37. Sangat tiba-tiba

34 8 2
                                    

"Masa sih? Kenapa mereka telat coba?"

"Ngga tau. Aku juga heran kak. Bahkan aku punya video mereka di hukum kak, nanti aku kirim lewat WhatsApp"

"Jadi mereka joged viral yang di tiktok itu, Cha?" Rafif tidak bisa menahan tawanya ketika tahu kedua sahabatnya di hukum gara-gara telat. Bahkan sebelumnya pas masih dengan dia, mereka ngga pernah telat.

Cowok itu duduk di kursi teras. Baru saja dia pulang dari sekolah. Dia juga sudah mengganti pakaiannya. Sekarang dia sedang video call dengan adiknya. Memang sangat rutin sekali mereka melakukan panggilan video.

Untuk kakek dan neneknya saat ini sedang berada di sawah. Lama kelamaan Rafif juga sudah beradaptasi dengan lingkungan sini. Sudah terhitung satu bulan dia tinggal disini. Cuma dia belum bisa bahasa Jawa.

"Pokoknya lucu deh kak, hahaha. Eh iya Ayesha mana, kangen gue sama dia" ucap Rasha pada Rafif. Dia mencari gadis itu. Sudah lama dia tidak mengobrol dengan Ayesha.

"Mana kakak tau. Kakak bukan emaknya dia"  sedikit malas saja membahas Ayesha. Walaupun terkadang dia merasa iba jika Ayesha terkena bully di sekolah. Rasha nampak terkekeh pelan.

"Cocok juga sama kakak. Semoga Ayesha orang yang tepat buat kakak"

Rafif sedikit tertegun mendengar ucapan adiknya. Dia hanya membalas dengan senyuman sedikit terpaksa. Andai adiknya tau, dirinya masih belum melupakan perasaannya itu.

"Kak, udah dulu ya. Rasha di panggil bunda buat makan. Bye kakak sayang"  Rasha langsung mematikan panggilan video tanpa menunggu respon dari Rafif. Cowo itu menaruh menaruh hp nya di atas meja dekat kursi yang dia duduki. Rafif menghela nafasnya pelan. Memejamkan kedua matanya sembari memijat pangkal hidungnya.

"Acha maafin kakak, kakak masih belum bisa" lirihnya.  Cowo itu masih dengan posisi sama. Kedua matanya masih terpejam hingga dia tidak menyadari ada seseorang yang sedang memperhatikan dirinya dengan seksama di samping cowok itu. 

"Ekhm!!" Deheman keluar dari bibir ranum orang itu . Langsung saja kedua mata Rafif terbuka lebar dan melihat siapa yang berani menganggunya. Setelah Rafif tahu orang itu, kedua matanya langsung menatap datar dan tanpa minat. Rafif mendengus kesal setelah tahu bahwa orang itu ada Ayesha. Sangat kebetulan sekali baru saja dia dan adiknya membicarakannya, Ayesha muncul seketika. Bahkan Rafif tidak mendegar adanya derap langkah kaki.

"Sejak kapan lo disini?" Tanya Rafif. Siapa tahu saja Ayesha menghampirinya ketika masih video call dengan adiknya tadi. Kan bahaya kalo denger apa yang adiknya bicarakan mengenai gadis itu.

"Barusan pas mas Rafif lagi nutup mata" jawabnya jujur. Rafif hanya mengangguk dan kembali diam.

"Bye mau ke warung dulu. Mau nitip ngga mas?"  tawar Ayesha. Siapa tahu ada yang mau di beli oleh Rafif.

"Lah lo ngapain kesini dulu kalo mau ke warung?" cowok itu malah berbalik bertanya pada gadis di sampingnya.

"Tadi mas Rafif kaya lagi banyak pikiran makanya Ayesha samperin kesini"

"Sono warung. Gue ngga ada yang mau di beli" sahut Rafif sekenanya. Gadis itu mengangguk dan pergi dari pandangan Rafif. Setelah gadis itu sudah hilang dari pandangannya, cowok itu beranjak dari duduknya. Mengambil smartphone di atas meja dan di taruh di saku. Kemudian menuju pintu rumah. Menutupnya pelan.

Cowok itu pergi setelah memastikan pintu tertutup rapat. Sekedar jalan-jalan. Keliling komplek. Bahkan baru pertama kali dia keluar jalan-jalan santai seperti ini. Selama disini dia hanya mengurung dirinya di rumah. Bahkan habis pulang sekolah dia tidak minat untuk pergi main bareng anak-anak desa.

ADIKKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang