Kematian selalu mengejutkan. Kejutan yang tidak menyenangkan.
Tak peduli berapa banyak waktu yang kamu persiapkan. Apakah disebabkan oleh kanker yang menyebar bagai racun yang bekerja perlahan di pembuluh darah atau tiba-tiba tewas karena serangan jantung, kamu tidak pernah siap untuk kenyataan bahwa seseorang yang sedang bersamamu mendadak pergi detik berikutnya.
Mereka yang tak terdampak akan menyodorkan penghiburan, sebenarnya lebih untuk kenyamanan mereka daripada kenyamananmu, kalimat contekan seperti, "Yang terjadi merupakan takdir Tuhan, semoga keluarga yang ditinggalkan kuat dan tabah," atau "Tuhan bekerja dengan cara yang misterius untuk menguji hamba-Nya". Kalimat-kalimat kosong yang tidak membantu sama sekali.
Mereka tidak memberi tahu bagaimana kamu harus bertindak, atau apa yang seharusnya kamu rasakan, atau apa yang terjadi selanjutnya. Tidak ada yang memberi tahumu apa yang harus dilakukan saat bapak tiri yang merawatmu sejak kecil meninggal. Bahkan jika mereka pernah mengalaminya sebelumnya, bahkan jika mereka pernah kehilangan orang tua atau anak mereka sendiri atau hewan peliharaan kesayangan, tidak ada satu orang pun yang akan duduk di hadapanmu, menatap matamu dan berkata, "Inilah yang harus kamu lakukan."
Tidak ada yang memberi tahu bagaimana menangani mimpi di mana dia masih hidup hanya untuk bangun beberapa jam kemudian dengan keringat dingin membasahi punggung, membasahi seprei dan tembus ke kasur pegas di bawahnya. Tidak ada yang memperingatkanmu tentang bagaimana setiap laki-laki di jalan terlihat seperti dia dari belakang, membuat tenggorokanmu tercekat bagai tersumbat lahar panas, sampai mereka menoleh dan ternyata kamu salah. Bukan dia. Bukan juga dia.
Tidak juga ada yang memberi tahu betapa sulitnya menjaga rahasia, bara kecil yang menyala di dalam jiwamu yang tahu bahwa kamu senang dia sudah mati, Kamu senang dia sudah mati karena semuanya sudah berakhir dan dia tidak bisa menyakitimu lagi.
Bertahun-tahun berpura-pura itu tidak terjadi, mencoba memadamkan api kebencian di jiwamu... semuanya sia-sia, dan tidak ada yang akan memberi tahumu mengapa.
Tidak ada yang bisa menjelaskan bagaimana dunia mulai terlihat seperti film hitam putih yang bisu dan aneh. Semua orang berpakaian hitam dengan wajah pusat pasi menangis tersedu di pemakamannya. Bagaimana satu-satunya cara kamu tidak tertawa seperti orang gila karena lelucon konyol kesedihan palsu itu, adalah dengan menancapkan kukumu ke telapak tangan sampai berdarah.
Semua orang yang mengira mereka mengenalnya, yang tidak pernah mengenal monster yang bersembunyi di bawah kulitnya, menyentuh bahumu dengan wajah bertopeng belas kasihan menghibur alakadarnya dengan kata-kata, "dia akan selalu ada bersamamu". Bagaimana mereka bisa tahu? Bagaimana mereka bisa tahu dia selama ini bersamamu, pintu kamar tidurmu berderit dan secercah cahaya yang jatuh ke tempat tidurmu, bagaimana hal itu membuat perutmu mual, dahimu ditetesi keringat dingin ketakutan karena kamu tahu apa yang akan datang? Kamu tahu apa yang akan terjadi, namun tidak ada cara untuk menghentikannya?
Oh ya, dia akan selalu bersamamu, itu sesuatu yang sudah kamu ketahui.
Tapi tidak ada yang memberitahumu apa yang akan terjadi selanjutnya. Apa yang harus dilakukan ketika kamu sendirian pada akhirnya, mengetahui pintu kamarmu tidak akan pernah terbuka seperti itu lagi karena dia sudah pergi.
Tidak ada yang memberitahumu apa yang harus dilakukan saat itu terjadi.
Maka kamu berbaring di sana, membeku. Tubuhmu basah kuyup oleh keringat dingin ketakutan, menunggu apa yang terjadi sekarang, karena apa yang kamu katakan pada dirimu tidak pernah terjadi, bagaimana kamu sekuat tenaga meyakinkan dirimu tidak pernah terjadi, sudah kembali dan berada di depan pintu kamarmu dan dia tahu bahwa kamu belum lupa.
Tidak ada yang memberitahumu apa yang harus kamu lakukan ketika bapak tiri yang merawatmu sejak kecil meninggal, dan tidak ada yang memberitahumu apa yang harus kamu lakukan ketika dia kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan di Dinding (Kumpulan Cerita Misteri)
HorreurGenre misteri mempunyai penggemar sendiri. Buku ini merupakan kumpulan cerita pendek misteri karya Ikhwanul Halim. Jangan dibaca kalau sedang sendirian!