"Tak masuk akal."
Zaki berdiri di depan kuburan yang tak bertanda selain sebuah batu nisan. Cahaya bulan setengah membagi penerangan sekadarnya di atas taman pemakaman umum itu, sedikit lebih terang dari pada penataan cahaya film-film yang diadaptasi dari novel Stephen King.
"Apa yang tertulis di situ?" tanya Yusak dari jauh, terlalu takut untuk mendekat. Zaki membungkuk, memperhatikan nisan dengan teliti. Tanahnya masih lunak, pertanda kuburan itu masih baru, baru ditimbun.
"Kau yakin tidak memberitahu siapa pun?" Zaki bertanya.
"Aku tidak bilang pada siapa pun! Sumpah!"
"Lalu mengapa yang lain mati? Siapa lagi yang tahu?" Zaki melontarkan tuduhannya.
Zaki tahu Yusak 'Sansak' mulutnya bocor, tapi tidak untuk yang ini. Mereka semua berhasil menutup mulut rapat-rapat selama ini. Tapi kini, tidak ada lagi 'mereka. Yang tersisa hanya dia dan Yusak.
Dua temannya, Heri 'Herkules' dan Beni 'Bento', tewas seminggu yang lalu setelah mobil yang mereka tumpangi terjun ke dalam jurang saat melaju dengan kecepatan normal di jalan tol yang lurus dan terbakar. Anehnya, mayat keduanya tidak ditemukan.
Anggota geng mereka yang terakhir, Soni 'Sronto', adalah orang yang kuburannya berada di depannya kini. Mereka berempat yang menghabisinya, bulan lalu. Itu harus dilakukan, demi kebebasan mereka. Atau lebih lagi, demi kelangsungan hidup mereka. Sronto pantas mendapatkannya. Pengadu tempatnya di bawah permukaan tanah.
Zaki membungkuk untuk membaca tulisan di batu nisan.
"Di sini terbaring seorang yang dikhianati teman-temannya." Dia mendengus.
Di bagian bawah, ada lebih banyak lagi tulisan.
"Di sinilah terkubur tubuh pengkhianatnya--"
Tenggorokannya tercekat. Tertulis di bawahnya dua nama: 'Heri' dan 'Beni'.
"Sansak! Kita harus segera minggat dari sini!" serunya sambil terhuyung mundur. Dia menoleh dan melihat Yusak berlutut dan menatap wajahnya—hanya saja tidak ada lagi wajah Yusak. Tempat di mana muka dan kepalanya berada, digantikan oleh air mancur darah dari lehernya.
Bunyi derit mencicit karena sesuatu digores membuat Zaki yang masih shock menoleh. Apa yang dilihatnya membuatnya ketakutan setengah mati.
Sebuah tangan tak terlihat mengukir nama Yusak di batu nisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan di Dinding (Kumpulan Cerita Misteri)
HorrorGenre misteri mempunyai penggemar sendiri. Buku ini merupakan kumpulan cerita pendek misteri karya Ikhwanul Halim. Jangan dibaca kalau sedang sendirian!