1. Kembali

3.9K 222 45
                                    

Halo, kalian semuaaa.

Bagaimana, seberapa kangennya kalian dengan Reon?
Mau langsung baca saja? Oke, silakan dinikmati ceritanyaa~

Reon : Semoga pas baca cerita ini Kakak terhibur dan senyum, biar Reon ikutan seneng. Hihi~

.

.

.

Masih ingat hari pertama Reon sekolah? Saat dia menangis dan minta pulang? Ya, setelah kejadian itu Reon tidak bersekolah dalam waktu yang cukup lama. Mungkin saat itu Reon sangat terkejut dengan apa yang ia alami di hari pertama sekolah. Sebagai gantinya, Shion dan Ran yang mengajar Reon selama ia berada di rumah.

Dan pada akhirnya setelah tiga atau empat Minggu sejak kejadian itu, dengan kekuatan bujukan dari Shion, Ran, terutama Leon, si little mochi bersedia untuk bersekolah lagi. Yeeyy! Tentu saja membujuk Reon itu tidak mudah. Ia bahkan menolak mentah-mentah tawaran Shion yang akan membelikannya stroberi dua dus hanya agar Reon mau berangkat sekolah.

Sungguh hal yang sangat tidak normal jika Reon sampai menolak stroberi. Kalian tahu sendiri bagaimana cintanya Reon terhadap stroberi, tetapi ia menolaknya! Dapat dipastikan bahwa keluarga Gerald sedang tidak baik-baik saja.

Uh, sedih.

“Besok ‘kan Reon sudah sekolah, tasnya sudah disiapin belum?” tanya Shion kepada Reon yang sedang asik menonton kartun.

Lima detik kemudian, Reon baru membalas pertanyaan Shion. “Sudah, Papa.” Reon pun berlari ke kamarnya, meninggalkan acara kartun favoritnya yang kebetulan sedang iklan.

Tidak perlu waktu lama, Reon pun kembali sembari membawa tas miliknya. Tas sekolah berwarna biru muda yang bergambar seorang anak laki-laki dan lima kucing serta bertuliskan I Love Cats. Reon memerlihatkan tasnya kepada Shion.

“Papa, ini tas Reon!” ucapnya dengan semangat. Shion tersenyum dan mengambil tas itu.

‘Kenapa ringan?’ batin Shion bertanya-tanya. Ia kemudian menatap Reon yang ternyata sudah duduk anteng di sampingnya. Reon kembali fokus kepada acara kartun kesukaannya.

Karena penasaran, Shion pun membuka tas Reon dan astaghfirullah … tasnya kosong tidak berisi. Benar-benar kosong, Shion pun sampai kaget. Ia sudah mengecek seluruh bagian tas Reon dan ia tidak bisa menemukan apapun. Shion pun mencoba bertanya kepada anak bungsunya.

“Reon, kenapa tasnya kosong?”

Reon menatap Shion dan membuat raut wajah bingung. “Memangnya harus diisi, ya, Pa?”

Shion antara mau tertawa atau mencubit pipi Reon karena gemas. “Iya, sayang. Nggak mungkin ‘kan kalau ke sekolah nggak bawa buku atau alat tulis yang lain.”

Reon tidak mengerti maksud Shion. Ia pun bertanya lagi. “Kemarin Papa bilang kalau Reon harus siapin tas Reon karena bentar lagi sekolah. Terus Reon udah siapin, tapi kenapa Papa protes karena tasnya kosong? Papa nggak nyuruh Reon buat isi tasnya. Reon salah, ya, Pa.” Reon sudah hampir menangis.

“E-Enggak, Reon. Anak Papa nggak salah, kok. Ini salah Papa karena nggak nyuruh Reon nyiapin buku sama keperluan yang lain,” jawab Shion sadar diri.

“Reon nggak salah, Pa?” tanya Reon lagi. Hanya untuk memastikan.

“Enggak, Reon nggak salah. Kalau gitu mau Papa bantu siapin buku-bukunya?”

Lagi-lagi Reon bingung dengan Shion. “Tadi Papa bilang kalau Reon harus siapin buku sama alat tulis yang lain, tapi sekarang Papa bilang kalau Reon cuma harus siapin buku aja. Yang bener mana, Pa? Reon bingung.” Reon berkata dengan wajah polosnya yang terlihat memelas.

Daily Life Reon Gerald 2 (SELESAI) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang