Buat tanda # itu artinya pergantian pov authornya ya.
oOo
Rasha POV
Hari ini gue berangkat seperti biasa. Dan itu juga bareng kakak gue.
Saat gue sama kakak gue buka pintu mobil seluruh pasang mata memandang ke arah kami. Sudah menjadi kebiasaan setiap pagi jika gue sama kak Rafif menginjakkan kaki di area sekolah.
Langsung aja gue menuju kelas begitu pun juga kakak gue. Kelas gue sama kak Rafif itu satu arah tapi agak lumayan jauhan kak Rafif.
Dan setiap dua hari sekali masing-masing kelas pindah ruangan. Jadi, yang sekolah disini itu ngga mempunyai ruang kelas yang tetap. Ngga tau juga kalau sekolah yang lain. Apa sistemnya sama atau engga.
Gue berhenti di depan ruang 2, Karena itulah ruangan kelas gue untuk hari ini.
"Kak gue duluan" ucap gue singkat tanpa ekspresi.
Kak Rafif menganggukkan kepalanya dan tak lupa dia mengacak rambut gue sebelum dia melanjutkan langkahnya kembali.
Kebiasaan banget. Rambut yang udah gue tata rapi jadi agak berantakan gara-gara dia.
"Sekali lagi jangan diberantakin" ucap gue mencoba mengingatkan kak Rafif supaya jangan mengacak rambut gue lagi.
"Tenang aja, lo tetep cantik kok. Gue pergi dulu. Dah Acha sayang. Atha selalu sayang Acha" ucapnya mengedipkan sebelah matanya kearah gue dan kemudian berlalu pergi. Lagi-lagi dia mengacak rambut gue untuk kedua kalinya. Tambah lecek aja nih rambut.
Gue mengumpat setelah mendengar ucapan kakak gue yang terdengar menjijikan di kedua telinga gue dan juga akibat dia yang ngacak-ngacak rambut yang udah gue tata rapi dari rumah. Kebiasaan banget dia selalu nyebut nama kecil gue dan nama kecil dia sendiri. Agak aneh memang udah segede gini masih aja manggil kaya gitu.
Gue memandang datar punggung dia dan setelah itu gue langsung masuk ke ruangan itu.
Pemandangan yang pertama kali gue liat ketika masuk ke ruangan itu adalah meja gue yang udah penuh dengan bunga sama coklat.
Gue melangkah malas menuju bangku gue. Dan menatap sebentar kearah semua bunga dan coklat yang ada meja gue.
Sedetik kemudian, salah satu orang yang sedang berkumpul di meja sebrang gue ngehampiri seraya menepuk bahu gue.
Fyi, pagi-pagi keadaan kelas gue itu layaknya pasar. Rame. Kalo cewek-cewek itu pasti bergerombol di salah satu bangku sambil ngobrol-ngobrol asyik. Sedangkan cowok di kelas gue itu pada mojok dan gue tau banget mereka lagi pada ngapain. Karena yang gue perhatiin diantara mereka ada satu laptop yang nyala dan you know lah what I mean. Mereka nonton sesuatu pastinya.
Ngga semuanya sih yang kaya mereka. Ada juga yang hanya duduk berdiam diri sambil baca novel, hp-an, dan lain-lain.
"Sha, ada salam buat lo dari Kak Drian" ucap cewek itu ke gue. Gue hanya menanggapi ucapan cewek itu dengan senyum tipis. Dia namanya Lina. Udah menjadi kebiasaan dia selalu kasih tahu gue titipan salam dari kakaknya sendiri. Yah, memang satu sekolahan. Dan kakaknya dia itu terlalu ngejar-ngejar gue. Padahal ngga gue respon sama sekali tetapi sampai sekarang dia masih ngejar-ngejar gue. Kakaknya dia juga adalah temen deket dari kakak gue sendiri. Pastinya gue sering kali ketemu sama spesies kaya dia entah di sekolah atau di rumah.
Lo tau apa yang gue rasain selama ini? Lelah gue lelah. Lelah dengan semua ini. Mereka suka sama gue, dan terang-terangan bilang cinta ke gue. Gue ngga terlalu memperdulikan perkataan mereka karena satu hal yang gue tahu, mereka itu suka sama gue karena fisiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIKKA
Diversos"Kakak ngga sopan!" "Ngapain sopan sama dia. Mending, Acha jangan deket-deket dia deh!" "Kenapa kakak ngelarang ?!" "Pokoknya jangan deket-deket sama cowok itu. Kakak ngga suka!" Rafif tahu ini terkesan mengekang dan mengatur, tapi Rasha hanya mili...