31. Perasaan yang tiba-tiba

74 17 0
                                    

Pagi menjelang siang. Semua orang beraktivitas seperti biasa. Namun ada yang berbeda dengan hari ini. Keberangkatan kakaknya sore kemarin membuat Rasha terlihat tidak ada niatan bersekolah untuk hari ini. Baru satu hari dia ditinggal oleh kakaknya sudah merasakan rindu. Rasha menghela nafasnya dan mengambil earphone di dalam tempat pensilnya. Dan memasangkannya ke smartphone nya. Mendengarkan musik bisa membuat perasaan menjadi lebih lega. Sekarang ini sedang waktu istirahat jadi tidak ada larangan murid untuk membuka smartphone.

Ray baru saja sampai di kelasnya. Dia habis dari ruang guru untuk menyerahkan tugas semua anak kelas. Dia memperhatikan Rasha. Gadis itu tidak menyadari bahwa anak laki-laki di sampingnya memperhatikannya dengan seksama. Tanpa di duga Ray melepas sebelah earphone dari telinga Rasha dan langsung memasangkan ke telinganya. Perlakuan itu membuat Rasha sadar dan agak terkejut. Tiba-tiba gadis itu agak menjadi gugup. Ray  tersenyum tipis. Rasha langsung menatap kearah lain dan menahan Rasha gugupnya.

Entah kenapa akhir-akhir ini dia merasa gugup jika berada di samping cowok itu.

"Musik nya cocok ditelinga gue" ucap Ray.

"Lagu kesukaan lo ya kan?" Lanjutnya. Rasha mengangguk pelan menanggapi ucapan Ray.

"Maaf ya kemarin sore gue ngga bisa nganter lo pulang"

"Ngga papa, tapi mending gue sekarang pulang sendiri aja deh. Ngga enak kalo gue selalu bonceng lo terus. Kakak gue kan udah pindah, jadi tugas lo udah selesai buat nganter jemput gue"

Ray menoleh dan menatap ke arah Rasha. Dia menggeleng pelan.

"Enggak, gue harus tetap anterin lo terus. Kakak lo bilang sama gue bahwa gue harus jagain lo terus" sahutnya.

Rasha menghela nafasnya pelan. Dia merasa tidak enak jika setiap hari selalu bersama Ray. Apalagi ada banyak yang nggak suka kalo dia sedang bersama Ray. Karena rata-rata mereka semua fans nya Ray. Anak ini memang baru pertama kali pindah juga sudah famous.  Rasha hanya diam saja tidak menanggapi ucapan cowok di sampingnya. Dan dia menaruh kepalanya di atas meja. Dia mempunyai 2 pilihan pasrah atau menghindar.

.
.
.
.

Hari ini pulang lebih awal sehingga semua murid di sekolah bergegas pulang. Menyebabkan ramai dan berdesak-desakan di area gerbang sekolah. Karena banyak juga yang ngga mengendarai motor ke sekolah sehingga mereka menunggu angkot datang.

Ada yang berbeda dari Rasha. Gadis itu sedang bergegas pulang. Dia cepat-cepat melangkahkan kakinya menuju halte. Pada akhirnya dia menghindari Ray agar tidak pulang dengannya. Ray masih melaksanakan piket kelas. Sehingga Rasha agak sedikit tenang karena Ray masih lama keluar dari kelasnya. Dan semoga angkotnya segera datang. Namun sudah 10 berlalu tidak ada angkot yang lewat.

Rasha berdecak sebal. 'Ini mah nanti keburu Ray liat gue disini astaga!' pekiknya dalam hati.

Drian dan Alan sudah menawari untuk pulang bersama tetapi Rasha enggan pulang dengan mereka. Semoga saja angkot segera lewat. Rasha memasang earphone ke telinganya. Mendengarkan musik sembari menunggu angkot. Daripada dia hanya diam. Omong-omong Keila sudah pulang duluan karena di jemput ayahnya. Jika ada Keila, Rasha tidak akan sendirian seperti orang bodoh. Karena hanya Keila lah yang bisa Rasha ajak bicara.

"Akhirnya ada angkot lewat" guman Rasha lega. Tapi sepertinya tidak cukup jika dia masuk ke dalam angkot karena sudah penuh apalagi murid yang menunggu dihalte bersamanya sudah mendahuluinya sehingga Rasha sudah tidak kebagian tempat lagi. Rasha sudah mulai jengah. Jika seperti ini, kapan dia akan pulang. 

Tanpa disadari oleh Rasha, seseorang menepikan motornya dan membuka helm yang di pakainya. Dia turun dari motornya dan menghampiri gadis itu. Seseorang itu tersenyum samar sembari memperhatikan gerak-gerik gadis itu.

Dia menepuk punggung gadis itu hingga membuatnya terkejut. Rasha melotot tidak percaya.

"Lo?!" Pekiknya.

"Ayo pulang. Jangan menghindar"

Ray terkekeh kecil. Rasha ternyata menghindarinya pantas saja dia cepat-cepat keluar kelas tadi saat dia sedang melaksanakan piket. Ternyata dia menuju ke halte untuk pulang dengan menaiki angkot.

Ray tersenyum. Dan pertama kali dia tersenyum di depan banyak orang. Sehingga cewek-cewek yang masih ada disana terpukau. Bising-bising mulai terjadi.

"Anjir lo tadi liat kan dia senyum barusan"

"Baru pertama kali liat dia senyum kaya gitu, anjir"

"Ngapain dia ngehampirin Rasha"

"Lo ngga tau? Dia kan hampir setiap hari selalu berangkat pulang bareng"

"Jangan-jangan bener mereka pacaran"

"Anjir potek gue kalo mereka beneran pacaran"

Rasha tidak memperdulikan sama sekali dengan mereka yang dibicarakan. Rasha melepas earphone yang di pakainya. Ray masih berdiri disampingnya. Kenapa harus sekarang dia ketahuan. Rasha menghela nafasnya. Niat dia gagal untuk hari ini.

"Kenapa harus ketahuan sekarang sih?" Gerutu Rasha.

"Lo aja yang ngga bakat sembunyi dari gue" Ray menyahut santai.

"Ayo pulang bareng gue. Daripada disini ngga dapet-dapet angkot" sambung dia. Tanpa menunggu jawaban dari Rasha, Ray langsung menarik tangan gadis itu untuk menuju ke motonya yang terpakir di pinggir jalan.

"Ayo naik"

Ray sudah siap dan sudah memakai helmnya. Mau tidak mau Rasha menaiki motor cowok tersebut. Membuat cewek-cewek yang ada disana memekik keras melihat mereka berdua berboncengan. Banyak sekali tatapan tidak suka yang di dapati oleh Rasha. Segera Ray langsung melajukan motornya meninggalkan halte.

Ditengah perjalanan mereka hanya diam membisu. Rasha asyik dengan pikirnya sendiri.

Ray melihat bayangan Rasha di cermin. Cowok itu tersenyum kecil. Dia memelankan laju motornya dan menepikan motornya dia depan minimarket.

Gadis itu tersadar bahwa motornya berhenti.

"Ada apa?" Tanyanya pada Ray. Namun, cowok itu tidak menjawab pertanyaan gadis itu. Hingga membuat Rasha berdecak sebal.

Rasha ikut turun dan mengikuti Ray di belakang. Mereka berdua memasuki minimarket tersebut.

Ray menuju ke daerah minuman. Sedangkan gadis itu hanya ikut saja. Namun kedua matanya melihat beberapa deretan snack.

"Wah kesukaan gue ini"

Ray langsung menoleh yang dituju oleh Rasha. Cowok itu mengambil satu yang sama dipegang oleh gadis tersebut.

"Gue bayarin" Ray langsung menuju ke kasir sembari membawa minuman yang tadi dia ambil.

"Eh eh biar gue bayar sendiri" pekik Rasha cepat-cepat menghampiri cowok tersebut sebelum dia membayar snack itu. Namun telat, Ray sudah selesai transaksi.

"Telat. Nih bawa. Ayo pulang" ucap cowok itu.

"Berapa harganya biar uang Lo gue ganti"

"Ngga usah, itu buat lo semua. Btw lo suka susu rasa pisang kan"

Rasha segera melihat ke dalam kantong plastik dan benar saja ada susu kotak rasa pisang disana. Dia heran sejak kapan cowok itu tau kalau dia suka susu Rasha pisang?, Pikirnya.

"Gue tau karena gue pernah denger lo ngomong bahwa lo suka susu rasa pisang" seakan paham dengan pikiran gadis tersebut Ray pun menjelaskan.

"O-oh gitu" Rasha mengangguk ragu.

Tunggu kenapa dia gugup.

Rasha tertegun. Dan merasa aneh pada dirinya. Kenapa jantungnya berdetak kencang seperti ini?

To be continued.

ADIKKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang