8

170 37 4
                                    

Hari ini Chimon tidak mengikuti Nanon ke kampus. Alasannya karena Chimon ingin lihat-lihat daerah sekitarnya. Pastinya Nanon langsung menolak alasan itu.

"Aku janji tidak akan tersesat. Aku sudah punya hp sekarang, jadi bisa lihat map." Pinta Chimon.

"Enggak."

"Please?"

"Gak."

"Kalau kau mengizinkanku, aku janji mau disuruh-suruh apapun!" Ucap Chimon dengan putus asa.

"Apapun?" Nanon yang baru mau pergi kemudian membalikkan badannya. Sepertinya Nanon mulai tertarik dengan penawaran Chimon.

"Iya! Mau mengepel lantai, memasak, merapikan kamar, membereskan-"

"Stop Chi, kau ini bukan pembantu."

"Ya sudah pokoknya kau ingin apapun aku turuti." Ucap Chimon masih berusaha meyakinkan Nanon.

"Hmm janji?"

"Iya."

"Oke. Tapi kalau ada apa-apa kau harus menelponku, mengerti?" Akhirnya Nanon luluh juga, ia pun mengizinkan Chimon untuk pergi jalan-jalan.

"Oh iya siapa tau kau ingin beli sesuatu." Nanon memberikan beberapa lembar uang pada Chimon.

Ia melakukan itu karena berkaca dari pengalaman. Nanon tidak mau Chimon sampai harus ditangkap karena tidak bisa membayar barang. Waktu itu kan kebetulan ada Drake, kalau sekarang siapa yang akan menolongnya? Pikir Nanon.

"Yeayy makasih Nanon!" Chimon pun memeluk Nanon singkat, membuat Nanon tersenyum senang.

---oOOo---

Disinilah Chimon sekarang, jalan-jalan di tengah keramaian. Ia melihat-lihat tiap tempat, keluar masuk tiap toko yang ia temui.

Matanya berbinar melihat keramaian toko dan orang yang berlalu lalang. Ia seperti anak yang baru diizinkan orang tuanya pergi sendiri.

Sementara itu di kampus

"Tumben kalian tidak bareng?" Tanya Drake.

"Iya, dia mau jalan-jalan di sekitar apartemen katanya."

"Kau tidak apa-apa membiarkannya?" Ucap Frank.

"Tenang, sekarang dia bisa menghubungiku kalau ada apa-apa."

"Tetap saja-"

"Udah ah, jangan kompor! Aku yakin dia akan baik-baik saja." Nanon meyakinkan kedua sahabatnya itu, walaupun lebih tepatnya ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Dalam hati, Nanon jadi menyesal juga sudah mengizinkan Chimon. Ia jadi khawatir lagi, terimakasih kepada kedua sahabatnya yang sudah membuatnya over thinking.

---oOOo---

Akhirnya Nanon pulang ke apartemen dan sudah mendapati Chimon disana. Nanon menghela nafas lega melihatnya.

"Kau kemana saja tadi?"

"Umm, aku keliling banyak tempat pokoknya. Oh iya, ini aku beli makanan, terus ada ini juga."

"Boneka?" Nanon mengambil boneka anak anjing dari tangan Chimon.

"Iya, tadi pemilik tokonya kasih harga diskon. Aku pikir dia imut jadi aku mau membelinya."

Nanon hanya tersenyum kecil dan mengacak rambut Chimon. Ia pun meletakkan boneka tersebut di atas kasur.

'Imut seperti yang punya.' Batin Nanon dalam hati.

"Eh ngomong-ngomong kau tidak lupa dengan janjimu kan?" Nanon berbalik menatap Chimon.

"Iya dong, masa aku lupa. Apa yang harus aku lakukan?"

"Besok aku mau tanding futsal, kau harus nonton ya!" Ucap Nanon.

"Pasti. Umm, terus apa lagi?" Tanya Chimon.

"Bagiku itu saja cukup." Ucap Nanon sambil tersenyum dan mengelus rambut Chimon.

Chimon lalu memegangi dadanya, membuat Nanon jadi heran.

"Kenapa Chi?"

"Tiba-tiba saja jantungku berdebar-debar. Kenapa ya?"

Nanon tertawa kecil. Ia tahu kalau Chimon pasti salah tingkah karena perbuatannya tadi.

"Ih kenapa malah tertawa?" Chimon heran dengan Nanon yang menertawakannya.

"Gak papa Chi, cuman kau itu lucu."

"Hah?"

Nanon tetap tertawa dan membiarkan Chimon dalam kebingungannya sendiri.

---oOOo---

Di tempat lain, terlihat dua orang yang tengah berkutat dengan laptop mereka masing-masing. Mereka adalah pembuat aplikasi pacar virtual yang digunakan Nanon dan para pengguna lainnya tentunya.

"Jadi gimana Ssing, sudah beres?"

"Fiat, kau sudah tanya itu tiap 5 menit sekali." Jawab orang yang dipanggil Ssing itu.

"Ya bagaimana lagi aku frustasi melihat aplikasi kita. Kau bilang ini akan menjanjikan, tapi sekarang malah begini." Jawab seseorang yang dipanggil Fiat tadi.

"Mana aku tau, awalnya juga semua berjalan lancar." Ucap Ssing sambil menghela nafas.

"Ya sudah kita harus rombak ulang, hapus semua data-datanya." Ucap Fiat.

"Hah gila, aku gak mau!" Ucap Ssing setengah berteriak.

"Tapi kau juga harus pertimbangkan itu jadi opsi terakhir. Sudah lah, aku mau tidur dulu di tempatmu." Ucap Fiat sambil berlalu ke kamar.

"Iya, iya gak usah izin segala, lagipula kau juga sudah dua hari disini." Jawab Ssing ketus.

Bagi Ssing tidak mudah mengambil keputusan untuk merombak aplikasi dari awal alias ulang lagi membuat yang baru. Ia sudah sejauh ini, bahkan sudah banyak yang suka aplikasinya walau masih belum go internasional tentunya. Tapi baginya itu cukup berarti seperti mengurus dan membesarkan anaknya sendiri.

Tapi di sisi lain Fiat juga ada benarnya, karena kalau tidak ada tindakan yang jelas, mereka akan lebih rugi lagi. Terlebih beberapa pengguna aplikasi ada yang sudah memberi rating rendah pada aplikasi mereka dan menyebut mereka penipu.

"Eh tunggu dulu, mungkin saja masalahnya bukan ada pada koding yang aku buat. Tapi kalau begitu terus apa dong?!" Sekali lagi ia mengacak-acak rambutnya kesal.

---TBC---

My Virtual BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang