Happiness Is Simple

3.8K 143 12
                                    

"Keadaan Gisella sekarang sudah lebih membaik. Hari ini Gisella boleh pulang." Ujar Bella sembari tersenyum pada Gisella.

"Syukurlah, aku sangat senang mendengarnya." Kevin mencium pucuk kepala Gisella.

"Terima kasih Bella, kamu sudah merawatku hampir satu bulan ini." Gisella sangat bersyukur memiliki teman seperti Bella yang merawatnya dengan baik.

"Ini sudah menjadi tugasku sebagai dokter, sekarang nikmatilah waktu kalian berdua." Ucap Bella tersenyum dan berjalan keluar dari ruangan Gisella.

Saat Bella keluar, tiba-tiba tangannya di cekal oleh Edgar. Bella yang mengetahui hal itu langsung menghempaskan tangan Edgar begitu kasar.

Edgar menatap Bella penuh kerinduan, sorot mata yang kesepian terpancar di mata Edgar. Sedangkan Bella menatap Edgar dengan kekecewan dan rasa sakit.

"Bella, pulanglah ke rumah bersama ku." Edgar berusaha menggenggam tangan Bella, tapi Bella selalu saja menghindar.

"Aku sudah mengatakan berulang kali, aku tidak ingin bersamamu lagi! Kamu sangat egosi Ed. Hati ku sangat hancur ketika bersamamu."

"Aku akan memperbaiki semuanya Bella, tolong maafkan aku."

"Sudah cukup, jangan mengganggu ku lagi." Bella pergi meninggalkan Edgar yang menatapnya dengan sendu.

Sedangkan di dalam ruangan, Gisella dan Kevin mendengar dengan jelas pertengkaran Edgar dan Bella.

Kemudian Kevin menekan tombol untuk mengunci pintu secara otomatis. Kevin melepaskan kemejanya , setelah itu Kevin merebahkan tubuhnya dengan Gisella yang berbaring di atas tubuhnya.

"Kev, kenapa mereka bertengkar? Selama aku dirawat di sini, wajah Bella terlihat murung. " tanya Gisella sembari menyentuh pucuk dada Kevin dan menciumnya lembut.

"Aku tidak tau pasti, tapi mereka bertengkar karena Bella mengajukan tuntutan cerai pada Edgar." Gisella seketika terkejut mendengar apa yang di ucapkan oleh Kevin.

"Apa Edgar berselingkuh?"

"Tidak mungkin, karena Edgar hanya mencintai Bella. Meski aku membawa perempuan bertelanjang di depan Edgar dia tidak akan memilih perempuan itu."

"Benarkah? Aku sungguh tidak percaya."

"Aku tidak bohong, dulu aku pernah mengirim perempuan tanpa pakaian ke  apatementnya. Apa kamu tau, apa yang dilakukan oleh Edgar?"

"Tidak, apa yang Edgar lakukan?" Gisella menjadi sangat penasaran.

"Dia menyiram perempuan itu dengan air dan melemparkannya dengan garam. Dia hanya bisa tertarik pada Bella, dia sudah menyukai Bella semenjak berumur 8 tahun. Kami bertiga adalah teman sejak kecil." Ucapan Kevin membuat Gisella terperangah.

Kevin tertawa melihat wajah lucu Gisella, tangan Kevin mengangkat tubuh Gisella lebih ke atas dengan hati-hati.

Karena Kevin tidak ingin menyakiti Gisella dan anaknya yang di dalam perut. Tangan Kevin menarik baju terusan Gisella dan melemparnya ke lantai.

"Sella, aku akan mengatakan semuanya padamu tentangku dan aku harap kamu tidak akan meninggalkan."  Kevin merubah posisinya untuk duduk dan sekarang Gisella duduk di atas pangkuannya.

"Katakanlah, aku akan mendengarnya dengan baik." Ucap Gisella dengan senyuman manisnya.

"Sebelum kita bertemu  aku sangatlah laki-laki yang buruk. Aku selalu bermain wanita dan minum alkohol. Tapi semenjak insiden yang mempertemukan kita, aku seakan terkunci. Kehidupanku seketika berubah dan hanya tertuju padamu Sella." Kevin mencium pundak Gisella dan mulai turun ke belahan dada Gisella.

The Dark Incident [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang