20 - LOVE BIRDS

92 15 0
                                    

J POV

Bagaimana pagimu bisa lebih baik dari ini ?.

Menatap mata Vale yang masih mengantuk , tapi tetap sangat cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menatap mata Vale yang masih mengantuk , tapi tetap sangat cantik. " masih mengantuk ? " tanyaku, wanita itu mengangguk sebelum mengeratkan pelukan nya dan membenamkan wajahnya di dadaku yang tidak tertutup sehelai benang pun saat ini.

" Kau lelah ? " tanyaku membuatnya mendongak dan menatapku tajam. " kenapa kau mengundang begitu banyak orang semalam ? kakiku pegal , aku tidak ingin turun dari tempat tidur rasanya " keluhnya membuatku terkekeh. Tidak turun dari tempat tidur terdengar sangat menyenangkan.

" tidak masalah " ucapku menatap kedalam maniknya penuh arti. Aku menarik wajah vale mendekat dan menciumnya tanpa aba-aba.

 Aku menarik wajah vale mendekat dan menciumnya tanpa aba-aba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kita tidak perlu turun dari tempat tidur setelah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kita tidak perlu turun dari tempat tidur setelah ini.





VALE POV

KEESOKAN HARI NYA.

Pemandangan pagi yang sempurna.

Aku mengamati Jevin yang sedang duduk di  meja makan dari balik jendela dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengamati Jevin yang sedang duduk di meja makan dari balik jendela dapur. Kenapa suamiku bisa begitu tampan , batinku. Detik berikutnya aku menertawakan tingkahku barusan yang benar benar seperti anak abg. kau berlebihan vale, hentikan dan lanjutkan masakanmu dengan baik, batinku mencoba kembali berkonsentrasi.

Baru saja aku mengambil tepung ditanganku ketika merasakan sesuatu melingkar dipinggangku. Jevin, pria itu memelukku dari belakang dan menyandarkan dagunya di pundakku. " morning " bisiknya membuatku bergidik.

Jevin membalik tubuhku menghadapnya dan tersenyum. Klik! jenis senyum yang sangat menakutkan , akan terjadi sesuatu setelah ini , aku yakin . . .

Detik berikutnya pria itu menaraik pinggangku mendekat, menghapus jarak diantara kami, dan mempertemukan bibir kami, menciumku. Aku melepas tepung dalam genggaman tanganku dan mengalungkan lenganku di lehernya, membuat beberapa bagian wajahnya memutih karena tepung di tanganku, meski begitu pria ini tidak menghentikan ciuman nya dan malah menciumku dengan semakin menuntut.

 Aku melepas  tepung dalam genggaman tanganku dan mengalungkan lenganku di lehernya,  membuat beberapa bagian wajahnya memutih karena tepung di tanganku,  meski begitu pria ini tidak menghentikan ciuman nya dan malah menciumku  dengan semakin menu...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mencoba mengumpulkan kesadaranku sebelum pertahananku runtuh. Aku menurunkan lenganku dan mendorongnya mundur. " kau " dengusku menatapnya dengan nafas tersenggal. Pria itu terkekeh. " pergilah . . ." usirku mendorongnya keluar.

Kalau aku tidak segera menghentikan nya, entah apa yang akan terjadi pada kami disini.

- - -

" whoaa . . ." ucapnya tidak bisa menyembunyikan kekaguman didalam ekspresinya begitu aku mengeluarkan menu sarapan dan menaruhnya diatas meja dengan rapi.

" ucapnya  tidak bisa menyembunyikan kekaguman didalam ekspresinya begitu aku  mengeluarkan menu sarapan dan menaruhnya diatas meja dengan rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku duduk disampingnya dan mencoba mengambilkan piring untuknya ketika pria itu tiba tiba mengarahkan wajahnya menghadapku lebih dekat.

Wajah kami hanya berjarak beberapa centi, membuat pria itu dengan mudah  menjangkau bibirku kapapanpun, dan mendaratkan kecupan berkali-kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah kami hanya berjarak beberapa centi, membuat pria itu dengan mudah menjangkau bibirku kapapanpun, dan mendaratkan kecupan berkali-kali. Aku tertawa sebelum mendorongnya.

" makanlah , tolong . . ." ucapku skeptis, mencoba menyembunyikan wajahku yang sudah sangat memerah saat ini.

CEO'S SECRET (COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang