38. Nyamperin calon mantu

50 18 50
                                    

Halo udah lama ngga muncul nih wkwkwk, maaf ya ngga bisa sering upload, mood ku rusak banget akhir-akhir ini. Padahal pengin cepet-cepet buat cerita ini selesai. Semoga masih pada betah nungguin cerita ini sampai selesai ya☺️

Happy Reading

Sorak-sorak kegembiraan seisi kelas  terdengar keras setelah mengetahui apa yang tadi wali kelas informasikan. Liburan seminggu penuh. Sangat jarang sekali liburan seperti ini. Kelas tersebut adalah kelasnya Rasha dan yang lainnya. Dan bukan kelasnya Rasha saja, tetapi semua kelas diliburkan. Dari kelas 10 sampai 12 diliburkan semua.

Mereka semua masih berteriak kesenganan. Setelah memberitahukan informasi tersebut sang wali kelas langsung pamit. Alhasil keadaan kelas sangat tidak kondusif. Terlebih ini jam kosong.

Rasha gadis itu tersenyum sedikit mengenai liburan yang tiba-tiba. Gadis itu tidak ikut berteriak kegirangan seperti murid perempuan lainnya. Dia hanya duduk tenang. Sama seperti Ray di sampingnya. Bahkan laki-laki itu langsung memasang earphone nya kembali setelah terjeda akan kedatangan wali kelasnya tadi.

"Seneng banget gila! Gue harus list kegiatan gue selama liburan nanti!" Najla memekik kegeringan dan membayangkan apa saja yang mau di lakukan dirinya selama libur sekolah.

"Halah! Sok-sokan nge-list kegiatan. Nanti juga Lo cuma rebahan doang akhirnya" sahut Bobby sedikit julid menanggapi ucapan Najla.

"Dih siape lo komen-komen begitu?! Aturan gue yang ngejalanin kenapa lo yang repot deh!" balas Najla sinis.

Memang dua manusia itu setiap hari berdebat tanpa henti walau hal-hal yang sepele. Yang lainnya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah dua remaja itu.

"Udah deh lo pada! Heran gue sama lo berdua kapan kalian akurnya?! Contoh tuh Rasha sama Ray mereka anteng-anteng aja. Kan jadi adem gue liatnya. Ngga kaya lo berdua tiap hari ribut terus. Pusing gue lama-lama!" sewot Lina yang sudah lelah kepada mereka berdua. Dia langsung pindah bergabung dengan segerombolan siswi yang lainnya di bangku seberang.

"DIH! BACOT!" sahut Bobby dan Najla bersamaan.

"Ngapain lo ikut-ikut gue?!" sungut gadis itu.

"Dih harusnya gue yang ngomong itu ke lo. Sinting!" Bobby langsung pergi dan memilih untuk bergabung dengan yang lainnya. Berdebat dengan perempuan memang tidak ada hentinya. Jadi kali ini dia mengalah saja.

"Lo lebih sinting!" dengus Najla.

Rasha menghela nafas menyimak perdebatan mereka. Lalu, kedua matanya melihat sekeliling. Beberapa dari yang lain bergerombol masih membahas tentang liburan dadakan. Sebagian juga ada yang keluar dari kelas.

Matanya lalu melirik ke arah cowo di sampingnya. Ray masih menikmati dunianya sendiri. Rasha memutuskan pandangannya dan berakhir membaca novel yang dia bawa di dalam tasnya. Setidaknya mengisi waktu sampai bel pulang berbunyi.

.
.
.

Bel pulang berbunyi. Semua murid langsung bergegas pulang ke rumahnya masing-masing. Termasuk Rasha. Namun kali ini berbeda. Biasanya dia di antar oleh Ray, tetapi khusus hari ini dia di jemput oleh ayahnya. Hingga gadis itu harus menunggu di halte depan sekolah. Tapi bukannya perasaanya lega malah merasa risih. Ray memaksanya untuk ditemani. Padahal Rasha berkali-kali menjawab tidak usah. Tapi Ray tetap bersikeras agar dirinya mau.

Jadi, kemunculan cowok es itu membuat pusat perhatian semua murid perempuan disana. Itulah yang membuat Rasha risih. Bisik-bisik mengenai dirinya dan Ray terdengar jelas. Dia mencoba untuk tidak memperdulikan mereka. Ray duduk di sampingnya. Motornya dia parkir dipinggir halte. Cowo itu masih setia dengan earphone nya. Dia acuh dan tidak perduli bisik-bisik dan perhatian yang tertuju kepada dirinya.

ADIKKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang