Servants Of Daddy And Enemies

5.9K 198 10
                                    

"Atas perintah siapa kau melakukan ini?" Tanya Gisella dengan pistol yang di arahkan ke pelaku penembakan Monika.

Sekarang pelaku penembakan itu dalam keadaan terikat di kursi dengan wajah dan tubuh penuh luka. Bahkan hidung dan pelipisnya mengeluarkan darah tanpa henti.

"Ti-tidak a-a-ada perintah a-apapu-n." Ucap pelaku itu terbata-bata karena menahan rasa sakit di tubuhnya.

Tiba-tiba pintu ruangan pun terbuka dan menampakkan Gabriel yang sudah berdiri tanpa ekspresi.

"Lakukan saja, kita sudah tidak memerlukannya." Ujar Gabriel menatap tajam orang yang menjadi pelaku penembakan kekasihnya.

"Apa kau sudah mendapatkan buktinya Gab?"

"Ya, dan sekarang kita tidak membutuhkan orang yang tidak berguna ini."

"Baiklah, setidaknya aku tadi sudah memberikan kesempatan." Gisella menatap datar dan meletakkan pistolnya di kepala pelaku itu.

Dorrr!

Cipratan darah karena penembakan itu mengenai wajah cantik Gisella.

Setelah itu Gabriel segera merangkul adik perempuannya itu. Gabriel tau Gisella tidak pernah ingin membunuh siapapun tapi karena tuntutan keluarga yang mengharuskan membunuh siapapun yang mengancam keselamatan Ratu.

Menjaga Ratu adalah kewajiban keluarga Kingston. Gisella sangatlah benci darah tapi dia berusaha keras untuk bisa menahannya.

"Gisella!" Teriak Kevin yang sudah berdiri tidak jauh dari Gisella dan Gabriel berada.

"Bagaimana bisa kamu menemukan ku di sini?" Tanya Gisella yang bingung.

"Aku sudah mengatakannya padamu, jangan pernah pergi tanpa seizin ku Sella!" Bentak Kevin sembari mengguncang tubuh Gisella.

"Hentikan! Kau menyakitinya!" Ujar Gabriel dengan menahan tangan Kevin. Tapi Kevin malah mendorong Gabriel agar menjauh tidak mengganggu dirinya dan Gisella.

"Kenapa kamu tidak mendengarkan aku Sella? Apa kau belum sepenuhnya mempercayaiku?." Kevin memegang tangan Gisella lembut.

Sedangkan Gisella menghela nafas pela dengan tangan yang terulur ke wajah Kevin, Gisella mengelus pipi Kevin dengan penuh kasih sayang. Kemudian Gisella mencium lembut bibir Kevin.

"Maafkan aku, aku hanya khawatir dengan keadaan kakak ku dan Monika. Kamu pasti tau ini masalah kerajaan yang tidak boleh diketahui oleh orang luar." Ujar Gisella menjelaskan agar Kevin mengerti.

"Tapi aku sangat khawatir Sella, kamu bisa saja terluka kapan saja dan itu yang aku takutkan." Kevin menarik tubuh Gisella ke dalam dekapannya.

Kevin dan Gisella saling berpelukan untuk menenangkan perasaan mereka berdua. Kevin sangat takut jika terjadi sesuatu yang buruk pada Gisella.

Kemudian Kevin mengangkat tubuh Gisella ke dalam gendongannya. Gisella pun mengaitkan tangannya di leher Kevin dengan mata yang tertutup.

"Biarkan Gisella ikut dengan ku." Ujar Kevin pada Gabriel.

"Hahh...baiklah, tapi kau harus ingat berikan dia obat penenang. Karena dia akan mengalami serang panik setelah menembak seseorang." Gabriel hanya bisa membiarkan Kevin membawa Gisella.

Gabriel mengelus kepala Gisella ketika Gisella sudah tertidur di dalam gendongan Kevin. Gabriel tau bahwa Gisella sekarang sangatlah ketakutan tapi Gisella pandai untuk menyembunyikannya.

"Baiklah, sekarang kau juga harus melihat keadaan tunanganmu." Setelah itu Kevin segera membawa Gisella pergi dari markas Kingston.

Di sebuah ruangan yang berbeda terlihat suasana mewah memperlihatkan seorang perempuan berdiri membelakangi yang hanya menutup bagian tubuh depannya hanya dengan selimut, tangan kanannya sembari menggoyangkan gelas yang berisi wine berwarna merah.

The Dark Incident [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang