Prolog

526 47 0
                                    

⚠️warn!⚠️
violence, bullying, alcohol

Gun Atthaphan, Seorang lelaki mungil yang cerdas. Kecerdasannya bisa dibilang melebihi orang rata-rata. Terbukti dengan dirinya yang merupakan siswa akselerasi sekaligus peraih beasiswa.

Ia hidup bersama kakeknya, orang tuanya sudah pergi menemui Tuhan semenjak Ia kecil. Begitupun neneknya. Ia seorang anak tunggal, sehingga tak ada orang lain yang hidup dengannya kecuali sang kakek. Kakeknya pun sudah cukup tua, beliau bekerja sebagai pengantar koran dan susu setiap pagi. Terkadang juga bekerja sebagai kuli bangunan ketika ada yang membangun rumah.

Gun tau, tak selamanya Ia bisa mengandalkan kakeknya. Kakeknya sudah tua, maka dari itu dirinya memutuskan untuk bekerja paruh waktu di sebuah restoran. Sebagai pelayan.

Ia bersekolah setiap pagi sampai siang, setelahnya Ia akan bekerja hingga pukul 8 malam. Kakeknya sempat melarangnya bekerja, namun setelah Ia mengeluarkan berbagai macam alasan, akhirnya Kakek memberinya izin.

"Heh pendek, lo tuh tuli apa gimana? Gua bilang minum ya minum!" Gun terkejut akibat bentakan yang didengarnya. Ia hanya bisa menunduk takut, berharap segera di bebaskan, walaupun itu tidak mungkin sebelum Ia meminum gelas di hadapannya.

Gun baru menginjak kelas akhir di SMA. Bagaimana bisa orang itu memaksanya meminum minuman beralkohol, di sekolah.

"Minum!" Orang itu mengangkat gelas nya ke hadapan Gun.

"Pegang! minum bodoh!" Memaksa Gun untuk segera menenggak minuman itu.

Gun menggeleng kuat. Tubuhnya bergetar ketakutan.

Orang itu menendang kaki belakangnya, membuat Gun kehilangan keseimbangannya. Gun jatuh terduduk.

"Buka mulut lo!" Orang itu menjambak rambutnya. Dua orang lainnya yang ada dibelakang orang itu hanya melihat tanpa ada niatan membantu Gun.

"Gua bilang buka, ya buka!" Bentaknya lagi.

Mau tak mau Gun membuka mulutnya, memejamkan matanya erat. Ia bisa merasakan bagaimana cairan pahit itu menelusuri lidah sampai keronkongannya.

"Telan!" Gun menelan dengan susah payah. Ia ingin muntah.

"Gitu dong anak manis," Ucap orang itu lagi, Ia menepuk nepuk pelan kepala Gun.

"Pergi sana" Orang itu menendang kaki Gun.

Gun sebisa mungkin berdiri dan berlari, meninggalkan gudang sekolah secepat mungkin.

"Off, gua rasa yang lo lakuin tadi keterlaluan" Ucap salah seorang lainnya.

"Keterlaluan gimana? Dia pantes dapetin itu, lagian siapa suruh bocah miskin berani-beraninya numpahin jus ke sepatu kesayangan gua"

"Tapi Off, dia juga su--"

"Oh jadi lo udah belain dia sekarang?"

Temannya terdiam.

Off Jumpol, lelaki dengan segala kekuasaan yang Ia punya. Lelaki dengan tingkat keegoisan yang tinggi, Ia tak pernah mau merasa kalah. Ada alasan dibalik itu semua. Ayahnya adalah seorang penguasa, keluarganya adalah konglomerat yang sudah dikenal banyak orang.

Pun mengenai sekolah, sekolah ini milik ayahnya. Maka dari itu Ia tak segan melakukan apapun yang diinginkannya. Guru-guru pun tak ada yang berani melarang bahkan menegurnya, takut jika mereka akan kehilangan pekerjaan, seperti teman-teman mereka sebelumnya.

-----------

Ini kisah perjuangan mereka berdua, sama-sama berjuang di jalan yang berbeda. Di waktu yang berbeda pula.

zničenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang