*Flashback
Tiga bulan yang lalu.
Nanon menjalani hari-hari biasanya tanpa ada yang spesial. Pergi ke kampus, mengerjakan tugas, bermain game, kadang ikut tanding sepak bola. Semuanya berulang tanpa ada hal yang baru.
Hari-hari yang membosankan dan juga sepi. Ya sepi. Bukan karena ia tidak punya teman, banyak bahkan. Hanya saja ia merasa ada sesuatu yang kurang. Bahkan orang bisa merasa kesepian padahal ia sedang ada di keramaian bukan? Itu yang dirasakan Nanon.
"Aku merasa jenuh. Apa aku cari hobi baru ya?" Ucap Nanon.
"Kenapa kau tidak cari pacar saja?" Celetuk Drake.
"Hah? Kok tiba-tiba cari pacar sih?"
"Ya siapa tahu ideku tadi bisa membantu."
"Hmm, cari pacar kau pikir gampang?"
"Ya enggak lah. Tapi kalau kau sih harusnya gampang, banyak yang jadi fansmu lho di kampus." Ucap Drake lagi.
Memang benar ucapan Drake kalau Nanon punya banyak fans di kampus, tapi bagi Nanon yang cukup pemilih tentu tidak semudah itu punya pacar.
Nanon kemudian mengambil hp dan kemudian berniat untuk mendownload game baru. Tiba-tiba ia melihat suatu aplikasi dengan nama yang cukup unik, yaitu 'pacar virtual.'
"Ppfft, hahaha aneh juga masih ada yang buat aplikasi seperti ini." Ucap Nanon.
Drake yang berada di sampingnya kemudian mengintip ke arah hp Nanon.
"Hah? Pacar virtual? Cuman jomblo akut yang mau download aplikasi ini." Ucap Drake ikut menertawakan.
"Hmm, aku bakal download ah."
"Ngapain?" Drake heran dengan ucapan Nanon. Padahal ia sendiri yang bilang kalau aplikasi itu aneh.
"Aku cuman mau mengetes seburuk apa aplikasi ini. Paling satu minggu juga sudah aku uninstall." Ucap Nanon dengan nada mengejek.
Akhirnya ia mulai mendownload aplikasi itu. Setelah selesai buat akun dan segala tetek bengek lainnya, ia pun mulai masuk ke inti aplikasinya.
Aplikasi itu menawarkan apakah pengguna mau mengcustom 'pacar'nya atau tidak. Nanon memilih untuk custom. Ia pun mulai mengatur sifat, penampilan, dan juga nama.
"Kau memilih sifatnya polos dan lugu?" Tanya Drake yang daritadi melihat hp Nanon.
"Yup, kenapa?"
"Yah, kurang menantang. Pilih yang sifatnya galak dong."
"Download sendiri sana, biar kau main juga." Ucap Nanon.
"Untuk apa aku download, aku sudah punya." Drake tersenyum jahil membuat Nanon kesal karena mengingatkannya dengan kejombloannya.
Nanon kemudian lanjut memainkan aplikasi itu.
"Hai!"
"Drakee, dia bisa ngomong!" Nanon berteriak heboh pada Drake yang ada di sampingnya.
"Hah, canggih juga aplikasinya. Coba ajak ngobrol." Ucap Drake.
"Hai aku Nanon."
"Hai Nanon, aku Chimon. Mulai sekarang kita pacaran!" Ucap Chimon.
Meskipun tampilannya hanya berupa animasi, tapi hati Nanon langsung meleleh ketika melihat Chimon yang tersenyum padanya.
"Drake, senyumnya manis juga ya."
"Kemana Nanon yang beberapa menit lalu mengejek aplikasi ini ya?"
Tapi Nanon tidak menggubris perkataan Drake, ia lalu lanjut untuk mengobrol dengan Chimon.
'Ternyata dia jomblo akut.' Batin Drake. Ia hanya bisa pasrah melihat kelakuan temannya itu.
Hari ke hari, ternyata Nanon makin sering menggunakan aplikasi itu. Sepertinya ia sudah lupa omongannya sendiri kalau ia akan menghapus aplikasinya. Memang benar aplikasinya membawa candu bagi Nanon.
*flashback off
"Nanon, kau sedang memikirkan apa?" Chimon melambai-lambaikan tangan di depan muka Nanon.
"Memikirkanmu."
"Eh kenapa?"
"Aku masih merasa ini semua mimpi."
Chimon menghampiri Nanon dan duduk di hadapannya. Ia meraih tangan Nanon dan memegangnya erat.
"Ini nyata, Nanon." Ucap Chimon kemudian mengarahkan tangan Nanon ke pipinya.
"Lihat, semua ini asli kan?" Ucap Chimon lagi.
Nanon tersenyum dan mengelus pipi Chimon sebelum mencubitnya gemas.
"Auw kenapa aku dicubit?!"
"Ternyata memang nyata." Ucap Nanon sambil tersenyum jahil.
"Ish." Chimon memegang pipinya.
"Eh tunggu, kok bau gosong?"
Ucap Nanon.Chimon kemudian tersadar sesuatu, ia pun segera berlari ke arah dapur.
"Aaa aku lupa sedang menggoreng ayam!"
'Kadang aku menyesal sudah memilih sifat polos waktu itu.' Batin Nanon.
--oOOo--
*Apartemen Drake dan Frank
"Kau dari tadi melamun terus, kenapa sih?" Drake yang baru selesai mandi menghampiri Frank di sofa.
"Dipikir dari manapun gak masuk akal."
"Apanya?"
"Ya itu, Chimon. Mana mungkin sih AI tiba-tiba pindah dimensi jadi manusia?"
"Tapi kau kan waktu itu bilang percaya." Ucap Drake yang sekarang sudah tiduran di atas paha Frank.
"Ya waktu itu aku cuman gak mau debat panjang lebar, jadi aku bilang percaya."
"Ckck dasar."
"Memangnya kau sendiri percaya?" Sekarang Frank bertanya balik pada pacarnya itu.
"Hmm, enggak sih." Ucap Drake sambil tertawa.
Frank menyentil dahi Drake membuat Drake otomatis mengusap-ngusap dahinya. Frank tertawa puas melihatnya.
"Ya sudah lah, kelihatannya Nanon juga bahagia. Lagipula aku kasihan lihat dia yang selalu jadi nyamuk diantara kita."
"Iya sih, benar juga." Ucap Frank setuju.
Selama ini Nanon sudah sering menjadi nyamuk di antara mereka, sudah saatnya Nanon juga punya kesibukkannya sendiri. Memang itu resikonya kalau kedua sahabatmu jadi sepasang kekasih.
"Kalau begitu, mending pikirkan yang ada di depanmu sekarang." Ucap Drake sambil menarik baju Frank lalu mengecupnya singkat.
"Drake!"
Muka Frank sudah dipastikan memerah karena ulah Drake. Sementara itu pelakunya sudah kabur duluan sambil tertawa puas.
--TBC--
NB: Upload singkat dulu ya gais, huehe. Sehat2 terus semua 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
My Virtual Boyfriend
RomanceBagaimana jadinya bila pacar virtualmu tiba-tiba jadi nyata? Warn: BL, jadi jangan protes yaw :( Pair: namon, drakefrank/frankdrake.