8

471 63 0
                                    






Minhee memukul bahu yunseong saat pemuda itu menepuk bokongnya. Masih sakit padahal sudah tiga hari lalu.


"Galak banget sih hee"


"Sakit sialan, kan udah gue bilang lecet"


Minhee tak mau naik motor, alhasil yunseong ikut minhee ke halte. Mereka diam dengan yunseong memainkan jemari si manis.


"Bentar lagi bakal sibuk banget kita"


"Iya, jangan lupa cari bimbel"


Yunseong menatap minhee, "lo kan enggak bimbel. Gue juga nggak, lagian udah ada jam tambahan"


"Gue kan nggak bisa, lo bisa. Kenapa sih  batu banget, dibilangin yang bener juga"


"Gimana kalo kita belajar bareng aja?"


"Nggak! Lo pasti jebak gue mulu kaya kemaren"


"Gue ke tempat lo belajarnya, gue bantuin jaga minimarket sebagai ganti"


"....ok"


Yunseong mengusak rambut minhee, senang. Mereka lalu lanjut mengobrol bahas minat jurusan yang harus dipilih minggu depan.





















Minhee menata minuman isotonik, melirik ke yunseong yang ikut membantu juga menjawab pertanyaan felix.


"Yunseong baik ya"


"Iya, bibi" bibir minhee berkedut, ia tak akan lupa perlakuan yunseong kepadanya dulu, tak ada yang tahu.


"Dia cuma pengen sama kamu, bukan karena belajar"


Soojung tersenyum lembut melihat minhee menghela nafas. "Dia pinter, cuma malas"


"Oh iya hee, tadi ada yang nitipin kartu nama ke bibi. Katanya kakak kamu dipanti dulu"


Minhee menerima benda pipih itu, "kak wooseok"


"Bener kakak kamu?"


"iya, salah satu anak tertua dulu. Kaya apa ya sekarang"


"Dia juga bilang suruh kamu hubungin"


"Iya bi, minhee kangen banget sama dia"


Soojung meletakkan telunjuk ke dagunya. "Mungkin dia nggak sengaja liat kamu, tapi baru sempet ngasih"


"Iya"


Pasti wooseok sudah menikah bahkan punya anak. Minhee lalu lanjut bekerjam sambil tersenyum hangat terbayang masa kecil dipanti dulu.






.






Avenge | Hwangmini✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang