ucap Nanon masih memeluk Chimon
"Kok bisa, bagaimana kau melakukannya?"
Nanon mulai melepas pelukannya dan menatap Chimon.
"Aku tidak tau pasti, tapi aku yakin kalau ini ada hubungannya dengan masalah teknis yang terjadi pada aplikasi, kemudian..." Chimon kemudian menjelaskan hal yang sulit dimengerti kerena terlalu teknis.
"Oke, oke cukup. Yang penting sekarang aku bisa bersamamu, Chi."
"Aku masih perlu banyak belajar, jadi tolong bantu aku ya." Ucap Chimon.
"Pastinya dong."
Satu hal yang pasti setelah melihat dan meraba Chimon dalam bentuk manusia ini, Nanon jadi tersadar bahwa ia tampak seperti android yang biasa ia lihat di TV. Tampilannya memang manusia, namun perilakunya masih mencerminkan robot yang kaku.
"Hmm, secara tampilan sih kau memang manusia. Hanya saja, sikapmu terlihat seperti robot."
"Aku harus mulai darimana agar bisa seperti manusia?"
Setelah beberapa menit berpikir, Nanon mendapatkan ide bagus.
"Untuk sekarang, kau coba tonton saja video-video di aplikasi utub ini. Kau bisa mempelajari bagaimana agar berperilaku seperti manusia secara natural."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Virtual Boyfriend
RomanceBagaimana jadinya bila pacar virtualmu tiba-tiba jadi nyata? Warn: BL, jadi jangan protes yaw :( Pair: namon, drakefrank/frankdrake.