PART 26

90 10 0
                                    

     Bara yang baru saja pulang ke rumahnya, bertemu Cattalia yang            sedang duduk menangis di sana.

Cattalia menyeka air matanya, "Maaf, saya gak bilang dulu kalau mau ke sini."

"Gak apa-apa, kamu sudah makan?" Tanya Bara.

Cattalia menggeleng pelan, "Saya harus pulang," Ucap Cattalia seraya bangkit dari duduknya.

"Tolong kabari saya lagi mengenai Arga." Bara terdiam sejenak, kemudian mengangguk pelan.

"Saya permisi." Bara melihat punggung Cattalia yang pergi meninggalkan rumah.

Rasanya sesak, ia masih menyayangi wanita itu–

Wanita yang bukan miliknya lagi.

Karena keegoisannya di masa lalu, Cattalia meninggalkan rumah, meninggalkan mereka.

Dengan mata berkaca-kaca, Bara bangkit dari duduknya dan pergi menuju kamarnya.

     Arga menatap sebuah potret yang menampilkan begitu bahagianya sebuah keluarga. 

"Bohong. Mama bilang, mama gak akan tinggalin Arga. Semuanya bohong." Ucapnya lalu memasukkan kembali foto itu ke dalam laci meja belajarnya.

Tok.tok.tok

"Arga, papa mau bicara."

"Masuk aja."

Bara memasuki kamar Arga dan duduk ditepi kasur.

Bara membuka suaranya,

"Mama kamu perlu tahu kondisi kamu, makanya papa hubungi."

Arga diam, pandangannya menuju langit mendung yang terlihat dari jendela kamarnya.

"Papa minta maaf, soal semua yang sudah terjadi. Dan papa minta maaf karena tidak memberitahu kamu pada awalnya. Tapi mau sampai kapan kamu hidup seperti itu? Sama saja kamu menyakiti dia."

"Kamu hidup dalam penyesalan tak berujung. Arga, percayalah dia pasti ingin melihat kamu hidup bahagia."

Arga menoleh, menatap Bara.

"Kenapa harus dia sih pah? Kenapa harus miliknya? Arga ngerasa-"

"Arga, dengar.." Bara bangkit dan menghampiri Arga.

"Kami sebagai orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya, kami tau kami salah, kami egois. Tapi terlepas dari semuanya, itu pilihan dia. Dia merelakan sesuatu yang berharga di hidupnya untuk kamu, kenapa? Agar kamu bisa terus melanjutkan hidup kamu Arga. Dia hanya ingin kamu bahagia."

"Tapi apa arti bahagia tanpa ada dia? Papa tau? Dia yg selalu nemenin Arga ketika kalian sibuk, dia yang kasih Arga semangat untuk terus menjalankan hidup. Tapi apa nyatanya? Arga mengkhianati dia dengan merampas hidupnya.

"Semua yang terjadi tidak bisa diperbaiki lagi, sekarang yang bisa kita lakukan adalah belajar menerima keadaan, berdamai dengan semuanya, dan memulai hidup baru. Serta jangan lupa untuk mendoakan yang terbaik untuknya."

Arga hanya diam menunduk, Bara pun pergi meninggalkan kamar itu.

- - -

     Hari ini adalah hari ke-2 menjalankan ujian nasional, Milly yang telah tiba disekolah pun langsung memasuki ruang kelas.

"Belum dateng." Batin Milly melihat ke seluruh penjuru kelas, mencari Arga tentunya.

Sepuluh menit kemudian bel berbunyi, tak lama setelah itu pengawas pun datang.

AMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang