Minhee menatap soojung melas, wanita itu tersenyum sungkan namun juga gemas dengan ekspresi karyawannya.
"Cuma 4 hari, minhee"
"Minhee kan bisa buka sendiri pas sore, sayang kalau tutup"
"Nggak, anggep aja liburan buat persiapan kamu ujian akhir. Kamu butuh banyak istirahat"
"Bibi~"
Soojung tersenyum, ia menepuk kepala minhee lalu masuk ke taxi yang sudah menunggu, felix menyusul memasang wajah mengejek ke minhee. Mereka harus mengunjungi nenek yang sudah sakit selama seminggu.
Setelah taxi pergi, mobil yunseong muncul. Empunya sumringah sekali menjemput minhee.
"Pasti lo kongkalikong sama bibi soojung kan?"
"Baru sampai difitnah"
"Ya terus mana ada bibi titipin gue ke lo begini"
"Yaudah yok ah, bawel"
Minhee masih memakai seragam sekolah makin merengut, bahkan ia diam saja walau sadar hanya membawa diri dan ponsel.
4 hari di apartement yunseong, mampus.
Yunseong kembali duduk disamping minhee. Dia habis mencukur bulu halus didagu, minhee teriak-teriak karena risih saat yunseong iseng saat menggesekkan dagu ke lehernya.
Sekarang yunseong bebas mendusalkan wajah ke kepala atau leher minhee. Yang ditempeli diam saja asik bermain media sosial, tak lupa memasukkan barang online ke troli tanpa tahu kapan akan beli.
"Hah, belajar lagi kali ya. Bosen main hape" minhee meluruskan kaki ke meja.
"Kok bosen, kan ada gue"
"Kan kita nggak ngapa-ngapain"
Yunseong tersenyum, meraih kepala minhee lalu mengecup ke pipi. Minhee sempat blank sebentar lalu berusaha santai kembali.
"Gimana kalau kita main ps? Yang menang bebas grepein"
Minhee berjengit, suara yunseong tepat disamping telinganya. Namun dia tak takut, dia pasti bisa mengalahkan yunseong.
"Kalau yang menang gue? Bebas kan mau ngapain lo?" Tanya minhee dengan semangat.
"Ok, asal yang pertama tadi gue"
Yunseong tahu jika minhee pintar, namun tak menyangka pemuda cantik itu juga pintar bermain game. Dia harus rela jika wajah tampannya hancur, senjata minhee adalah spidol dan stabilo.
.